Part 24 - Cuti

21.9K 2K 256
                                    

"Tolong Anda segera pergi dari apartemen saya. Saya nggak bohong sedang sakit. Anda udah tahu keadaan saya, dokter yang Anda bawa sudah menjelaskan berapa lama lagi saya harus istirahat."

"Kamu harusnya istirahat, bukan marah-marah." Bisik Alex pelan dan mengeratkan pelukannya dengan Mauren.

Mauren diam, membiarkan Alex memeluknya seperti yang lelaki itu inginkan. Mauren tidak menyangka jika lelaki itu sampai repot-repot datang mengunjunginya. Mauren sengaja tidak merespon Alex, karena baginya lelaki itu bukan siapa-siapa lagi.

"Panggilan kamu bisa jangan kayak gitu lagi?" Bisik Alex tiba-tiba.

Tubuh Mauren mendadak kaku, membiarkan Alex memutar tubuhnya menghadap dada lelaki itu. Alex menangkup pipi Mauren lalu mengecup bibirnya lembut sambil memejamkan mata.

Sedangkan Mauren diam saja. Tidak berontak atau membalas ciuman tersebut. Pikirannya sedang kacau, mencoba mencerna permintaan lelaki yang dulu sangat berarti baginya sampai dia melakukan apapun untuknya.

"Kita bukan kayak dulu lagi." Jawab Mauren pelan mengingatkan. "Saya nggak mau dan nggak bisa."

Alex tidak menjawab, kembali mencium bibir Mauren lalu mendekap erat. "Tidur." Ucapnya.

"Tolong jangan seperti ini. Saya akan tidur kalau Anda pergi." Mauren mengusir Alex untuk kesekian kalinya.

"Aku nginap di sini." Jawab Alex singkat.

Mauren kembali terdiam, tidak bisa memejamkan mata. Pikirannya makin kacau, tidak tenang dengan keberadaan Alex di apartemennya. Sayangnya, Alex bersikukuh dengan pilihannya. Dia memejamkan mata dan mulai tidur.

Mauren memandang wajah damai Alex, meneliti dengan serius dan menemukan banyak perubahan di sana. Wajah Alex telah terbentuk tegas dan kokoh, tidak lagi seperti dulu, ketika mereka masih muda. Bakal kumis yang dulu di atas bibir Alex tidak terlihat lagi, lelaki itu mencukurnya bersih.

Mauren tidak kuat menahan ngantuk, akhirnya dia pun jatuh tidur, Pasrah saja jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti misalnya Andreas tiba-tiba pulang dan memergoki mereka di apartemen.

Sampai keesokan harinya, Alex tak kunjung pergi dari apartemen Mauren. Lelaki itu lebih dulu bangun dan memesan makanan. Mauren kaget bukan main melihat Alex telah berganti pakaian dan menyiapkan makanan di dapur.

Tidak banyak interaksi di antara mereka. Baik Mauren maupun Alex hanya bicara seperlunya saja. Sepanjang menyantap sarapan, keduanya diam membisu. Mauren merasa lebih baik, tubuhnya berangsur segar kembali.

Keberadaan Alex membuat emosi Mauren bergejolak. Memaksa wanita itu untuk bangun dari tempat tidur dan bergerak meskipun hanya dari dapur ke kamar. Tidak seperti sebelumnya, Mauren hanya bangun jika dia tidak bisa menahan lapar lagi.

Dia juga tidak selera makan sehingga tubuhnya gemetaran. Semua makanan yang dipesannya terasa hampar. Mauren membuang sia-sia, hanya menghabiskan sekitar dua suap saja.

Mauren sudah beberapa hari tidak mandi, sekarang dia merasa sangat gerah. Ingin berendam untuk menyegarkan kembali tubuhnya. Dia membiarkan Alex merapikan dapurnya karena lelaki itu melarang Mauren.

"Sebentar."

Mauren tidak tahu apa yang diinginkan oleh Alex. Lelaki itu kembali melarangnya hendak ke kamar mandi. Dia menyiapkan air dalam bath up untuk Mauren berendam, menyuruh wanita itu kembali duduk di atas ranjang kamarnya.

"Udah." Alex datang lagi ke kamar.

Mauren memandang Alex tajam. Tidak suka dengan semua yang dilakukan oleh Alex. Bikin Mauren tidak nyaman meskipun dia sedang berada di apartemennya sendiri. Seolah-olah dia sedang di tempat asing dan jauh.

"Saya bisa sendiri. Tolong Anda pulang saja." Mauren kembali mengingatkan. "Anda seharusnya tidak perlu sampai libur kerja."

"Saya juga butuh cuti." Jawab Alex tidak mau mengalah. Memaksa Mauren mengikuti keinginannyaa. Alex membantu Mauren mandi, menuntun masuk ke dalam bath up setelah wanita itu hanya mengenakan pakaian dalam.

Alex membuka pakaian Mauren yang masih tersisa dan menyiram rambut Mauren yang berminyak, memastikan semuanya basah lalu menuang sampo. Mauren akhirnya mengalah, membiarkan Alex melakukan semaunya, membiarkan Alex duduk di belakangnya sembari mencuci rambutnya dengan telaten.

"Apa yang Anda inginkan?" Tanya Mauren tidak tahan lagi. Tidak bisa tenang dengan semua yang Alex lakukan padanya.

"Melakukan apa yang kuinginkan." Alex mengangkat bahu. Kemudian dia mendekat, mengecup punggung Mauren lembut dan menjalar hingga ke tengkuk serta leher.

"Ini nggak sesuai kontrak!" Mauren mengingatkan lagi. "Saya hanya perlu memuaskan Anda. Anda tidak perlu sibuk dan repot. Saya yang akan datang pada Anda."

Wajah Alex mengeras, tidak menyukai apa yang dikatakan oleh Mauren meskipun dalam kontrak mereka tertera seperti itu. Mauren melirik sekilas, Alex berhenti menggosok punggungnya dengan sabun.

"Udah, Saya udah selesai." Mauren bicara lagi.

Alex tetap tidak menjawab, tangannya kembali menggosok tubuh Mauren. Menyiram dengan air sehingga busa berlimpah itu meluruh dari tubuh wanita tersebut.

Mereka tidak bicara setelahnya lagi. Meskipun begitu, Alex mengurusnya dengan baik. Mengeringkan rambut Mauren sampai benar-benar kering. Mauren langsung merebahkan tubuhnya setelah semua selesai.

Dia merasa sangat mengantuk dan membiarkan Alex menutupinya dengan selimut hingga dada. Alex bergabung dengannya setelah mengurus dirinya sendiri, ikutan tidur memeluk Mauren dengan erat.



***

Jakarta, 22 Maret 2021

Pepet teros sampe mampus.

Si bos cuti mendadak dong buat Mauren.

Ugh, bang! Mau lu apa sih?

Komen terbaik!

Ada sih satu lagi yang oke, selagi nama kamu belum tercacat gitu bunyinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sih satu lagi yang oke, selagi nama kamu belum tercacat gitu bunyinya.

Tapi, Alex bukan orang seberiman itu. Alex gak percaya :(

Follow ig :

- ila_dira

- iLaDira69

- _alexandervito

- Orenwidjaja

Jangan lupa komen dan taburan bintangnya, guys!

EMPTY [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang