Part 21 - Gundah

20.2K 2.2K 549
                                    

            Mauren tidak pernah lagi merasa tenang. Setiap saat dihantui rasa was-was dan diintai. Setiap pergerakannya tidak lagi bebas, dalam tidurnya saja Mauren tak bisa pulas. Semua itu sudah berlangsung selama seminggu, sejak Mauren marah-marah ingin pulang.

Dia tidak pernah lagi ke apartemen Alex, mereka juga hanya bicara seperlunya saja masalah pekerjaan. Alex tidak pernah ke ruangan Mauren, ada pun keperluannya mengenai pekerjaan, diwakilkan oleh Violet atau Biru.

Awalnya Mauren tidak ambil pusing, akhirnya dia bisa bernafas lega dan menjalani hidup normal. Bekerja sepanjang hari dan sore harinya pulang tepat waktu bersama tunangannya, Andreas.

Namun, dia tidak bisa mengabaikan Alex begitu saja. Karena, dimana pun Mauren berada, lelaki itu juga ada di sana. Meskipun mereka seperti orang asing, tidak menyapa satu sama lain, tetap saja Mauren merasa was-was.

Mauren setuju-setuju saja dengan Violet yang mengajaknya makan siang di tempat yang berbeda-beda setiap hari. Gadis ceria itu mengenalkan kawasan perusahaan dengan baik, merekomendasikan cemilan paling enak untuk sore hari sebelum pulang, mengajak makan bakso yang lagi hits ketika sudah pulang kantor dan hujan lebat menunda kepulangan mereka.

"Aku pulang. Besok hati-hati pergi kerjanya."

Andreas pamit pulang dari apartemen Mauren. Lelaki itu mengelus pipi Mauren lembut sambil tersenyum, berat harus pisah lagi karena urusan pekerjaan. Andreas sangat pekerja keras, lembur dan keluar kota lagi besok.

Salah satu alasan Mauren tidak pernah ke apartemen Alex adalah karena keberadaan Andreas. Dia tidak berani mengambil resiko, Mauren tidak sanggup menghianati Andreas lebih parah lagi.

"Hati-hati." Mauren tersenyum tipis. Dia pun sama, berat berpisah lagi dengan Andreas meskipun hanya beberapa hari saja.

Andreas menceritakan tentang pekerjaannya, meskipun dia masih baru tapi bosnya sudah mempercayakannya memegang project cukup besar. Andreas saja kaget, tidak menyangka diberi kepercayaan secepat itu.

"Bye..." Ucap Andreas keluar dari apartemen Mauren.

Mauren tersenyum dan melambaikan tangan, hanya memandang Andreas sampai menghilang dibalik bangunan. Dia mengunci apartemennya dan menghela nafas. Mauren langsung ke kamar dan mengecek ponsel.

Rupanya tidak ada gangguan dari Alex. Mauren tidak tahu harus lega atau takut. Alex justru lebih menakutkan diam seperti ini. Diam-diam tanpa ada yang tahu merencanakan hal gila yang merugikan Mauren.

Sampai keesokan harinya, ketika dia sudah sampai di kantor. Alex tetap dingin seperti biasa, Violet mengatakan Alex memang seperti itu. Tidak ada ekspresi dan kesannya sangat kejam.

Wajar saja, Violet tidak mengetahui hubungan Alex dan Mauren yang sebenarnya. Pikiran Mauren makin tak karuan, terutama pada jam pulang Alex melihat Mauren pulang bersama karyawan lain.

Mereka tidak sengaja berpapasan. Mauren menyapa sekedarnya sama seperti yang dilakukan Violet dan dua orang karyawan lainnya. Alex disambut oleh seorang supir, membuka pintu dan mempersilahkan masuk.

Dia memperhatikan Mauren dengan lirikan, menunggui wanita itu menunggu ojek online. Mauren menerima helm sambil senyum, kemudian ojek itu membawa Mauren meninggalkan gedung perusahaan. Barulah Alex menyuruh supirnya jalan pulang.

Mauren menyadari Alex tidak jauh dari belakang, dia menyuruh driver mempercepat laju. Menghindari jika Alex mengejarnya. Mauren bernafas lega ketika mobil Alex melintas berlawanan arah dengannya.

Seperti lepas dari hukuman berat, kedua bahu Mauren sampai merosot. Dia buru-buru ke apartemen begitu sampai. Mengunci pintu buru-buru saking gusarnya. Perasaan Mauren makin tak keruan.

Dia membersihkan diri kemudian memasak makan malam sederhana. Mauren makan sendirian di meja kecilnya sembari berkirim pesan dengan Andreas. Lelaki itu masih bekerja, Mauren mengingatkan untuk tidak lupa makan dan istirahat yang cukup.

Begitu selesai makan, Mauren tidak tahan lagi dengan situasinya. Dia memilih pakaian di lemari, mengganti dan bersiap-siap pergi. Sungguh, Mauren takut jika dia berlarut-larut mendiami Alex.

Dia memutuskan pergi ke apartemen Alex. Diserati dengan degupan jantung yang amat memekkan telinga. Mauren meremas kedua tangannya yang dingin begitu taksi yang ditumpanginya hampir sampai.

Mauren tidak yakin Alex ada di apartemen. Mengingat lelaki itu cukup sibuk dengan wanita dan pekerjaan. Tapi, dia nekat tanpa kabar lebih dulu.

Menimbang-nimbang hendak menekan bel atau pulang saja. Mauren cukup lama berdiri di depan pintu, sampai akhirnya dia memberanikan diri menekan bel.

Dia kaget bukan main, sampai mundur dua langkah ke belakang. Baru saja menekan bel, pintu itu sudah terbuka. Mauren menguasai diri, menundukkan sedikit kepala pada Alex yang rupanya ada di apartemennya.

Alex mempersilahkan Mauren masuk, wanita itu masih gementaran. Gelisah seperti yang dilihatnya dari kamera intercom dibalik pintu.

Alex menyeringai sehingga Mauren menahan nafas. Lelaki itu membawanya duduk di sofa, memandang beberapa saat tanpa ada suara di antara mereka.

"Maafkan saya." Mauren yang lebih dulu bicara. "Saya..."

"Sudah Selesai?" Potong Alex. Mauren langsung diam. "Cukup istirahat?"

Mauren mengangguk ragu, kemudian menggigit pipi bagian dalam. Alex mendekat dan mengelus pipinya. Mengecup pelan membuat Mauren memejamkan mata. Mauren menahan tangan Alex, ciuman lelaki itu makin intens.

Mereka membuat jarak sejenak, nafas saling menerpan dan dahi saling menempel. Alex kembali menyatukan bibir mereka, mendorong Mauren sampai merebahkan badannya di sofa. Tangannya mulai meraba tubuh Mauren dan berusaha melepaskan pakaian wanita itu.

Mauren memekik, spontan mengalungkan kedua lengannya pada leher Alex. Lelaki itu bangun dan mengangkat tubuh Mauren ke kamar. Menjatuhkannya di atas ranjang dan melanjutkan aktifitas mereka.

"Oren." Bisik Alex, membuat Mauren tersentak dan membuka mata.



***

Jakarta, 18 Maret 2021


Keknya Bang Alex kangen banget sama Oren :( :( :(



Ditunggu bintang-bintang dan komentarnya, gais :)



Follow ig

ila_dira

iLaDira69

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now