Par 26 - Gagal

19.6K 1.9K 249
                                    

Mauren menarik nafas dalam-dalam begitu membaca sebuah surat yang baru diterimanya dari Violet. Surat perintah tiba-tiba ketika Mauren habis makan siang bersama Andreas.

Wanita itu keluar dari ruangannya membawa serta surat dalam amplop kecil warna putih. Melewati Violet dan langsung memasuki ruangan Alex.

Alex berhenti mengecek dokumen di tangannya dan mengangkat kepala sembari menaikkan salah satu alisnya.

"Saya keberatan!" Ucap Mauren menunjukkan surat perintah kerja itu dengan tegas.

"Bagian mana?" Alex menyandar pada Sandara kursi.

"Ini bukan ranah saya. Bukan saya semestinya yang pergi."

"Kamu juga perlu tau. Perlu survey ke beberapa tempat untuk mengecek kondisi pasar." Jawab Alex santai.

Mauren menarik nafas dalam-dalam berusaha tetap menguasai diri. "Saya izin nggak bisa ikut." Jawabnya mengalah.

"Perusahaan tidak bisa menerima alasan apapun lagi karena nanti malam kita sudah harus jalan."

Mauren mengetahui Alex sedang mempermainkannya. Sengaja memberikan surat perintah mendadak agar Mauren bisa pergi dengannya.

Mauren dan Andreas yang sudah merencanakan beberapa kegiatan untuk beberapa hari ini dipastikan batal. Sudah lama keduanya tidak menikmati waktu berdua, mengunjungi suatu tempat wisata untuk menyegarkan pikiran serta mengeratkan hubungan antar keduanya.

"Setidaknya jangan buru-buru seperti ini!" Kukuh Mauren keras kepala.

"Saya butuh profesional kamu." Jawab Alex singkat. "Bukan kekanak-kanakan seperti ini. Mengedepankan urusan pribadi sedangkan kamu sudah menyetujui dan menandatangani kontrak."

Mauren makin geram disangkutpautkan dengan kontrak lagi. Bukan dia yang tidak patuh aturan, Alex yang selalu cari masalah dan melanggar kontrak yang dia buat sendiri.

"Segera pulang lebih awal dan bersiap-siap untuk nanti malam."

Mauren mengabaikan Alex dan keluar dari ruangan itu dengan emosi hingga ke ubun-ubun. Emosi Mauren selalu terpancing dengan apapun yang Alex lakukan. Dia sengaja mempermainkan Mauren dengan semaunya, masih sama seperti dulu. Alex tidak dewasa.

Mauren mengerjakan pekerjaan dengan cepat, setelah itu pulang lebih awal. Mau tidak mau, Mauren mengikuti perintah Alex, ikut dengannya dinas ke luar kota.

Dia mengabari Andreas dengan rasa penyesalan yang mendalam. Sejujurnya Mauren tidak rela dengan rencana mereka akan batal. Tapi, lagi-lagi Mauren tidak berdaya. Alex akan mengacaukan segalanya jika dia bersikukuh tidak mau pergi.

"Aku minta maaf. Ketemu client besok nggak bisa ditunda lagi." Jelas Mauren, tidak sepenuhnya berbohong karena urusan besok sangat genting.

Masalahnya, seharusnya bukan Mauren yang jalan. Alex akan menanganinya sendiri atau bersama Biru. Dipastikan besok Mauren hanya seperti menekin yang tak dibutuhkan.

"Masih ada hari-hari yang lain, sayang." Jelas Andreas menenangkan. "Kita bisa pergi kemana pun yang kita inginkan. Ingat, kita masih punya waktu cuti. Lain waktu kita cuti bersama."

Kedua mata Mauren sampai berkaca-kaca. Sosok Andreas yang dewasa mampu membawa Mauren berfikir jernih. Mauren mengetahui Andreas sedang kecewa karena batalnya rencana mereka. Tapi, yang Mauren dengar adalah suara dewasa nan bijak.

"Jangan nangis." Kekeh Andreas. "Kamu udah siap-siap?" Andreas bertanya dari seberang line.

"Iya, lagi beres-beres." Jawab Mauren sembari menyeka wajahnya. Dia sedang duduk di atas ranjang dengan koper kecil yang masih kosong.

"Yaudah, kamu beres-beres dulu. Nanti kabari kalau udah udah mau jalan."

Mauren terisak setelah panggilan itu sudah terputus. Dia mulai beres-beres lagi sebelum jalan. Baru saja Alex mengirimkan pesan akan menjemputnya ke apartemen.

Tiga puluh menit kemudian, Alex datang ke apartemen Mauren. Wanita itu sudah menunggu di lobby apartemen. Sehingga begitu Alex datang mereka langsung pergi ke bandara.

Sepanjang jalan tidak ada yang mulai bicara. Sesekali Alex melirik ke sampingnya, Mauren sibuk berkirim-kirim pesan dengan Andreas.

Mauren mengalihkan perhatiannya dari ponsel ketika mobil yang ditumpanginya berhenti jalan. Rupanya mereka sudah sampai di parkiran bandara. Mauren menyimpan ponsel dan ikut turun mengikuti Alex.

Mereka menggeret koper masing-masing, Alex sengaja melangkah cepat dan lebar karena Mauren terlalu sibuk dengan ponselnya.

Setelah mereka cek in dan menunggu di ruang tunggu keberangkatan, ponsel Mauren berbunyi lagi. Kali ini bukan pesan lagi, melainkan sebuah panggilan.

Mauren tersenyum dan mengusap layar ponselnya. Meletakkan pada telinga dan menyapa Andreas ramah.

"Iya, nunggu berangkat." Kata Mauren melaporkan kegiatannya sekarang. "Kamu udah pulang?" Tanya Mauren melanjutkan.

Tak luput dari perhatian Alex. Meskipun dia sibuk dengan ponselnya, lelaki itu mengetahui gerak-gerik Mauren.

"Kangen banget masakan kamu." Guman Andreas sedih dari seberang line. Sejak kemarin sudah menunggu saat ini tiba, Andreas dan Mauren makan di apartemen, lalu mereka bercerita tentang apa saja yang mereka alami akhir-akhir ini selama tidak bertemu.

"Nanti aku masakin yang banyak buat kamu." Jawab Mauren menenangkan.

Merela lanjut mengobrol sambil sesekali tersenyum lebar. Alex merasa jengah, mesti sekali mengobrol tentang sesuatu yang tidak begitu penting.

"Udah?" Tanya Alex sarkas setelah Mauren memutuskan sambungan telpon. Wanita itu mengerutkan dahi sambil memandang Alex.

"Maaf." Kata Mauren akhirnya dan menyimpan ponselnya.

"Mestinya kamu tahu kalau sekarang kita sedang perjalanan dinas! Banyak yang harus saya jelaskan sebelum meeting besok sama client. Kamu udah paham?!"

"Maaf." Mauren kembali meminta maaf, karena dengan begitu masalah cepat selesai. "Maaf, mana yang perlu saya pelajari?"

"Sudah saya kirim email." Jawab Alex ketus.

"Baik." Mauren mengecek ponselnya dan tidak lama setelah itu suara panggilan akan jadwal keberangkatan mulai dikumandangkan.

Sekali lagi Alex mendengkus kesal. Mauren tidak punya waktu mengecek semua  dokumen yang dikirim oleh Alex. Karena mereka sibuk dengan keberangkatan.




***

Jakarta, 25 Maret 2021

Oren sampe nangis gak jadi jalan weekend sama Andreas 😭😭





Follow Ig

iLaDira69
ila_dira
Orenwidjaja
Alexandervito

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now