Part 19 - Gosip Kantor

23K 2.1K 624
                                    

Violet memanggil Biru yang sedang melewatinya hendak ke ruangan Alex. Gadis itu menggunakan kesempatan dengan baik saat Mauren dan Alex tidak ada di ruangannya. Mereka berdua sedang menemui client di luar.

Harusnya Biru yang ikut menemani Alex atau mewakili. Tapi, sejak Mauren bergabung di perusahaan mereka, Alex lebih sering membawanya keluar. Bikin rumor cepat menyebar satu kantor.

Alex tidak pernah membeda-bedakan karyawan satu sama lain. Mereka diberlakukan sama meskipun itu Violet dan Biru yang selalu berhubungan setiap hari dengannya.

"Mas, itu Bu Mauren siapanya Bos, sih?" Tanya Violet penasaran.

"Karyawannya." Jawab Biru acuh.

Violet memutar bola mata, Biru tidak bisa di ajak kerja sama. Dia terlalu pendiam untuk ukuran lelaki. Tapi, sebetulnya sangat baik untuk Alex dan perusahaan. Biru fokus kerja tanpa pernah sibuk ikut campur dengan masalah personal karyawan atau bosnya sekalipun.

"Mas Biru mah gitu!" Violet mencebik. "Vio, kan, cuma nanya."

"Lo kepo banget sih! Kerja aja yang bener." Tegur Biru.

"Nggak bisa! Soalnya Bu Mauren dari pertama kerja tiap hari tidur mulu di ruangannya. Tiap gue masuk pasti tidur, sampe nggak sadar gue datang." Ceplos Violet semangat.

"Itu bukan urusan kita." Biru tidak tergoda dengan kabar itu.

Violet kembali berdecak gemas. "Urusan kita, mas!" Ucapnya. "Bos paling nggak suka sama karyawan yang melanggar peraturan kerja. Ingat dulu Pak Bekti yang kepergok tidur di ruangan gara-gara malemnya abis main gila sama sugar baby di club terus langsung dipecat?"

Biru tidak langsung menjawab. Dia masih ingat dengan beberapa kejadian di kantor tersebut. Karyawan yang melanggar peraturan perusahaan langsung diberhentikan secara sepihak dan tidak terhormat.

"Ini mah, si Bos malah nyamperin. Jagain Bu Mauren di ruangannya. Bawa kerjaan ke sana, terus nyiapin makanan buat Bu Mauren. Mereka makan kalau Bu Mauren udah bangun. Si Bos nggak pernah tuh ngamuk-ngamuk atau mecat Bu Mauren. Justru kalau Bu Mauren tidur, nggak boleh ada yang ganggu. Kalau ada yang perlu, tunggu Bu Mauren bangun atau kasih ke bos."

"Nggak usah gossip. Ayo lanjut kerja." Biru mengingatkan lagi.

"Mas Biru beneran nggak tahu? Si Bos sama Bu Mauren punya hubungan apa? Soalnya gosipnya udah nyebar sekantor tau!"

"Nggak."Jawab Biru lagi.

Violet tampak kurang puas. Tidak menemukan informasi tentang hubungan mereka. Violet hanya penasaran saja, tidak bisa membendung lagi karena Alex sangat mengistimewakan Mauren, karyawan barunya.

Violet tidak berani bertanya pada Mauren atau Alex. Bisa-bisa Violet tinggal nama, dipecat secara tak terhormat karena ingin tahunya.

Gadis itu menarik nafas panjang dan membiarkan Biru melanjutkan pekerjaannya. Meletakkan dokumen penting ke ruangan Alex.

Bersamaan dengan itu, Alex dan Mauren muncul dari lift. Violet bergegas berdiri dan menyapa ramah. "Sore, Pak, Bu."

"Sore." Mauren menyapa balik dengan senyuman. Sedangkan Alex hanya berdehem dan masuk ke ruangannya.

Violet tidak menemukan kecurigaan terhadap keduanya. Mereka masuk ke ruangan masing-masing tanpa basa-basi. Hubungan mereka memang terkesan dingin,  terutama dengan Mauren. Dia lebih cuek pada Alex, Violet tidak pernah melihat wanita itu cari perhatian pada Alex. Mencuri-curi kesempatan agar bisa berduaan dengan bosnya demi keuntungan pribadi.

Justru Alex yang sering mengunjungi ruangannya. Memberikan perintah agar Mauren tidak bisa menolak untuk ketika mereka harus pergi berdua saja.

Tak terasa sudah waktunya pulang. Alex menunggu Mauren di basement seperti biasa. Mereka pulang bersama ke apartemen Alex. Tidak mengijinkannya Mauren pulang ke apartemennya sendiri.

Mauren menghampiri Alex di mobil, langsung masuk dengan buru-buru agar tidak ada yang melihat.

"Saya mau pulang." Kata Mauren sebelum mobil itu jalan. "Ke apartemen saya."

"Saya belum kasih ijin kamu pulang sekarang!" Tekan Alex tidak suka dengan penolakan tersebut.

"Anda nggak bisa menahan saya tiap hari!" Mauren mulai kesal. "Saya punya kehidupan pribadi. Tunangan saya hari ini pulang. Dan, saya tiap hari ketiduran di kantor. Saya butuh istirahat, saya bukan robot yang bisa anda perintah semau Anda!"

Nafas Mauren terengah-engah. Kelelahan dan kurang tidur bikin emosinya mudah terguncang. Ditambah lagi dia sangat terpaksa menuruti kemauan lelaki di sampingnya.

"Anda harusnya nggak melanggar peraturan yang Anda buat sendiri." Sindir Mauren kemudian.

Alex tidak menjawab, dia melajukan mobilnya keluar dari basement. Mauren berani bentak-bentak karena hanya mereka berdua saja di dalam mobil tersebut.

Alex tidak pernah menerima penolakan Mauren. Mauren malu sendiri jika ada supir yang mengantar kepergian keduanya.

Mauren meneteskan air mata, sia-sia saja meskipun mengeluarkan amarahnya. Dia memandang keluar jendela mobil, pada gedung-gedung pencakar langit.

Pikiran Mauren tidak tenang. Andreas sudah pulang, dia tidak tahu alasan apa yang harus di sampaikan pada tunangannya tersebut jika mengetahui Mauren tidak di apartemennya.

Mauren bahkan tidak seantusias biasanya menyambut telpon Andreas saat lelaki itu mengabarkan keberadaannya. Mauren takut mengecewakan Andreas.

Mauren menoleh ke samping, lalu mengedarkan pandangannya. Mereka sudah sampai tujuan. Mauren menoleh sekali lagi, Alex mengantarnya ke basement apartemen Mauren.

Jantung wanita itu berdentum kuat. Buru-buru keluar dari mobil tanpa mengucapkan terima kasih. Kesempatan Mauren pulang setelah beberapa hari tinggal bersama Alex. Mauren menghirup udara kebebasan, setengah berlari meskipun tidak ada yang mengejarnya.

Alex memandangnya sampai hilang dari pandangan. Mencengkeram kuat setir dengan wajah mengeras.



***

Jakarta, 15 Maret 2021

Langsung kena gosip dong Mauren kwkwkwk




Kalian pilih update kapan nih enaknya?

Tengah malem?

Pagi?

Siang?

Tengah malam?




Bom komen dan votenya jangan lupa ya ❤️

EMPTY [18+]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora