RELLAWAY

By AdineNaylaara

107K 13.2K 3.1K

"Kita punya tujuan yang sama Hel, bedanya lo ngelindungi gue untuk masa depan sedangkan gue melindungi lo dar... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
CHAPTER 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chpater 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
ILUSTRASI VISUAL
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 66
ILUSTRASI VISUAL (GIRL VER.)
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Chapter 79
Chapter 80
Chapter 81
Chapter 82
Chapter 83
Chapter 84
Chapter 85
Chapter 86
Chapter 87 (Rahel Flashback)
Chapter 88
Chapter 89
Chapter 90
Chapter 91
Chapter 92
Chapter 93
Chapter 94
Chapter 95
Chapter 96
Chapter 97
BIODATA KARAKTER
Chapter 98
Chapter 99
Chapter 100
Chapter 101
Chapter 102
Chapter 103
Chapter 104
Chapter 105
Chapter 106

Chapter 65

1K 127 42
By AdineNaylaara

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Grep!

BRAKH!!!

LV menarik kerah baju Rakel lalu membanting tubuh bocah itu hingga membuat aspal itu retak.

Semua orang yang ada di sana jelas terkejut dengan tindakan LV, karena saat ini LV memgeluarkan kekuatannya sepenuhnya... Kenapa? Kenapa LV mengeluarkan seluruh kekuatannya hanya untuk melawan bocah itu?

LV bertindak seolah-olah ia ingin cepat membunuh Rakel padahal biasanya ia selalu menyiksa korbannya dulu. Apa lagi mereka semua tau LV terobsesi secara seksual pada Rakel tapi kenapa LV ingin langsung membunuh Rakel?

Dan kebingungan mereka seketika tertepis dengan rasa terkejut saat melihat Rakel yang masih mampu berdiri setelah mendapati serangan sebesar itu dari LV. Jika orang lain, ah salah jika Elite saja mendapati serangan itu mereka mungkin akan langsung kehilangan kesadaran mereka tapi kenapa Rakel masih sadar dan bahkan ia masih bisa berdiri?

"G-gimana dia masih bisa berdiri?!"

"S-siapa tuh bocah?!"

"H-harusnya dia udah gak sadarkan diri tapi kenapa dia masih bisa bangun?"

"Siapa lo sebenarnya?" Tanya LV ikut terkejut saat melihat Rake yang masih bisa bangun setelah terkena serangannya.

Rakek tersenyum lebar "Gue?" Ia menunjuk dirinya sendiri "orang yang akan ngehancurin lo!" Sambung Rakel lalu dengan sangat cepat ia sudah berada di hadapan LV sembari melayangkan kakinya untuk menghentam kepala LV.

Bugh!

Di tahan, serangan Rakel berhasil di tahan oleh LV tapi tidak seperti biasanya di mana Rakel akan panik ia kini malah tersenyum lebar.

Rakel menggunakan kesempatan di mana kakinya yang di tahan LV untuk menggunakan teknik spainnerkick.

Rakel berputar di udara lalu kakinya yang lain menghantam kepala LV membuatnya terpental cukup jauh.

Rakel lalu mendarat dengan sempurna setelah menggunakan teknik itu, ia tak lagi terhuyung seperti sebelum-sebelumnya. Entahlah rasanya teknik itu sudah menyatu dengan dirinya.

Mata Rakel berbinar dan senyumnya semakin melebar saat melihat LV yang kembali berdiri setelah serangannya.

"Memang gak bisa dengan cara biasa yah..." Gumam LV.

LV diam di tempatnya saat Rakel berlari seperti orang gila mengejarnya, dan saat Rakel sudah selangkah hendak menyerangnya...

BUGHH!

BRAAKKHH!!!

LV menghantam wajah Rakel dan mendorong kepala Rakel ke bawah hingga menghantam aspal. Serangan yang membuat hidung Rakel patah seketika dan mengeluarkan banyak darah, bahkan bagian belakang kepalanya ikut berdarah.

Tubuh Rakel melemas seketika dan tak berhenti di situ LV menarik kerah baju Rakel, mengangkat kembali tubuh bocah itu lalu melemparkan Rakel hingga menghantam salah satu motor anggotanya.

Rakel mungkin berhasil membuatnya merasa terancam tapi kekuatan Rakel belum keluar sepenuhnya, karena itu sebelum Rakel mengeluarkan kekuatannya sepenuhnya LV harus menghentikan bocah itu.

Rakel baru hendak bangun tapi LV sudah ada di hadapannya dan menghantam kepalanya dengan tendangan membuat Rakel lagi-lagi terpelanting ke samping.

LV benar-benar tak membiarkan Rakel untuk sekedar menarik nafas, ia benar-benar ingin menyelesaikan Rakel di sini.

LV menduduki tubuh Rakel yang terbaring di aspal lalu mencekram leher Rakel dengan sangat kuat membuat Rakel memberontak untuk melepaskan diri namun LV tak juga melepaskannya. Saat ini, dari segi kekuatan... LV jauh di atas Rakel.

Rakel mencekram tangan LV untuk menghentikan kekuatan pria itu yang membuatnya sampai tak bisa bernafas namun... Sia-sia, Rakel tak bisa melepaskan cengkraman LV.

Nafas Rakel mulai memendek matanya terpejam erat merasakan oksigen yang mulai kesulitan memasuki paru-parunya.

Ah, LV benar-benar akan membunuhnya. Dan di saat Rakel mulai pasrah tiba-tiba saja...

BUGH

BRAKH!

Tubuh LV terpelanting jauh dan di atas Rakel sekarang ia bisa melihat sebuah kaki dan tangan yang menyerang LV tadi.

"Tepat waktu..."

"Lo baik?"

Pupil mata Rakel membesar saat ia melihat sosok Sean dan Lyan yang kini berdiri di setiap sisi tubuhnya.

Lyan mengulurkan tangannya yang di terima dengan baik oleh Rakel.

"Kalian gimana bisa ada di sin-

Jtak!

"Akh!" Rakel meringis kesakitan saat kepala di jitak oleh Sean.

"Tolol" ujar Sean melirik Rakel sekilas, Rakel hanya menyengir ia tau saat ini Sean tengah marah kepadanya.

"Hah... Pengacau dari mana ini" perhatian ketiganya kembali tertuju pada LV yang sudah bangkit dari jatuhnya tadi.

Saat LV menatap Sean dan Lyan ia tampak tertegun beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum, menyeringai, dan tertawa terbahak-bahak.

"Apa gue gak salah lihat? Apakah ini perkumpulan dari adik-adik kesayangan abang? Pffthahahahahahahaha!"

"Stres" ucap Sean di angguki oleh Lyan, saat menatap LV aura Lyan berubah sangat dingin berbeda dengan saat ia mengulurkan tangannya kepada Rakel tadi.

"Even though I don't want to meet you until I die." Dengus Lyan.

*Padahal gue gak mau ketemu sama lo sampai gue mati.

LV meredahkan tawanya lalu menunjuk lurus ke Sean "Lo, adik Haru kan?" Tanya LV.

Sean hanya menatapnya datar "Gue gak kenal dia"

"Jangan bohong foto lo ada di kamar Haru, Arsen" ucap LV membuat pupil mata Sean melebar, ia terlihat terkejut dengan ucapan LV.

Fotonya ada di kamar Haru?

"Lo sendiri pasti taukan kenapa Haru melakukan semua ini? Mereka sudah tau keberadaan Haru, jadi agar lo gak ikut terseret Haru ngebuang lo. Semua itu untuk ngelindungin lo, adik kecilnya yang sangat ia sayangi, Arsean Brataraksa" sambung LV benar-benar membuat Sean diam membeku di tempatnya.

"Wah... Apa itu cara membuat mental mr.motivator ini down? Dengan membawa Haru? Hm... Ide yang bagus" Saut Lyan membuat Sean tersadar dari keterkejutannya. Sean berdecak dan mendengus mendengar sautan Lyan.

"Jangan bicara omong kosong, princess. Gak ada yang bisa ngebuat mental gue down" dengus Sean tersenyum miring.

Lyan memejamkan matanya dan ikut tersenyum.

"Kalo gitu ayo serang dia, apa lo mau terus-terusan mendengar bacotannya?"

"Pffth dari tadi gue juga lagi mikirin strategi princess sialan"

"Sejak kapan lo butuh strategi dalam bertarung?"

Ekspresi Sean berubah kesal seketika "Bangsat" umpat Sean membuat Lyan terkekeh pelan.

"Gue ngasih celah, lo yang nyerang" Ucap Lyan di angguki Sean setelah itu kedua kompak melesat mendekati LV.

Lyan menyerang LV terlebih dahulu dan setiap LV mengelak Sean menyerangnya dan itu membuat LV mau tak mau terkena serangan Sean.

Hal itu terjadi berulang kali, membuat LV benar-benar kesal. Dan tepat saat Lyan menyerang LV untuk kesekian kalinya, LV menangkap kaki Lyan, menahannya lalu melempar Lyan ke Sean yang tengah berlari untuk meninjunya.

Bugh!

"Akh!"

"Ugh!"

Sean dan Lyan kompak meringis kesakitan saat tubuh mereka menghantam satu sama lain yang membuat keduanya jatuh terbaring.

"Princess sialan, minggir lo!" Desis Sean dan Lyan langsung menyingkir dari atas tubuhnya.

"Di mana LV?" Tanya Lyan kala melihat LV tak lagi di tempatnya berdiri tadi, Sean menduduki dirinya dan ikut menyari LV.

"Sshh..." Ringisan kesakitan dari Rakel membuat keduanya langsung menoleh ke arah Rakel dan saat itulah mereka berdua melotot kaget dan langsung berdiri.

"Sial! Kenapa dia terobsesi banget ngehajar Rakel?!" Dengus Sean berlari ke arah LV yang sedang mencekram leher Rakel begitupun dengan Lyan.

Namun na'asnya langkah mereka di cegat oleh dua anggota Valcer yang entah datang dari mana. Dan sialnya lagi dua orang itu adalah... Reynath dan Zion.

"Jangan ikut campur" ucap Zion sembari memutar-mutarkan pergelangan tangannya.

Sean mendengus "Harusnya gue yang bilang gitu! Minggir lo!" Ucap Sean lalu dengan cepat menghampiri Zion dan melayangkan tinjunya tepat mengarah ke ulu hati Zion

Bugh!

"Wah... Lo kuat juga ya" Puji Zion menahan serangan Sean dengan tangannya membuat tangannya memerah melihat hal itu Sean berdecak. Ini tidak akan berakhir dengan cepat!

Sedangkan Lyan ia kini menatap Reynath dengan sorot mata yang sangat dingin.

"I don't have time to attend to you, get out of the way now." Ucap Lyan menatap datar Reynath lalu melirik Rakel yang masih memberontak kesakitan di belakang sana karena cekikan LV.

*Gue gak punya waktu ngeladenin lo, minggir sekarang

"Tidak ingin" balas Reynath tersenyum miring.

Ekspresi Lyan berubah seketika, eyesmilenya kini terukir jelas di wajahnya.

"Baiklah... Kalo gitu bakal gue paksa lo minggir" ucap Lyan dan tak sampai sedetik dari perkataannya Lyan mendadak hilang dari tempatnya berdiri dan muncul di udara tepat di depan Reynath dengan kaki yang melayang hendak menghantam kepala Reynath.

Bugh!

Tubuh Reynath bergeser beberapa senti dair tempat awalnya berdiri setelah terkena sernagan Lyan, beruntungnya ia berhasil menahan serangan bocah itu.

Melihat Reynath yang masih berdiri tegap Lyan berdecak lalu melirik Rakel di belakang sana.

"Sial ini gak akan berakhir cepat" gumam Lyan lalu kembali menatap Reynath 'Rakel... Bertahanlah seenggaknya sepuluh detik!'- Batin Lyan dan setelahnya ia kembali menyerang Reynath.

Pertarungan ke empatnya terlihat tak menemukan titik terang malah, beberapa benda rusak akibat pertarungan mereka berempat.

Sementara itu, pemandangan Rakel mulai memburam, ia memandangi langit malam yang di penuhi bintang sembari mencekram tangan LV yang mencekiknya.

Ah dia tidak bisa melepaskannya, dia sudah tidak punya tenaga lagi. Tenaganya sudah habis ia gunakan untuk menunbangkan trio iblis itu. Rakel melirik Sean dan Lyan yang tengah bertarung lalu kembali menatap langit.

"RAHEL JANGAN KESANA! DIA BUKAN DIRINYA! LO BISA DALAM BAHAYA! "

"Gue gak peduli! Dia adek gue!"

"Kel ini gue, Rahel... gue udah di sini gak ada yang bisa nyakitin lo. Jadi jangan di lepas semua... lo bisa mati"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"....Pasti berat yah menanggung kekuatan yang sangat besar dengan tubuh sekecil ini, maafin gue yah. Lo harusnya gak terlahir dengan darah monster ini, lo harusnya bisa hidup dengan normal... Maafin gue, kel"

BRUAAKKHHH!!!

"Rahel koma"

"Rahel! Ini semua salah gue hiks...Gue... gue gak akan bertarung lagi! Gue gak akan ngebahayain Rahel lagi. Gue bakal berhenti dari dunia pertarungan, gue gak mau Rahel dalam bahaya lagi. Jadi gue mohon Hel bangun hiks... Gue janji gak akan lagi berhubungan dengan bela diri jadi lo harus bangun hiks... Bangun...."

'ah... Kenapa gue malah teringat kejadian itu?'- Batin Rakel kala teringat kejadian yang membuatnya berjanji untuk tidak pernah lagi bertarung dan melupakan dunia pertarungan dengan Rahel.

"Aakkhh" Rakel meringis kesakitan saat oksigen tak dapat lagi ia hirup, pandangannya pun mulai menggelap, dan tangan Rakel yang tadi mencekram lengan LV kini terkulai lemas di setiap sisi tubuhnya.

Mata Sean dan Lyan membelalak tak percaya saat melihat kondisi Rakel sekarang.

"SIALAN! MINGGIR LO BANGSAT!" Umpat Sean berteriak keras sembari maju untuk menghantam Zion. Namun baru beberapa langkah Sean hendak menghampiri Zion tiba-tiba saja....

BUGHH!!

BRAAKKHH!!!

Tubuh Zion terpelanting jauh setelah di hantam oleh tinju yang entah dari mana, begitupun dengan Reynath yang kepalanya kini tertanam di aspal.

Lyan dan Sean membeku di tempat mereka dengan ekspresi cengo melihat kejadian yang terjadi sangat cepat di depan mata mereka.

"Bastian... Billy" gumam Lyan, ia lalu melotot dan langsung menatap ke arah Rakel.

Jika ada Bastian dan Billy, itu artinya....

"LV AWAS!"

BRAAAKHHH!!!

Tubuh LV langsung ambruk seketika menghantam tanah ketika tiba-tiba saja seseorang mencekram bagian belakang kepalanya dan menghantamkan kepalanya ke aspal. Dan karena hal itu LV reflek melepaskan cekikannya pada Rakel membuat tubuh Rakel ambruk terjatuh tak jauh dari LV.

"Ugh! Uhuk! Uhuk! Hahh!!" Rakel terbatuk-batuk dan dengan rakus meraup udara di sekitarnya membuat Rahel sontak menatapnya dan seketika matanya berkilat penuh kemarahan.

"Apa yang udah lo lakuin sialan..." Desis Rahel menekan kepala LV membuat kepala pria itu terbenam di aspal.

Brrrkh!

"S-SIALAN SIAPA MEREKA?!"

"LV! BANGSAT! KITA HARUS NYELAMATIN LV!"

"AYO SERANG MEREKA!"

"Yang bener aja.... Ternyata bener-bener bentrok dadakan yah" sebuah suara di balik kerumunan itu membuat seluruh anggota Valcer yang hendak maju membantu LV menghentikan langkah mereka dan langsung menoleh ke sumber suara. Dan saat itu mereka dapat melihat...

Dafa yang tengah duduk santai di motornya dengan seluruh anggota Hellura di belakangnya.

"M-MEREKA PASTI TEMEN ORANG-ORANG ITU"

"SIAL MEREKA TERNYATA BAWA PASUKAN JUGA!"

"JANGAN TAKUT MEREKA PALINGAN CUMA GENG-GENGAN KECIL AYO HABISI MEREKA DUL-

Gio tak dapat melanjutkan kalimatnya saat ia merasakan sesuatu menyentuh pucuk kepalanya dan belum sempat Gio mendongak untuk menatap sang pelaku tubuhnya sudah ambruk duluan saat kepalanya di hantam ke bawah dengan sebuah kaki.

BRUKH!!

"A-APA-APAAN?! SIAPA DIA?!"

"Cepat banget"

"S-SEJAK KAPAN DIA DI SANA?!"

"S-sebenarnya m-mereka siapa?"

Dafa mengabaikan berbagai keterkejutan Valcer dan membalik tubuhnya menghadap seluruh anggota Hellura memperlihatkan dengan jelas jaket kebanggannya kepada seluruh anggota Valcer.

"Hellura! Jangan biarkan satu pun orang mengganggu pertarungan Rahel... Habisi mereka semua" suruh Dafa membuat anggota Hellura bersorak.

"YAAA!!!!"

"WOOOO!!!!"

"ASYIAAPPP"

"Baiklah... Serang mereka, sekarang" Setelah mengatakan itu seluruh anggota Hellura serentak maju menyerang Valcer dan tak mau kalah telak Valcer ikut maju hingga terjadilah bentrok besar antara Hellura dan Valcer.

Bentrok yang mungkin akan tercatat dalam sejarah pertarungan The Kingdom. Pertarungan yang mematikan antara Valcer dan Hellura, lalu... Rahel dan LV.

Sementara Hellura tengah bertarung melawan Valcer, Rakel, Sean, Lyan, Bastian, dan Billy kini terpaku pada pertarungan Rahel dan LV.

"Gila... Apa mereka manusia?" Tanya Sean tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Pertarungan Rahel dan LV benar-benar gila, mereka bahkan tidak bisa melihat apapun karena pergerakan Rahel dan LV yang terlalu cepat, tau-tau salah satu dari mereka sudah terpelanting jauh dan salah satunya yang lain langsung menghampirinya dan pertarungan kembali berlanjut. Ini benar-benar pertarungan yang di luar nalar manusia!

Bagaimana mereka bisa bertarung seperti itu?!

Dan setelah melihat pertarungan mereka Rakel menjadi sadar bahwa mereka berada di level yang sangat berbeda. Pertarungan ini menyadarkan Rakel bahwa tadi LV tak bersungguh-sungguh melawannya. LV mungkin mengerahkan seluruh tenaganya namun ia tak dapat membuat LV bertarung dengan sungguh sungguh.

Berbeda dengan Rakel, Rahel... Berhasil membangunkan semangat tarung LV. Melihat mereka menyerang satu sama lain dan melihat LV yang terlihat menikmati pertarungan ini membuat Rakel semakin tersadarkan bahwa ia...masih terlalu jauh dari tahap itu. Tahap di mana ia bisa membangunkan semangat tarung lawannya, Rakel masih terlalu jauh dari itu semua. Dan hal ini membuat Rakel berpikir.... Apa ia bisa mencapai tahap itu?

SSRRRRR!!!!

Rakel yang tadi hanyut dalam lamunannya tersentak saat merasakan aura dingin yang sangat dan kuat yang mampu membuat seluruh tubuhnya merinding. Rakel lalu mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang terjadi dan tak jauh darinya Rakel melihat LV yang sudah terkapar tak berdaya di aspal dan Rahel yang tengah berjalan mendekatinya.

Tubuh Rakel bergetar seketika, aura Rahel sekarang benar-benar sangat kuat. Bahkan saking kuatnya, aura Rahel mampu membuat Valcer dan Hellura yang tengah bentrok tadi langsung berhenti, dan bahkan ada beberapa yang ambruk karena tak sanggup menahan kuatnya ura Rahel saat ini, semua orang yang ada di sana bergetar ketakutan.

"SIALAN! RAHEL BERHENTI!" Dafa berteriak lantang sembari berlari untuk menghentikan Rahel, namun sayangnya jarak Dafa dan Rahel lumayan jauh, ia mungkin tidak akan sempat.

"A-apa-apaan... Apa dia benar Rahel?" Gagap Billy, bahkan Billy saja sampai bergetar di buatnya.

Rahel benar-benar berbeda sekarang, aura membunuh yang mampu menggetarkan semua orang yang ada di sana benar-benar memperjelas apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu. LV... Dia berhasil membuat kekuatan yang selama ini Rahel tahan lepas begitu saja dan menjadi tak terkendali.

'gawat....gak...gak...gak...jangan...'- Rakel bergetar hebat, ia menggelengkan kepalanya berkali-kali, tangannya terkepal kuat dengan mata yang tak teralihkan sedikitpun dari Rahel. Ini benar-benar bahaya, kekuatan Rahel yang meledak-ledak saat ini benar-benar berbahaya! jika hal ini tidak di hentikan Rahel mungkin akan....

Mati!

"RAHEL!" Rakel berteriak lantang dan langsung berdiri lalu berlari dengan sekuat tenaga untuk menghentikan Rahel.

"What the- RAKEL JANGAN!" Lyan berteriak lantang namun tak di hiraukan oleh Rakel.

"DASAR TOLOL! BERHENTI RAKEL! DIA GAK DALAM KONDISI SADAR, KALO LO MUNCUL DI HADAPANNYA LO MUNGKIN BAKAL-RAKEL STOP!" Sean berteriak sembari berlari menyusul Rakel namun telat... Rakel sudah sampai di hadapan Rahel saat itu tepat saat Rahel hendak melayangkan tinjunya.

'Ah... Lo bener-bener marah yah'- Batin Rakel saat ia dapat melihat ekspresi Rahel saat ini, rahang yang mengeras, mata yang memerah dengan sorot kosong. Ternyata abangnya ini benar-benar hilang kendali dan tak menyadari apa yang ia lakukan.

Rakel merentangkan tangannya dengan senyum lembut dan teduh.

"Makasih udah marah untuk gue, Hel" ucap Rakel tersenyum sangat lembut, Rakel menatap penuh haru wajah penuh amarah Rahel saat ini dan saat tinju Rakel tinggal beberapa senti lagi mengenai wajahnya Rakel menutup matanya.

'gue bakal mati....'

"RAKEL!!!!"

GREP!

BRAAAKHHHH!!!!

Semua orang yang ada di sana di buat diam membeku saat bukannya Rakel, tapi malah Rahel lah yang melanting jauh setelah serangan seseorang.

"Hah! Ternyata ada monster juga di generasi ini!" Ucap orang itu sembari memutar-mutar lengannya yang baru ia gunakan untuk mengapit leher Rahel dan melemparnya jauh hingga Rahel kehilangan kesadaran.

"RAKEL! Lo gakpapa kan?!" Zayan datang menghampiri Rakel dengan ekspresi khawatir.

"Zayan?" Rakel menatap zayan tak percaya, ia masih syok dengan apa yang baru ia lihat... Saat ia membuka mata tadi Rahel sudah melanting jauh.

Zayan bernafas lega saat melihat kalau Rakel baik-baik saja lalu ia beralih menatap ke arah Rahel yang terkapar di ujung sana "AKHH!! BANG RAHEL! APA YANG UDAH LO LAKUIN PAMAN PREMAN BAJINGAN?!" Teriak Zayan panik saat melihat Rahek tak bergerak sama sekali di ujung sana.

"Lo nyuruh gue ngehentiin dia!"

"Ngehentiin doang! Bukan ngebunuh!"

"Dia masih hidup bangsat!"

"Terus kenapa dia gak gerak?!"

"Itu karena otot-ototnya robek! Setelah ngeluarin kekuatan sebesar itu lo pikir kondisi badannya baik-baik aja? Dan juga apa yang gue lakuin ini gak berlebihan, seorang monster seperti dia memang harus di hentikan dengan sekali serangan. Mau sekuat apapun serangan lo kalo dia gak sampai pingsan maka semuanya sia-sia. Bagi mereka serangan yang kuat itu bagaikan rangsangan buat mereka untuk lebih kuat lagi. Karena itu mau seratus kali pun lo nyerang dia, kalo dia gak pingsan, dia bakal semakin kuat" Jelas Mark panjang lebar dengan ekspresi serius.

"Ah... Gitu yah, jadi untuk mengalahkan mereka yang kehilangan kendali harus membuat mereka pingsan dalam sekali serangan?" Saut Lyan bertanya menarik perhatian ketiganya.

Rakel melotot kala melihat sosok Sean yang mendekatinya bersama Lyan. Ia pasti akan di jitak lagi!

Rakel langsung memejamkan matanya mepersiapkan diri untuk menerima jitakan Sean.

"Lo... keren juga yah..." Puji Sean ngebuat Rakel sontak membuka matanya dan menatap Sean tak percaya, senyuma Rakel merekah.

"Ah iya makas-

Jtak!

"Tapi tetap aja lo tolol!"

Rakel meringis pelan dan mengelus kepalanya yang di jitak oleh Sean. Sakit banget. Ia pikir Sean tidak akan menjitaknya ternyata dia salah.

"Yah, kalau mereka gak pingsan dalam sekali serangan maka mereka akan semakin kuat" Mark menjawab pertanyaan Lyan membuat perhatian Rakel dan Sean kembali fokus kepadanya.

"Hm? Siapa ni om-om jenggotan?" Tanya Sean menunjuk Mark dengan ekspresi datar.

"Bangsat! Anak jaman sekarang gak ada sopan santunnya!" kesal Mark namun Sean hanya memasnag ekspresi datar membuat Mark yang sebenernya tambah kesel terpaksa buat bersabar. Namanya juga bocah, pikirnya.

"Ah lo gak ingat dia Sey? Dia detektif itu" Zayan menjawab pertanyaan Sean.

Mendengar jawaban Zayan Sean mangut-mangut paham, "ah... Preman itu?"

"Gue bukan preman bangsat! Hah... Bener-bener yah bocah jaman sekarang"

"Apa...Rahel gakpapa?" Tanya Rakel memandangi Rahel yang kini di hampiri oleh Dafa, Bastian, dan Billy lalu beralih menatap Mark.

Mark mengangguk "Orang sekuat dia gak akan mati cuma karena serangan kayak tadi"

Rakel mengangguk paham dan kembali memandangi Rahel.

'jadi... Semua sudah berakhir yah? Gak ada yang matikan. Semuanya udah berakhir... Bela juga-'

"Ah iya di mana Bela?!" Tanya Rakel panik sembari mengedarkan pandangannya.

"Tuh" lyan menunjuk sisi jalan di mana Beka tengah di kerumuni oleh beberapa anggota Valcer, melihat hal itu Rakel menghela nafas lega.

"Hah... Gak ada yang matikan? Syukur deh" ucap Rakel menarik perhatian Mark, Mark menatap Rakel beberapa saat tanpa berbicara sedikitpun.

"Lil boy..." Rakel tersentak kala mendengar suara dari arah belakangnya. Ah dia melupakan LV! Rakel sontak menoleh ke belakang dan ia menemukan LV yang sudah berdiri dengan senyum miringnya.

"Thanks.... Lain kali gue bakal nemuin lo lagi tapi bukan untuk ngebunuh lo. Lo sendiri pasti taukan maksud gue?" Ucap LV menyeringai mesum di akhiri dengan kedipan matamya dan setelah mengatakan itu LV berbalik dan langsung pergi begitu saja.

Saat berbalik ekspresi LV berubah datar, hal itu tentu saja tak lepas dari pengamatan mereka.

Rakel mendelik "Jangan pernah datang lagi" Ucap Rakel mendelik jijik.

"Dia nyerah? Padahal ini kesempatan yang bagus untuk ngebunuh Rakel" ucap Lyan menatap kepergian LV.

"VALCER! KEMBALI KE MARKAS SEKARANG!" Teriak LV lantang yang langsung di iyakan oleh seluruh anggota Valcer, mereka semua langsung menaiki motor masing-masing dan melaju meninggalkan tempat itu dengan LV yang memimpin.

"Kalau dia punya harga diri dan tau malu dia gak akan nyerang orang yang udah nyelamatin dia" ucap Sean yang yah... Masuk akal.

"Jadi, dia LV yah?" Pertanyaan dari Zayan membuat mereka kompak menatap Zayan, ah... Mereka lupa soal konflik Zayan dan LV.

"Ah, iya. Lo gak nangiskan?" Tanya Sean.

"Jangan ngamuk, lo bisa mati kalo ngelawan dia sekarang" ucap Lyan.

"Lo gakpapa?" Tanya Rakel.

"Gue gakpapa kok, lagian juga dia udah babak belur begitu ketimbang mau ngamuk gue lebih kasihan ke dia" Ucap Zayan menyengir dan di balas oleh cengiran juga oleh teman-temannya.

Dan interaksi mereka tak luput dari mata Mark, ia terlihat sempat tertegun dengan interaksi mereka sebelum akhirnya tersenyum tipis. Mark lalu beralih memandangi Dafa, Bastian, dan Billy yang tengah ribut soal bagaimana cara membawa Rahel kerumah sakit dengan motor.

"Gak! Gak mau gue boti! Yang ada gue di kata terong-terongan ntar! Ogah!" Tolak Billy yang sudah menaiki motornya.

"Kalo gak bertiga Rahel bisa jatoh di tengah jalan nanti" Ucap Bastian menghela nafas.

"Udahlah! Tanpa bonceng tiga juga lo udah keliatan aura terong-terongannya!" Dengus Dafa mengangkat tubuh Rahel ke atas motor Billy lalu ikut naik.

"Dah... Ayo mass~ anak kita demam nih~" Ucap Dafa mengulurkan tangannya memeluk perut Billy membuat Billy langsung menggeliat.

"ARRRRGHHH!!! LO AJA BAS! LO AJA! DAFA BANGSAT! ARRRGHHH!!!" Billy berteriak histeris.

'ternyata generasi ini punya harapan yah...'-Batin Mark.

To Be Continued...

HOLAAA, Hah.... Sebagian dari kalian mungkin udah tau. Sebenarnya aku udha up tadi pagi tapi karena terjadi sedikit error jadi ku unpublish lagi hiks. Nyesel banget, bayangin aku langsung ngetik di WP sampe selesai di chapter ini. Tiba udah aku publish sebagian dari ceritanya hilang, hikss!!!

Sakit hatiku! Sakit! Dan setelah ku ulang kembali yah jadinya segini jujur aja aku ngerasa kayak kurang tapi yah ku harap kalian suka :)

Yaudha enjoy reading yah

See you in the next chapter~

Continue Reading

You'll Also Like

161K 5.7K 70
Follow akun ini yukšŸ¤ Suatu hari seorang gadis yang sedang tidur pada malam hari , ia bertemu dengan sosok yang ia rindukan muncul dalam mimpi nya. Y...
66.4K 5.9K 52
Shen Qing adalah Tuan muda dari keluarga Shen,ia mengantikan saudari perempuannya yang kabur di hari pernikahan dan menikah dengan musuh bebuyutan ny...
44.7K 3.7K 34
Zee seorang anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia dibenci oleh tiga kakaknya karena kesalahan pahaman, tetapi berbeda dengan adiknya, adiknya percaya kalau...
96.8K 6.9K 54
WARNING WP INI BXB JIKA ANDA HOMOPHOBIC MENJAUH!!! JANGAN BACA SEMUANYA KARANGAN 100% GAADA YANG BERDASARKAN RL!! JANGAN MEMBAWA SEMUA CERITA YANG AD...