RELLAWAY

Galing kay AdineNaylaara

107K 13.2K 3.1K

"Kita punya tujuan yang sama Hel, bedanya lo ngelindungi gue untuk masa depan sedangkan gue melindungi lo dar... Higit pa

Prologue
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
CHAPTER 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chpater 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
ILUSTRASI VISUAL
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
ILUSTRASI VISUAL (GIRL VER.)
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Chapter 79
Chapter 80
Chapter 81
Chapter 82
Chapter 83
Chapter 84
Chapter 85
Chapter 86
Chapter 87 (Rahel Flashback)
Chapter 88
Chapter 89
Chapter 90
Chapter 91
Chapter 92
Chapter 93
Chapter 94
Chapter 95
Chapter 96
Chapter 97
BIODATA KARAKTER
Chapter 98
Chapter 99
Chapter 100
Chapter 101
Chapter 102
Chapter 103
Chapter 104
Chapter 105
Chapter 106

Chapter 1

3.3K 194 15
Galing kay AdineNaylaara

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

"Kel... Rakel... Rakel bangun..."

Samar - samar sebuah suara menusuk gendang telinga Rakel, apakah ini kilas balik sebelum ajal karena saat ini Rakel seolah mendengar suara kakak laki-laki nya.

Mata indah dengan bulu mata lebat nan panjang itu perlahan terbuka dan mengerjap menyesuaikan pengelihatannya dengan sinar matahari yang menerobos masuk ke ruangan itu.

"Bangun juga, sana mandi terus sarapan" Lagi-lagi suara sama terdengar, Rakel memandangi lamat-lamat sosok jangkung di samping tempat tidurnya dalam keadaan setengah sadar, matanya memicing memastikan akan kebenaran yang ia lihat? Sosok itu...

"Rahel...?" Gumamnya "Rahel?! Lo kok di sini?! " Rakel langsung terduduk dengan mata yang melotot, kaget.

Sosok yang baru akan pergi itu berhenti "Ya terus gue harus kemana? Inikan rumah gue"

Rakel tertegun "bukannya lo udah mati?"

"Apa? Lo mau gue mati?" Alis Rahel bertaut antara bingung dan kesal dengan apa yang di katakan sangat adik, bisa-bisanya Rakel bilang kalau ia sudah mati.

"Bukan gitu, tapi... " Rahel tak melanjutkan kata-katanya dan malah berlari memasuki kamar mandi saat melihat tangannya yang tampak lebih  kecil dari ingatannya, membuat Rahel sendiri keheranan.

Tiba di kamar mandi Rakel langsung berlari memandangi pantulan dirinya di cermin. Dan saat itu keterkejutan tak dapat ditutupi dari wajahnya.

Rakel menyentuh wajahnya "M-muka gue kok lebih mudah? Badan gue juga makin kecil, terus kok gue bisa ada di sini?! Apa gue mimpi?" Banyak pertanyaan yang menghantui Rakel dan tak ada satupun jawaban yang dapat menjawab rasa penasaran Rakel. Bagaimana ia bisa ada di tempat itu, bagaimana ia bisa hidup lagi, dan bagaimana kakaknya yang telah tiada kini hidup?

Rakel memijit pangkal hidungnya, lalu menarik nafas dalam untuk menenangkan pikirannya. Baiklah, mari ia pikirkan dulu

'Pertama, gue hidup lagi tapi muka gue jauh lebih mudah dan tinggi gue juga berkurang. Kedua, bang Rahel yang udah mati sejak 4 tahun lalu sekarang malah hidup lagi. Dan ketiga badan gue mulus tanpa lecet sedikitpun. Kok bisa? Apa mungkin...' Rakel lari lagi keluar dari kamar mandi.

"Rahel sekarang tanggal berapa?!"

"Lo aneh banget hari ini, sakit?" Bukannya menjawab Rahel malah balik bertanya.

"Jangan banyak tanya, jawab aja!" Desak Rakel gregetan.

Meski heran tak urung Rahel menjawab "13 april 2019, kenapa?" Mendengar jawaban itu Rakel seketika membeku.

"2019? Bukannya harusnya ini tahun 2022" Gumam Rakel "Hel, umur gue berapa sekarang?!" Tanya Rakel lagi, ia masih belum percaya dengan apa yang ia alami.

"Lo kenapa sih Kel? Ilang ingatan ato gimana, umur sendiri gak tau" Dan lagi lagi Rahel tak menjawab membuat Rakel mendengus kesal, melihat tingkah Rakel, Rahel ikut menghela nafas "umur lo sekarang 14 tahun, kelas 2 SMP, puas? " Mendengar jawaban Rahel, Rakel mendadak lemas.

"Gak, gak mungkin... Gue balik ke masa lalu?! "

***

Rakel Pov

Gue sarapan bareng Rahel usai mandi dan berseragam dan saat mandi tadi gue simpulin kalo gue cuma mimpi. Ya cuma hal itu yang masuk akal, kayaknya gue koma saat ini makanya gue bisa ngalamin hal kek gini. Jadi yaudahlah nikmatin aja.

"Lo kenapa tadi kek orang linglung? " Tanya Rahel dengan alis bertaut heran.

"Gakpapa" Jawab gue singkat, walau masih penasaran Rahel memilih untuk abai dan lanjut sarapan. Dan selama ia makan gue selalu merhatiin dia, kapan yah terakhir kali gue makan berdua sama dia ya? Walau agak gengsi tapi jujur aja gue rindu suasana ini.

Mungkin merasa di perhatiin Rahel natap gue "Makan, ngapain lo liat-liat gue?" Gue ngegeleng dan lanjut makan tanpa memperdulikan sorot keheranan dari Rahel.

"Hel lo masih main geng gengan?" Tanya gue bersuara.

"Hm, masih. Baru kemarin gue izin buat rapat ama merekakan? " Jawab Rahel tenang dan santai, gue tak memerdulikan pertanyaannya dan hanya diam hanyut dalam pikiran gue sendiri.

Geng ya... Rahel Ellion Gabridipta dia abang gue yang tua 3 tahun di atas gue dan Rahel itu ketua dari sebuah geng besar bernama Hellura, gue gak tau banyak sih soal Hellura tapi yang pasti mereka itu punya kekuasaan yang bisa ngebuat orang-orang lemah tunduk ama mereka karena itu dulu gue suka jual nama dia buat kenyamanan hidup gue sendiri, dan setau gue Rahel cinta banget ama gengnya itu tanpa tau kalau geng yang dia sayang-sayangnya itu bakal jadi ancaman untuk dunia di masa depan nanti. Dan menjadi salah satu alasan kematiannya walau alasan terbesar dia mati karena gue tapi Hellura juga turut hadir menjadi penyebab kematiannya.

Lagian dari awal yang namanya gengster akan terus berurusan ama bahaya.

Gue menggenggan erat sendok di tangan gue, perasaan marah kesal dan sedih tiba-tiba saja bangun di diri gue "Bisa gak lo berhenti? " Tanpa sadar gue nanyain hal yang selalu ingin gue tanya kedia kalau aja dia masih hidup dulu, tapi gue malah nanya itu pas di mimpi begini. Hadeh...

"Maksud lo?" Ada nada gak senang di suara Rahel. Ya, gue tau dia pasti gak akan mau berhenti dari kehidupan binatang begitu. Lagian kenapa gue bawa
Perasaan sama mimpi begini sih?

Gue mengedikkan bahu gue acuh tak acuh "Gak jadi, gue cuma asal ngomong. Lanjutin aja main geng-gengannya, tapi ingat Hel yang sekarang kawan bisa aja nanti jadi lawan" Ucap gue langsung berdiri untuk pergi ke sekolah. Sebelum pergi gue ngelirik Rahel buat liat reaksinya, dan dia keliatan agak keganggu sama ucapan gue.

Ck, gue ngapain dah? Ini cuma mimpi mau omongan gue ngaruh kedia juga gak guna. Gue sekarang lagi mimpi, jadi ngaruh-nggaknya omongan gue ke dia gak akan ngerubah apapun.

Tapi kenapa rasanya ni dunia nyata banget, rasanya gue kek bener-bener balik ke masa lalu tapi mustahil banget ada orang yang bisa balik ke masa lalu hal-hal begitu mah adanya cuma di anime-anime. Tapi...
Ah yaudahlah jalanin aja sampe gue bangun, lagiankan ini mimpi jadi gue bisa suka-suka gue mau ngapain.

  Gue sampe di SMP gue dengan menggunakan angkutan umum, hal yang gak biasa buat siswa dari sekolah yang luar biasa. Kalo di ingat-ingat selama ini gue selalu masuk ke sekolah-sekolah elite, gila selangit banget gaya gue padahal pakek duit haram juga. Kalo seandainya gue bisa balik ke masa lalu gue milih masuk sekolah negri kali. Sekolah bagus-bagus kalo dalamnya busuk buat apa coba.

  Gue hanyut di pikiran gue sendiri sembari berjalan menyusuri koridor untuk ke kelas. Dulu pas SMP gue bukan anak baik-baik sih, gue suka ngejual nama abang gue biar bisa berkuasa di SMP ini jadi mungkin karena itu gue dapat azabnya pas SMA. Langkah gue terhenti, entah kenapa gue ngerasa deja vu sama keadaan sekarang, siswa-siwi yang saling berbising sambil mandangin gue, orang-orang yang menjaga jaraknya dengan gue, dan yang paling ngebuat gue waswas adalah sosok bocah bertubuh kekar yang sekarang berjalan ke arah gue dengan tampang sangar.

  Aura mengancam ini gue tau banget! Jangan bilang abis ini

BUGH!

"Ugh!" Gue langsung terpekur di lantai sambil mencengkram perut gue yang baru aja mendapati pukulan telat dari tu bocah "Huekk!!" Saking sakitnya sarapan gue tadi pagi keluar kembali dari perut gue. Sial kejadian ini gue ingat banget, ini awal mula kekuasaan gue di SMP ini berakhir.

  Orang yang mukul gue tadi adalah anak baru yang merupakan anak pemilik sekolah ini, Arsean, satu satunya bocah yang nggak terpengaruh akan kekuasaan Rahel dan satu-satunya bocah yang berani mukulin gue. Dan jika bener dugaan gue, setelah dia nonjok titik vital gue tadi selanjutnya dia akan nyeret gue buat di pukulin abis-abisan.

Sret!! Kerah baju gue di tarik "Ikut gue" Ucapnya menyeramkan dan menyeret gue pergi. Dugaan gue bener kalau gitu selanjutnya gue bakal di hajar habis-habisan.

Brukh!

Badan gue di lempar ke tanah dan seolah tak rela gue menghiruo udara terlebih dahulu, dia langsung aja menduduki tubuh gue dan melayangkan tinjunya tanpa ampun.

"Rasain lo, orang jahat kayak lo pantas di giniin! Sok berkuasa padahal lemah, cih!" Maki Sean sambil terus mukul muka gue, bahkan saking kuatnya Sean tangan gue tak mampu lagi menangkis serangannya dan akhirnya gue cuma bisa pasrah di pukulin bocah kekar ntuh.

"Hah.. Mampus lo, lemah jangan sok keras! Taunya jual nama abang doang, mental cepu, cuih!" Lagi-lagi Sean mencaci maki gue setelah puas mukulin gue dan tak lupa dia meludah ke arah gue yang cuma diam meringis menahan rasa sakit di wajah dan tubuh gue lalu pergi begitu saja.

Guer terbaring dalam posisi telentang memandangi awan-awan yang bergerak sesuai arah angin. Rasa sakit di wajah gue saat ini gak sebanding sama rasa tak percaya yang gue rasain karena sadar akan fakta kalau...

"Gue bener-bener balik ke masa lalu? Ha... Haha.. HaHaHa! "Gue tertawa kencang lalu meringis kesakitan karena luka di bibir gue.

" Ssh, makan apa tuh bocah kuat bener" Ringis gue, menghela nafas dan kembali memandangi awan-awan.

 
  Jika emang ini masa lalu dan semua bakal berjalan sesuai dengan seharusnya, itu berarti ini kesempatan gue buat ngerubah semuanya. Di kehidupan kali ini gue gak akan ngulang kesalahan yang sama dua kali, dan gue gak mau hidup malu maluin sebagai budak lagi, gue gak akan ngebebanin abang gue lagi, di kehidupan kali ini gue yang bakal ngelindungi dia!

"Rakel!" Langit mendung itu seketika tergantikan dengan wajah cantik bak boneka milik seorang gadis yang bahkan hampir gak gue ingat. Dada gue terasa berdenyut kala wajah yang sempat hilang itu kini muncul lagi di hadapan gue.

"Al..ya?" Lirih gue gak percaya akan apa yang gue liat.

"Ya ampun, Rakel muka kamu!" Alya menutup mulutnya sendiri terkejut dengan mata yang berkaca-kaca.

Tes..

Kami berdua sama-sama terdian saat tetes demi tetes air mata mengalir turun dari ekor mata gue. Eh? Hue nangis? Kenapa? Apa karena Alya.

"Eh? Ah! M-mata aku minus aku gak liat apa-apa kok!" Alya memejamkan matanya berpura-pura seolah tak melihat gue yang nangis tiba-tiba. Padahal gue tau banget mata Alya itu gak minus. Pffth, jadi dia gak mau ngelukai harga diri gue yah..

Ah.. Bener juga, salah satu penyesalan terbesar gue itu, Alya.

TO BE CONTINUED...

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

127 68 34
Elicia dan Vicktory, sudah saling bermusuhan sejak pertama kali mereka bertemu. Namun siapa sangka, ternyata mereka akhirnya bisa saling jatuh cinta...
45.4K 3.8K 34
Zee seorang anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia dibenci oleh tiga kakaknya karena kesalahan pahaman, tetapi berbeda dengan adiknya, adiknya percaya kalau...
46.3K 1.8K 47
Semenjak kecelakaan itu Rayyan bukan lagi Rayyan, segala nya menjadi berbeda. Penasaran sama cerita nya? Kuyy!
2.3M 265K 54
Alvan dan Alvin, mereka kembar. Namun, mereka tidak diperlakukan secara adil. Ayahnya hanya mementingkan Alvan, Alvan, dan Alvan. Ayahnya juga selal...