Chapter 11 Bagian 1 "Serangan Malware"

194 71 2
                                    

POV Ilya

Aku sedang mengutak-atik smartphone ku mencari informasi seputar komplotan yang mengincar kami. Tiba-tiba saja smartphone ku mengalami gangguan, respon smartphone ku menjadi lambat, layarnya patah-patah. Mungkin ini hanya karena smartphone ku bekerja terlalu keras jadi aku coba restart.

Ketika smartphone ku kembali menyala, aku melihat, aku tidak bisa membuka file yang baru saja aku unduh, apa jangan-jangan?! Trojan?!

Aku bergegas memeriksa laptop ku yang turut menyala dan mengutak-atiknya berusaha mengamankan file yang aku punya ke dalam hardisk ku lalu beberapa saat kemudian, laptop ku mengalami hal serupa. Oh sial, sial, sial, sial!

Ketika aku menyalakan kembali laptop ku, aku tidak bisa masuk ke dalamnya. Laptop ku dan smartphone ku, keduanya terinfeksi oleh virus Malware berupa ransomware. Di layar smartphone dan laptop ku, pelakunya meminta agar aku mendatanginya seorang diri. Pelakunya meminta ku datang atas nama pihak kepolisian karena aku telah menyalah gunakan gawai yang kupunya, mereka memintaku bertemu di bawah jalan layang.

Mereka berusaha menjebakku rupanya. Sial, tanpa gawai ku aku tak bisa melakukan apapun. Aku keluar dari kamar ku lalu pergi menuju kamar mevrouw Sofia, mengetuk-ngetuknya sekeras mungkin untuk membangunkannya sambil memanggil namanya.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara kunci pintu kamarnya terbuka. Ia membuka pintu kamarnya lalu bertanya pada ku.

"Iya, Kak Ilya, ada apa?"

"Ini gawat, gawai saya di retas malware ransomware dan orang yang ngeretas minta saya nyerahin diri saya ke sini." jelas ku padanya sambil menunjukkan tulisan peringatan yang terpampang di layar smartphone ku kemudian aku lanjut menjelaskan.

"Mevrouw, laptop saya juga kena, tanpa gawai saya, saya gak bisa ngapa-ngapain."

"Apa Kak Ilya gak tau cara ngatasin virus ini gimana?"

"Saya tau, tapi itu bukan hal mudah."

"Kenapa?"

"Setiap malware punya tingkatan kesulitan sendiri buat diatasin dan buat ngatasin malware yang satu ini, saya harus pergi ke tempat sumber virus berasal dan asal virus ini kemungkinan dari markas komando unit polisi rahasia yang kemarin sempet nyulik Kak Lodewijk. Saya tau resikonya saya bakalan mati tapi saya harus pergi ke sarang mereka."

"Kak Ilya, kakak gak harus ngelakuin ini sendiri, kita bangunin Kak Muhamed sama Kak Lodewijk, sekalian Tuan Wisnu, mungkin mereka bisa bantu."

Setelah percakapan itu, kami berdua berkeliling di sekitar rumah membangunkan orang-orang yang menghuni rumah ini kemudian berkumpul di ruang tamu dan membahas permasalahan yang aku hadapi kemudian Kak Lodewijk menjelaskan asumsi yang telah ia pikirkan mengenai rencana mereka.

"Menurut ku, kayaknya mereka mau nangkepin kita satu-satu dimulai dari kamu karena kemarin di pengadilan aku pake bukti foto heer Vinno ngelakuin gangbang ke mevrouw yang asalnya dari kamu dan kayaknya mereka nyelidikin asal bukti yang aku dapet dan kegiatan kamu di internet akhirnya kelacak sama mereka. Masalahnya, cuman kamu yang ngerti gimana cara nyelesein masalah yang kamu hadepin tapi kamu juga gak bisa pergi ke sarang mereka sendirian. Yaudah, aku punya rencana."

"Rencana Kak Lodewijk apa?"

"Mereka gak tau kan kalau hackernya itu kamu? Kamu selalu jaga identitas asli kamu di internet kan biar gak ketauan?"

"Iya, semua hacker yang udah profesional emang gitu."

"Nah, anggaplah mereka belum tau identitas kamu yang sebenernya. Kemungkinan besar, kalau keadaannya begitu salah satu dari kita bisa pura-pura ngaku jadi hacker yang mereka incer."

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityOnde histórias criam vida. Descubra agora