Chapter 21 Bagian 3 "Syukuran"

101 71 0
                                    

POV Karim

Aku telah terbebas dari penjara dan seminggu setelah terbebas dari penjara, aku dan kedua orang tuaku serta teman-temanku melaksanakan acara syukuran makan siang dan Klappertaart bersama anak yatim piatu di salah satu panti asuhan yang ada di kota ini. Sebelum makan kami bersama seorang ustadz yang sekaligus menjadi guru membaca al-quran di panti asuhan tersebut memanjatkan doa, berharap agar aku dan keluarga serta teman-temanku terhindar dari segala fitnah dan kejahatan yang ada di muka bumi sehingga apa yang telah menimpaku tidak menimpa mereka.

Setelah doa selesai dipanjatkan, kami makan siang bersama, duduk lesehan di lantai di salah satu ruangan panti asuhan. Setelah makan siang selesai dilaksanakan, banyak anak panti asuhan yang mengerumuni Mevrouw Sofia dan menanyai dia berbagai hal seperti bagaimana rasanya menjadi bangsawan, apa kegiatan dia sehari-hari sebagai seorang bangsawan dan berbagai hal lain. Salah satu pengurus panti asuhan sempat melarang anak-anak panti bertanya yang aneh-aneh tapi Mevrouw Sofia mengatakan pada pengurus panti bahwa ia tidak keberatan anak-anak panti menanyainya berbagai hal.

Ia menjelaskan pada para anak panti asuhan bahwa menjadi bangsawan tidak seindah dan senyaman yang sering ditunjukkan oleh media. Ia juga mengatakan pada mereka bahwa seorang bangsawan seringkali terikat oleh peraturan protokol kerajaan yang harus dipatuhi oleh anggota keluarga kerajaan seperti harus terlihat ramah dan menunjukkan teladan di depan masyarakat yang mana seringkali itu menjadi beban baginya, ia juga menjelaskan pada mereka bahwa menjadi seorang bangsawan membuat ia seringkali merasa kesepian karena ia seringkali di anggap sombong dan angkuh oleh orang-orang sekitarnya karena status yang ia sandang ditambah ia adalah seorang Belanda jadi tidak jarang ia dianggap jahat oleh orang-orang Indonesia di sekitarnya. Ia menjelaskan pada mereka ada kalanya ia ingin menjadi orang biasa, tanpa gelar bangsawan karena setidaknya dengan menjadi orang biasa ia tidak harus selalu terlihat sempurna di hadapan orang-orang.

Saat ia memberikan penjelasan pada mereka, aku melihat raut wajahnya menjadi agak murung dan kedua matanya mulai berkaca-kaca. Setelah ia selesai memberikan penjelasan, semua anak panti asuhan yang mendengar penjelasannya diam membisu hingga salah satu dari mereka yang terlihat masih dalam usia balita berjalan mendekatinya dan memeluk tubuhnya kemudian ia berkata.

"Kak Tuan Putri, kakak jangan sedih, aku sayang sama kakak."

Kemudian beberapa anak yang sepertinya merupakan temannya turut mendekati Mevrouw Sofia dan mengerumuninya ingin memeluknya. Anak-anak itu memeluk Mevrouw Sofia seolah-olah mereka memahami apa yang ia rasakan. Ia membalas pelukan mereka dengan memeluk mereka erat lalu membalas kalimat yang keluar dari anak yang pertama kali memeluknya.

"Aku sayang kalian juga."

Itulah kalimat yang keluar dari mulutnya yang ia utarakan dengan nada lembut penuh kasih sayang padanya. Mevrouw Sofia adalah seorang gadis yang baik dan sayangnya apa yang dia katakan benar. Orang-orang yang hanya melihat dirinya dari luar dan tidak mengenalnya dekat akan menganggap bahwa ia adalah seseorang yang angkuh dan sombong karena statusnya sebagai bangsawan ditambah dia adalah seorang Belanda.

Aku juga saat belum mengenalnya sempat menganggap bahwa dia adalah seseorang yang rasis dan tidak ingin berteman denganku tapi saat aku melihat dia melakukan kerja kelompok di perpustakaan bersama dengan teman-teman pribuminya, aku merasa tertampar dan bersalah karena memiliki anggapan seperti itu. Oh ya, aku jadi ingat, aku ingin meminta maafnya karena pernah memiliki anggapan itu, setelah ini semua selesai aku harus meminta maafnya.

Setelah mereka berpelukan untuk waktu yang cukup lama, salah satu pengurus panti berkata pada mereka untuk melepaskan pelukan mereka pada Mevrouw Sofia.

"Kalian, udah pelukannya? Kasian Putri Sofianya, makan siangnya udah selesai, beliau mau pulang."

Kemudian salah satu dari mereka menengok ke arah pengurus panti yang mengatakan itu dan menjulurkan lidahnya.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWo Geschichten leben. Entdecke jetzt