Chapter 26 Bagian 9 "Interogasi Kepada Pengkhianat Yang Ditawan"

111 67 0
                                    

*Putar lagu di atas buat tema part ini

POV Tantri

Aku sedang berada di markas kepolisian, sedang di interogasi di ruangan interogasi yang terpisah dengan kedua teroris yang berhasil ditangkap hidup-hidup akibat terkena jebakan yang aku dan anak buah tim SWAT teman mendiang ayahku pasang.

Aku hanya dimintai keterangan runtutan kronologi kejadian penyerangan yang dilakukan oleh para teroris itu padaku yang mana tujuan penyerangan yang mereka lakukan adalah untuk membunuh Mevrouw Sofia dan Meneer Karim. Selain itu, aku juga diminta untuk bercerita mengenai runtutan kronologi penyerangan yang aku dan anak buah tim SWAT teman mendiang ayahku lakukan pada villa tempat perayaan pesta pernikahan palsu Mevrouw Sofia dan Meneer Karim dilaksanakan.

Sesi interogasi yang penyidik kepolisian lakukan padaku berlangsung selama kurang lebih 6 jam dan setelah interogasi selesai, aku diminta oleh penyidik untuk turut menyaksikan sesi interogasi yang sedang dilakukan kepada salah satu pelaku penyerangan melalui ruang pengawas interogasi yang terdapat di markas kepolisian.

Sesi interogasi yang penyidik kepolisian lakukan padaku berlangsung selama kurang lebih 6 jam dan setelah interogasi selesai, aku diminta oleh penyidik untuk turut menyaksikan sesi interogasi yang sedang dilakukan kepada salah satu pelaku penyeran...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang pengawas interogasi, aku melihat pandangan mata para polisi yang sedang bertugas mengawasi jalannya interogasi terpaku pada beberapa layar monitor komputer yang terdapat di hadapan mereka.

Layar monitor komputer yang mereka gunakan menunjukan visualisasi gelombang suara, gambar rekaman kamera yang terpasang di ruang interogasi serta beberapa foto yang sepertinya diambil dari lokasi TKP pertempuran dan di depan monitor komputer-komputer tersebut terdapat cermin satu arah yang mana cermin tersebut berfungsi sebagai cermin di sisi satunya dan berfungsi sebagai jendela di sisi yang lain. Ruang pengawas interogasi sangat gelap, hanya terdapat cahaya lampu meja yang menerangi ruang pengawas interogasi. Di sini juga sangat sunyi, tidak ada suara yang dapat masuk atau keluar kabur dari ruangan yang kedap suara ini.

Kepala sang pelaku penyerangan terlihat tertunduk, pandangan kedua matanya menatap meja yang menjadi tempat kedua lengannya dan tangannya yang sedang diborgol bersandar. Hening dan sunyi, itulah suasana yang sedang memenuhi ruangan interogasi dan ruangan pengawas. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut orang-orang yang berada di ruangan ini. Sang pelaku yang juga ditemani oleh seorang pengacara yang turut berada dalam ruang interiogasi masih diam membisu.

Apakah ia sedang menggunakan haknya untuk tetap diam atau dia ragu-ragu untuk memberikan jawaban aku tidak tahu, yang aku tahu sekarang adalah sekarang pertempuran psikis sedang berlangsung antara sang pelaku dengan sang penyidik. Pelaku itu beruntung karena ia memiliki pengacara, jika tidak mungkin dia akan memberikan pengakuan lebih cepat karena tekanan psikis yang penyidik berikan padanya dengan terus memberikan pertanyaan padanya secara bertubi-tubi.

Aku bertanya pada penyidik yang memintaku untuk melihat proses berlangsungnya sesi interogasi ini mengenai apakah aku dapat mengajukan pertanyaan pada salah satu pengawas terkait apakah pertanyaan mengenai siapa orang yang memberikan perintah padanya dan teman-temannya untuk menyerang konvoi mobil dan villa tempat diadakannya pesta perayaan pernikahan Mevrouw Sofia dan Meneer Karim berlangsung sudah diajukan dan dijawab oleh pelaku atau belum.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang