Chapter 23 Bagian 4 "Euer Wille ist mein Befehl, Eure Majestät"

108 70 2
                                    

POV Tantri

Pada akhirnya, aku dipecat dari kepolisian. Hakim pengadilan internal kepolisian yang memeriksa berkas kasusku atas laporan yang mereka terima mengenai pernyataanku yang aku katakan saat aku diwawancarai oleh media massa terkait penyiksaan yang aku alami di rumah sakit kepolisian saat aku dan teman-temanku berusaha memindahkan Lodewijk dari rumah sakit kepolisian saat dia koma pada akhirnya memutuskan bahwa aku telah memberikan pernyataan palsu pada publik dan hal tersebut masuk ke dalam kategori membuat kebohongan yang melanggar kode etik kepolisian.

Alasan lain aku dipecat adalah pengadilan internal kepolisian menyatakan bahwa investigasi mandiri yang kulakukan untuk menyelamatkan Riri dan menyebabkan apartemennya meledak merupakan penyalahgunaan wewenang karena seharusnya aku tidak menggunakan wewenang yang aku miliki sebagai seorang polisi selama aku diskors.

Aku sudah mengajukan banding pada pengadilan internal kepolisian supaya aku tidak dipecat akan tetapi hasilnya tetap sama. Apakah ini pertanda bahwa sudah saatnya bagiku untuk mencari seorang pria yang bersedia menerimaku sebagai pendamping hidupnya? Yah, kalau itu memang sudah saatnya aku tidak keberatan hanya saja, entah kenapa setiap kali aku membayangkan sosok suami yang aku inginkan, orang itu lagi yang selalu muncul di benakku.

Tak kusangka badut bodoh itu bisa membuatku mempunyai pemikiran aneh seperti itu. Aku rasa tidak mungkin aku bisa bersanding dengannya. Aku adalah seseorang yang kaku dan dia adalah seseorang yang bebas, jika aku berakhir bersama dengannya mungkin aku akan selalu bertikai dengannya lagipula menurutku Riri lebih cocok untuk bersanding dengannya.

Alasanku mengatakan bahwa Riri lebih cocok untuk menjadi pendamping hidup si badut bodoh itu adalah, saat ia tinggal di rumahku dalam kurun waktu sebulan selama dia mencari apartemen baru yang dapat dia huni, aku memerhatikan sifatnya yang cenderung periang dan lebih santai ketimbang diriku. Itu bukan sesuatu yang buruk tapi karena itulah aku merasa badut bodoh itu lebih cocok untuk bersanding bersamanya ketimbang diriku tapi, walau aku berusaha untuk merelakan badut bodoh itu pada akhirnya bersanding dengan Riri, entah kenapa dadaku terasa sedikit sesak.

Aku tahu seharusnya aku bisa menahan diriku dari memikirkan itu tapi, bagaimanapun juga, setiap kali ada pemberitahuan pesan masuk di layar smartphoneku, ada kalanya aku berharap bahwa yang mengirimkan pesan itu adalah badut bodoh itu. Badut bodoh yang berhasil mengaduk perasaanku yang mana hal itu membuatku kesal pada diriku sendiri karena betapapun kerasnya aku berusaha menyingkirkan perasaan itu, perasaan itu tetap tidak mau hilang.

Ah, sudahlah. Kalau aku masih belum mendapat pekerjaan ganti, aku harus segera mencoba mencari pasangan hidup. Mungkin ada baiknya aku mulai bertanya pada teman-teman laki-lakiku apakah ada di antara mereka atau teman-teman laki-laki mereka yang sedang mencari pasangan hidup.

Aku yang sedang duduk di sofa ruang tamu rumahku menyalakan layar smartphoneku dan saat layar smartphoneku memperlihatkan tampilan interfacenya, aku melihat ada pemberitahuan pesan masuk di WA ku.

Aku segera membuka WA ku dan pesan masuk tersebut berasal dari Mevrouw Sofia yang baru saja kembali ke sini sekitar dua minggu yang lalu. Aku membuka pesan yang ia kirimkan dan membacanya.

"Assalamualaikum Kak Tantri, permisi, maaf kalau saya ganggu, apa kabar Kak? Saya harap kakak dalam keadaan sehat dan aman dari segala marabahaya, ancaman, malapetaka, bencana, penyakit, kemiskinan atau hal-hal buruk lainnya yang bisa membahayakan kakak. Insha Allah, aamiin.

Ngomong-ngomong, Kak. Saya ngehubungin Kakak karena saya mau nawarin Kakak buat jadi pengawal pribadi saya. Saya tau Kakak lagi diskors dan saya gak tau apa selama Kakak diskors Kakak punya penghasilan atau enggak dan saya juga enggak tau apa Kakak udah diberhentikan dari pekerjaan kakak atau enggak tapi, kalau Kakak butuh pekerjaan saya harap Kakak mau nerima pekerjaan yang saya tawarkan ke Kakak.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWhere stories live. Discover now