Chapter 10 Bagian 5 "Diincar"

288 65 2
                                    

POV Lodewijk

Malam semakin larut, rintik-rintik hujan yang turun semakin lama semakin deras menambah hawa dingin yang menyelimuti tempat tinggalku, membuatku terbangun dari lelapnya tidurku.

Hawa dingin ini membuatku ingin minum bir pletok. Aku keluar dari kamar ku menuju kulkas, mengambil satu botol besar bir pletok lalu menuangkannya ke dalam panci untuk aku hangatkan. Setelah menghangatkannya, aku menuangkannya ke dalam gelas mug kemudian menaruhnya di meja ruang kerjaku yang letaknya terhubung dengan kamarku.

Aku kembali ke kamarku sejenak untuk mengambil smartphoneku kemudian menyalakannya dan membawanya ke meja kerjaku. Sembari duduk dan minum, aku memeriksa isi pesan yang masuk melalui sosial media ku. Saat aku membuka kontak WA Ilya, aku melihat dia berusaha menghubungiku berkali-kali dengan cara menelpon dan melakukan spamming pesan berkali-kali, karena sepertinya cukup gawat, aku menelpon Ilya tapi tidak ada jawaban hingga akhirnya aku mendapat pesan dari nomor telpon yang tidak kukenal, dia bilang dia adalah Ilya, awalnya aku tidak percaya hingga akhirnya dia menunjukkan kemampuan meretasnya dengan mengubah foto profil WhatssApp ku beserta mengubah namanya, itu membuatku yakin kalau nomor asing yang menghubungiku adalah nomor Ilya. Aku coba menelponnya melalui WhatsApp, dia menjawabnya dan berkata.

"Assalamualaikum, Kak Lodewijk, ini aku Ilya, terserah Kakak mau percaya atau nggak itu urusan Kakak karena dari tadi aku udah sumpah pake demi Allah tapi kakak gak percaya. Oke, sekarang ke inti permasalahannya, jangan banyak tanya, Kakak buruan pergi ke rumah mevrouw Sofia sama Pak Wisnu, aku sama Muhamed udah nunggu di situ, keadaannya gawat, ini mengenai keselamatan kakak, bawa dokumen yang sekiranya bagi Kakak penting,

"Waaalaikumussalaam, iya, aku otw."

Tanpa membuang waktu lagi, aku segera mengenakan pakaian yang aku rasa cukup pantas kemudian mengambil dokumen yang sekiranya penting dan aku masukkan ke dalam tas.

Aku segera membuka pintu gerbang rumahku, mengeluarkan mobil ku dari rumah, menutup dan mengunci rumahku lalu segera menancap gas mobilku pergi menjauh dari sana. Saat aku keluar dari komplek rumahku, aku melihat samar-samar dari kejauhan seseorang sedang mengendarai sepeda motornya menerobos derasnya hujan. Ia berkendara menuju jalan masuk lain menuju komplek perumahan tempat tinggalku, suasana jalanan di sini sepi hanya ada aku dan dia. Aku punya firasat buruk mengenai ini. Saat dia sudah menjauh dari tempatku berada, aku langsung menancap gas mobilku menuju kediaman mevrouw Sofia dengan suasana hati yang was-was, berusaha tenang sambil terus menerus mengucapkan laa hawla wa laa quwwata illa billaah.

Perjalanan dari tempat ku tinggal menuju kediaman mevrouw Sofia memakan waktu yang cukup lama, kurang lebih 45 menit aku baru sampai di rumahnya. Saat aku sampai, aku menghubungi Ilya kembali melalui fitur chatting, aku melapor padanya aku sudah sampai sambil mengirimkan foto rumah mevrouw Sofia.

Beberapa menit kemudian, pintu gerbang rumahnya otomatis terbuka. Aku memasukkan mobilku ke dalam lalu melihat Ilya keluar dari rumah mevrouw
bersama dengan Pak Wisnu. Pak Wisnu menghampiriku sambil memegang payung untuk berteduh dari hujan. Aku keluar dari mobil kemudian berjalan menuju teras rumah dipayungi olehnya sambil membawa tas yang berisi dokumen sedangkan Ilya berdiri di teras menunggu kami.

Saat aku masuk bersama mereka berdua aku melihat Muhamed dan mevrouw sedang duduk di sofa. Aku dan Ilya berjalan menuju sofa yang masih kosong sedangkan Pak Wisnu menutup pintu rumah. Aku melihat di meja minuman hangat yang disediakan untuk para tamu yang sudah datang. Aku duduk lalu Pak Wisnu menghampiriku dan bertanya.

"Tuan Lodewijk, anda mau minum sesuatu?"

"Ah, jangan panggil saya Tuan, panggil aja Pak Lodewijk, dan juga kenapa anda melayani saya? Saya ngerasa gak enak jadinya."

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityDove le storie prendono vita. Scoprilo ora