Chapter 14 Bagian 2 "Het dossier"

236 70 0
                                    

POV Lodewijk

Waktu menunjukkan sore sudah tiba. Aku menerima pesan WA dari Tantri, sebuah file yang pada saat aku tekan tidak dapat dibuka jika tidak ada kuncinya. Dia mengirimkan pesan padaku.

"File itu dienskripsi tapi enskirpsi sederhana, kirim ke teman hacker mu, dia pasti bisa membukanya." pintanya.

"Ok." jawabku.

Aku mengirimkan file yang Tantri kirim pada Ilya dan mengirimkan screenshot percakapan ku dengannya, beberapa detik kemudian Ilya mengirimkan jawaban.

"Ok."

Setelah beberapa menit berlalu, Ilya mengirimkan ku temuannya.

"Isi filenya kode chiper yang nunjukkin koordinat tempat kalian harus ketemu, ini aku share lokasi nya. Di dalem file nya, dia minta aku buat dateng tapi berhubung aku gak bisa dateng gara-gara kesurupan, sampein salamku ke dia ya." pinta Ilya.

"Sip." jawabku.

Dia mengirimkan lokasi tempat kami harus bertemu, tower viewer yang berada di puncak bukit. Setelah mengetahui lokasinya, aku mengambil kunci mobilku yang ada di kamar kemudian pergi ke kamar Tuan Wisnu untuk memberikan kunci kamar Ilya dan Muhamed sekaligus meminta pistolku dan memberitahu kepadanya perihal tujuan kepergianku dan bergegas menuju mobil, memasukinya kemudian mengendarainya hingga aku sampai di tujuan.

Aku keluar dari mobil, menguncinya dan berjalan menuju salah satu bangku taman yang tersedia kemudian duduk, mengambil foto pemandangan sekitar dan mengirimkannya pada Tantri. Aku menunggunya untuk waktu yang cukup lama dan karena khawatir kalau ternyata dia hanyalah umpan untuk menjebakku, aku hampir saja pergi meninggalkan tempat ini hingga aku mendengar sebuah suara memanggilku.

"Lodewijk Engels?"

Aku sedikit membalikkan badanku ke belakang dan melihat seorang wanita dengan tubuh yang cukup ramping tertutup oleh mantel putih panjang, celana kulot hitam, memakai kacamata, bermata biru dan mengenakan jilbab berdiri tepat di belakangku.

"Ya?" jawabku.

"Ini saya, Tantri Annie Dekker." ujarnya.

Aku membalikkan badanku sepenuhnya, menghadapnya setelah dia memperkenalkan dirinya.

"Mohon maaf kalau saya lama dateng kemari, saya harus meriksa apakah keadaan sekitar aman atau enggak berhubung anda juga diincar oleh SSE." ujarnya.

"Anda tau SSE dari mana?" tanyaku dengan nada sedikit terkejut.

"Ayah saya yang ngasih tau saya mengenai mereka. Saya juga sering merhatiin gerak-gerik anda dan teman-teman anda di dunia maya karena ayah saya minta ke saya buat ngawasin anda dan teman-teman anda. Saat anda disekap, saya juga yang ngasih tau ayah saya mengenai hal itu." ujarnya menjelaskan.

Aku terkejut mengetahui ini. Sudah berapa lama dia mengawasi aku dan teman-temanku dan berapa banyak hal yang sudah dia ketahui mengenai kami?

"Saya tau anda terkejut mengenai kenapa ayah saya enggak pernah ngasih tau hal ini, saya akan ngejelasin semuanya." ujarnya.

Kemudian kami berdua duduk di bangku dan dia mulai bercerita, di mulai dari ketika Mevrouw Sofia mengamuk kepada ayahnya dan ayahnya bercerita mengenai kejadian itu kepadanya dan memberikan nomor telponku padanya sampai pada kejadian aku diculik dan disekap oleh Breivik bersaudari dan hampir dibunuh oleh Ludwig yang mana dia mengetahui kejadian tersebut dari mengawasi percakapanku dengannya hingga dia datang bersama beberapa anak buah ayahnya yang terpercaya ke cafe tempat aku diundang oleh Ludwig untuk bertemu dengannya dan meminta pemilik cafe untuk membuka rekaman cctv nya sampai ia melacak nomor Ludwig dan lokasi gawainya berada di mana saat dia hampir membunuhku ketika dia menjalani tes kesetiannya terhadap partai di rumah tua tempat aku disekap.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWhere stories live. Discover now