Chapter 26 Bagian 8 "Pembasmian Para Pengkhianat"

125 69 0
                                    

*Putar lagu di atas buat tema part ini

POV Tantri

Aku bersama dengan kumpulan polisi tim SWAT anak buah teman ayahku berkendara bersama menggunakan mobil kami masing-masing menuju villa tempat acara pesta pernikahan palsu Mevrouw Sofia dan Meneer Karim diadakan. Iya, aku masih menggunakan mobil putih yang tadi kugunakan untuk kabur dari kejaran musuh-musuhku yang tadi mengincarku. Meskipun mobil ini memiliki banyak bekas lubang peluru di body dan kursi belakang mobilnya, serta jendela mobilnya pecah akibat ditembaki, aku tetap memilih berkendara sendiri menggunakan mobil ini ketimbang menumpangi mobil polisi yang anak buah teman ayahku gunakan.

Sebelum kami berkendara menuju lokasi tujuan kami, teman ayahku sempat menawariku untuk menumpangi mobil tim SWAT yang ia gunakan karena kondisi mobil putih yang aku gunakan cukup memprihatinkan tapi, aku menolak tawarannya.

Alasanku menolak tawarannya dan lebih memilih menggunakan mobil ini adalah karena, walau dia adalah anak buah teman ayahku, aku masih belum bisa mempercayai keberpihakan mereka dalam membantuku menyelesaikan tugas yang sedang kulaksanakan. Mereka memang teman tapi, pengalaman adalah guru yang terbaik dan jika mereka adalah musuh dalam selimut dan mengkhianatiku juga, setidaknya aku bisa berusaha untuk kabur dari kejaran mereka menggunakan mobil ini dan memberikan perlawananku pada mereka.

Satu setengah jam telah berlalu, pada akhirnya kami semua sampai di pintu gerbang villa yang menjadi tempat tujuan kami. Aku tidak mengetahui berapa banyak musuh yang sudah menunggu kami di sana dan senjata apa yang mereka gunakan tapi, satu hal yang membuatku merasa sedikit lega adalah, selama perjalanan hingga sampai ke sini sesuatu yang buruk belum terjadi. Yah, walau begitu tetap saja aku tidak boleh menurunkan kewaspadaanku.

Aku mengambil pistolku dari dashboard dan mengokangnya kemudian, mematikan mesin mobil dan keluar dari mobilku bersamaan dengan anak buah teman ayahku. Sebelum masuk ke dalam area villa, aku mengajak anak buah teman ayahku untuk berpencar memeriksa perimeter villa sebelum kami masuk ke dalam untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengintai kami atau memasang jebakan. Selain itu, kami juga memeriksa apakah ada kamera CCTV yang terpasang di sekitar perimeter villa yang sedang mengawasi gerak-gerik kami atau tidak dan setelah kami selesai memeriksa perimeter villa, kami semua kembali ke tempat kami berkumpul sebelumnya.

Kami berdiskusi sejenak mengenai strategi apa yang akan kami terapkan untuk menyusup masuk ke dalam villa tersebut dan menyerang musuh-musuh kami yang sedang menunggu kami di dalam dan pada akhirnya, kami mencapai sebuah kesepakatan mengenai strategi yang akan kami gunakan.

Sebelum kami berpencar menuju posisi kami masing-masing untuk menyusup, aku harus meretas router WiFi internet yang terpasang di villa ini karena, seluruh kamera CCTV yang ada di villa ini pasti tersambung dengan router WiFi yang ada di villa ini dan jika aku berhasil meretas router WiFi yang terdapat di villa ini, maka aku bisa mendapat akses seluruh kamera CCTV yang ada di sini dan memetakan letak keberadaan musuh-musuh kami.

Setelah sekitar sepuluh menit berlalu, aku berhasil meretas Router WiFi yang terdapat di villa ini lalu lima menit kemudian, aku berhasil mendapatkan akses aplikasi kamera CCTV villa ini sehingga layar smartphoneku dapat menunjukan berbagai gambar yang sedang ditangkap dan direkam oleh seluruh kamera CCTV yang terdapat di villa ini.

Setelah aku dan para anggota tim SWAT anak buah teman ayahku selesai melihat seluruh gambar pemandangan area luar dan dalam bangunan villa yang sedang direkam oleh seluruh kamera CCTV yang terdapat pada bangunan villa ini dan mengira-ngira di mana saja lokasi para musuh kami berada berdasarkan pada tangkapan gambar-gambar seluruh kamera CCTV yang ditampilkan di layar smartphoneku, aku diberikan satu tactical neck microphone serta satu tactical gas mask oleh salah satu anak buah teman ayahku dan memakai kedua benda tersebut aku dan para anggota pasukan polisi milik teman ayahku dapat berkomunikasi dengan satu sama lain dan agar aku aman dari keracunan gas beracun yang akan digunakan dalam pembasmian dan penangkapan para musuh kami.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWhere stories live. Discover now