Chapter 15 Bagian 5 "In ruil voor je vriendelijkheid en goede daden"

198 70 0
                                    

POV Lodewijk

Semua indraku mati kecuali indra pendengaran. Aku tidak tahu apakah aku sedang tertidur atau terjaga dan ada kalanya aku merasa khawatir akan apa yang sedang terjadi di sekitarku karena aku tidak tahu bahaya apa yang mengancam. Namun, dalam beberapa waktu tertentu aku selalu mendengar suara seorang gadis berbisik di telingaku, suaranya tidak terdengar sinis, mengancam atau menggoda tapi lembut penuh dengan kasih sayang. Aku merasa pernah mendengar suara gadis ini tapi di mana?

Aku selalu menantikan kedatangan gadis itu, mendengar suaranya yang lembut membuatku merasa aman. Aku penasaran dengan rupa wajahnya, seandainya saja aku bisa membuka kedua mataku, mungkin suatu hari nanti.

Aku mendengar suara pintu kamarku terbuka dan tertutup, terdengar suara roda berputar di atas lantai kemudian suara gadis itu kembali terdengar di telingaku.

"Lodewijk, ini aku, Riri, kalau kamu seneng aku dateng, tolong kasih aku tanda, percepat detak jantungmu."

Aku mendengar bunyi indikator detak jantung monitor LCD menjadi lebih cepat dari sebelumnya kemudian dia berkata.

"Aku enggak tau kapan kamu bakal bangun, atau apa kamu bakal inget aku atau enggak tapi cuman ini yang bisa aku lakuin buat sekarang." ujarnya padaku kemudian dia melanjutkan kata-katanya.

"Sampe kamu bisa keluar dari sini, aku bakal terus ngerawat kamu, maaf kalau kurang tapi aku harap apa yang aku lakuin ini cukup sebagai bayaran buat kebaikanmu yang udah ngebela aku dan ayahku waktu tanah sama rumah kami hampir digusur, makasih banyak Lodewijk buat kebaikanmu."

Aku tidak ingat kasus mana yang dia maksud, mungkin karena banyak kasus yang sudah kutangani jadi aku tidak dapat mengingatnya atau mungkin karena otakku sedang memutar sebuah ingatan, ah entahlah aku sendiri juga tidak tahu apakah yang kudengar ini mimpi atau nyata tapi jika nyata, aku harap aku bisa segera tahu siapa orang yang bernama Riri ini.

"Aku izin pamit ya, besok kita bakal ketemu lagi. Selama aku gak ada, aku punya satu permintaan ke kamu, tolong bertahan dan sabar, aku bakal berdoa juga setiap hari supaya penderitaanmu segera berakhir dan berubah menjadi kebahagiaan." ujarnya kemudian aku mendengar suara langkah kaki beserta suara roda bergulir, suara pintu terbuka dan tertutup kemudian, hening. Tidak ada suara apapun selain suara indikator detak jantung dari monitor LCD yang mengisi keheningan di sekitarku.

Sebatang kara lagi, aku baru menyadari itu. Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanku. Kedua orang tuaku sudah tiada, beberapa temanku meninggalkanku duluan dan sudah berada di alam lain dan kakakku sudah menyusul mereka.

Ah, hidup ini aneh, beberapa orang memang ditakdirkan untuk singgah sebentar dalam hidup kita, beberapa lainnya ditakdirkan untuk menemani kita sampai waktunya tiba untuk kita dipanggil dan meninggalkan mereka duluan.

Banyak orang yang ingin berumur panjang dan dipanggil belakangan tapi bagiku, entah dipanggil duluan atau belakangan, keduanya sama-sama baik. Jika aku dipanggil duluan, setidaknya aku bisa bertemu dengan kedua temanku dan kakakakku dan jika aku dipanggil belakangan, setidaknya aku masih bisa melakukan hal yang ingin aku lakukan.

Menemukan seseorang untuk dicintai, menikah, punya anak, ah rasanya masih sangat lama sampai hal itu dapat terjadi. Yah, pastinya kesukaran dan kesedihan akan tetap terjadi tapi, selalu ada jalan keluar walaupun harus bersakit-sakit dahulu dan menunggu sama seperti akhir dari hubunganku denganmu Ludwig, iya kan, broeder?

================================

Kamus Bahasa Belanda

In ruil voor je vriendelijkheid en goede daden = balasan untuk kebaikan dan amal saleh mu

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWhere stories live. Discover now