Chapter 14 Bagian 5 "Unterstützungsangebot"

168 70 0
                                    

POV Tantri

Aku sampai di depan rumah Mevrouw, keluar dari mobil dan menekan bel beberapa kali, beberapa saat kemudian, seorang pria bertubuh cukup ramping, memakai pakaian seorang pelayan pria datang keluar dan menuju gerbang, berdiri dibaliknya.

"Mohon maaf, anda siapa dan ada keperluan apa anda kemari?" tanyanya.

"Saya Tantri Annie Dekker, anak Pak Erwin Dekker, Inspektur 2 Divisi Keamanan Siber ingin menemui Mevrouw Sofia, ini keadaan darurat, mengenai Lodewijk Engels." ujarku padanya memberikan penjelasan.

"Sebentar, saya ingin menelpon seseorang terlebih dahulu." ujarnya kemudian membalikan badan, mengeluarkan smartphonenya sambil berjalan menjauhi pintu gerbang kemudian berhenti dan mulai berbicara dengan seseorang hingga dia menyelesaikan pembicaraannya, berbalik dan berjalan kembali ke tempat semula.

"Anda membawa senjata api?" tanyanya, aku mengangguk.

"Serahkan senjata itu pada saya terlebih dahulu baru anda boleh masuk." pintanya.

Aku berbalik, membuka pintu mobil, masuk ke dalam dan mengambil pistolku dari dashboard, kemudian keluar dari mobil dan menyerahkannya pada pria itu.

"Sebentar, saya akan buka pintunya, sebaiknya anda masukkan mobil anda ke dalam." ujar pria itu kemudian membuka gerbangnya.

Aku memasukkan mobilku ke dalam, kemudian keluar dan menunggu pria itu selesai menutup pintu gerbang. Setelahnya, beliau membuka pintu rumah dan memintaku untuk masuk ke dalam.

"Silahkan masuk."

Saat aku masuk, aku melihat seorang wanita berambut pirang dengan tubuh agak mungil memakai kemeja lengan panjang berwarna putih dan rok panjang berwarna oranye gelap duduk di kursi tamu, dia terlihat menawan, anggun dan mempesona. Apakah ini seorang Mevrouw Sofia?

Dia berdiri dari kursinya berjalan kepadaku kemudian berhenti, kepalanya mendongak ke wajahku dan ia memperkenalkan dirinya.

"Saya Sofia van Amsberg, pemilik kediaman ini, selamat datang di rumah saya, ayo, silahkan duduk."
Ia memintaku untuk duduk di bangku untuk tamu sedangkan dia kembali duduk di kursinya.

"Anda ingin minum apa?" tanyanya.

"Ah, air saja, terimakasih." jawabku.

"Tuan Wisnu, tolong airnya." pintanya pada pria itu, ah rupanya pria itu pelayannya.

"Iya, Mevrouw." jawabnya kemudian pergi meninggalkan kami.

"Jadi, apa yang ingin anda sampaikan?" tanya beliau padaku dengan tatapan serius.

"Saya ingin menyampaikan perihal mengenai Pak Lodewijk Engels." mendengar nama itu membuat ekspresi wajahnya berubah, ia terlihat gelisah.

"Ada apa? Apa yang terjadi dengan Kak Lodewijk?" tanyanya dengan nada khawatir. Pelayannya yang sudah membawakan air untukku dan meletakkannya di meja, ia tetap berdiri di samping Mevrouw dengan tatapan dinginnya padaku. Aku merasa gelisah ingin menceritakan ini tapi bagaimanapun keadaannya, aku harus tetap menceritakannya karena tidak ada gunanya juga menyimpan kisah ini sendirian.

Aku mulai menjelaskan mengenai apa yang telah terjadi dengan Lodewijk secara runut, dimulai dari aku yang menghubungi Lodewijk, hingga pertemuan kami di area tower viewer sampai ia dijebak dan bagian kisah di mana aku mengambil kembali hard diskku beserta smartphonenya.

Matanya mulai berkaca-kaca setelah melihat smartphone Lodewijk kemudian, ia berdiri dari kursinya dan berkata padaku.

"Saya izin permisi sebentar, saya ingin memberitahu hal ini pada seseorang, mungkin dia bisa membantu menemukan keberadaan Kak Lodewijk." dia membalikkan badannya dan berjalan menuju tangga, pergi ke lantai atas.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon