Chapter 16 Bagian 3 "De Prinses en haar tijgerhart"

350 70 1
                                    

"Howling ghosts they reappear
In mountains that are stacked with fear
But you're a king and I'm a lionheart"
-
King and Lionheart oleh Band Of Monsters and Men

POV Sofia

Hari H serangan bom teroris berkedok Islam akhirnya telah tiba, aku dan Tuan Wisnu sedang berada di salah satu markas tersembunyi milik geng motor Jalan Darah yang berada jauh dari keramaian dan suara hiruk pikuk kota. Aku bersama Kak Ilya, Kak Muhamed dan Tuan Wisnu sedang menunggu para anggota yang bersedia untuk melakukan misi berbahaya ini.

Satu jam telah berlalu, akhirnya aku mendapat pemberitahuan dari pemimpin tertinggi mereka bahwa mereka semua sudah berkumpul. Aku tidak pernah mengira mereka akan datang dengan jumlah lebih daripada yang kuharapkan karena mengingat reputasi mereka sebagai kriminal yang cukup sering hanya mencari keuntungan pribadi dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan membuatku sempat memiliki pemikiran bahwa mereka takkan punya kepedulian untuk membela apa yang benar ketika masyarakat yang tinggal di tanah tempat kelahiran mereka ditindas.

Aku bersama Tuan Wisnu, Kak Muhamed dan Kak Ilya pergi menemui mereka di ruang bawah tanah tempat mereka berkumpul, mereka semua berdiri berkerumun menghadap ke arahku dan kedua teman beserta pelayanku. Aku terus berjalan dan berhenti. Sekarang posisiku tepat berada di tengah depan mereka semua. Tatapan mereka menunjukkan keseriusan dan keberanian seolah-olah mereka sudah mengetahui apa yang akan aku pinta kepada mereka untuk mereka kerjakan dan bagaimana mereka akan berakhir nanti.

Aku menarik napas dalam, terus mengulur waktu sedikit lebih lama agar perhatian mereka semua tertuju kepadaku semata, selama mengulur waktu, bola mataku bergerak kesana dan kemari untuk memeriksa apakah perhatian mereka sudah tertuju kepadaku dan pada akhirnya, aku membuka mulutku, mulai menyampaikan apa yang aku pinta pada mereka beserta harapanku pada mereka dalam misi pencegahan serangan teror bom ini.

"Saya tahu kalian semua sudah mengetahui kenapa kalian berada di sini malam ini dan ini merupakan suatu hal yang mengejutkan bagi saya karena sekalipun kalian sudah mengetahui apa yang akan kalian lakukan kalian tetap datang. Saya tahu, saya tidak pantas meminta ini kepada kalian, meminta kalian mengorbankan nyawa kalian untuk sesuatu yang tidak memiliki nilai keuntungan apapun yang akan kalian dapat dari keberhasilan misi ini." ujarku kepada mereka dengan nada dalam dan rendah mengambil napas dan melanjutkan kalimatku.

"Ya, saya tidak pantas meminta ini kepada kalian karena saya tahu diri saya siapa dan kalian juga tahu identitas diri saya yang merupakan keponakan raja Belanda yang sebagian besar leluhur dari bangsa yang dia pimpin telah berbuat banyak kejahatan dan kerusakan di tanah yang sedang kita semua pijak tapi malam ini bukan tentang saya, bukan tentang kalian yang dicap sebagai kriminal dan bukan pula tentang pribumi, Belanda, Islam atau label apapun yang bisa kalian sematkan pada kelompok dan golongan manapun.

Malam ini adalah malam di mana sebuah kejahatan dan keburukan akan terjadi yang jika hal tersebut terjadi dapat mengakibatkan orang-orang di sekitar kalian yang kalian sayangi bisa kehilangan nyawa mereka, mendekam dipenjara dan ditindas dengan cara lainnya atas nama keamanan dan ketentraman." ujarku dengan nada sedikit meninggi kemudian melanjutkan kalimatku.

"Sejujurnya, saya tidak berharap banyak dari kalian karena kalian sendiri juga mungkin mengetahui secara sadar dari lubuk hati kalian yang paling dalam mengenai sifat dari profesi yang kalian lakukan." ujarku kepada mereka dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

"Dan saya juga tidak mengetahui alasan apa yang kalian miliki untuk berada di sini saat ini tapi jika salah satu alasan kalian adalah untuk menebus segala kejahatan yang telah kalian lakukan maka inilah saatnya. Inilah saatnya bagi saya dan kalian untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita, untuk membela apa yang benar tanpa harus memerdulikan siapa diri kita, dari mana asal kita, dan bagaimana masa lalu kita!" ujarku dengan makin melantangkan suaraku berusaha mengobarkan semangat mereka.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityDove le storie prendono vita. Scoprilo ora