Chapter 15 Bagian 2 "Pengungkapan"

162 71 0
                                    

POV Ilya

Pertemuanku dengan Kak Tantri membuatku jengkel. Aku sangat curiga dengan orang itu. Ya, aku dan Mevrouw sudah menyampaikan pertemuan kami dengan Kak Tantri pada Pak Erwin dan sudah memberitahunya mengenai insiden yang menimpa Kak Lodewijk. Apa yang Kak Tantri sampaikan pada kami telah dikonfirmasi oleh Pak Erwin, dia tidak berbohong tapi tetap saja, kenapa dia tak bisa bersabar untuk menunggu pesan ayahnya sebelum menemui Kak Lodewijk dan kenapa ayahnya memberitahunya secara mendadak? Apakah Kak Tantri punya niat terselubung? Ah, entahlah. Aku benar-benar tidak bisa percaya pada para polisi yang berada di sekeliling Pak Erwin setelah kejadian di rumah aman itu.

Aku tahu, aku seharusnya tidak menaruh curiga terlalu dalam padanya, dia bahkan ke sini dalam keadaan basah kuyup akibat harus menyelam ke sungai tempat mobil Kak Lodewijk tenggelam untuk mengambil hard disk dan smartphonenya yang sekarang berada dalam genggamanku hanya saja, pengalaman adalah guru yang terbaik dan aku tidak ingin ditipu lagi. Keteledoranku telah menyebabkan aku dan kawan-kawanku hampir celaka dan lebih buruknya, Pak Ilhan dan Bu Chandra merenggang nyawa karena aku lengah dalam mengawasi mereka. Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa jika aku ditipu dan menyebabkan teman-temanku celaka untuk kesekian kalinya, aku hanya berharap semoga Allah memaafkanku atas nasib naas yang menimpa mereka akibat dari keteledoranku.

Aku masuk ke dalam kamar, memasang kabel USB pada hard disk, menyambungkannya pada laptop ku dan mencoba membuka 1 folder file yang dienskripsi oleh Kak Tantri. Aku tidak tahu apa kuncinya jadi, dengan menggunakan nomor palsuku yang lain, aku mencoba menghubungi Kak Tantri dan menanyakan kunci enskripsinya.

Beberapa saat kemudian, ia menjawab pesanku dengan mengajukan beberapa pertanyaan seputar dunia peretasan padaku untuk memastikan apakah aku Ilya atau bukan sekaligus memeriksa apakah nomor palsu yang aku gunakan tersambung dengan diriku yang asli atau tidak.

Setelah rangkaian pertanyaan itu selesai aku jawab dan dia selesai memeriksa sambungan nomor palsu yang kugunakan, ia memberikanku kunci enskripsinya.

Aku memasukkan kunci itu, menekan tombol enter dan folder itu terbuka, memperlihatkan isi dokumennya satu persatu.

Saat aku melihat semua file dokumen itu, terdapat banyak judul file yang membuatku tidak percaya mengenai apa yang aku lihat. Aku mencoba membandingkan dokumen-dokumen yang terdapat di dalam folder ini dengan dokumen-dokumen file yang aku curi dari markas SSE yang berusaha aku cari kunci enskripsinya. Ini gila! Kak Tantri, siapa kamu sebenarnya? Apa yang sudah kau lalui untuk mendapatkan ini semua?

Aku menyandarkan tubuhku di sandaran kursi, kemudian menghubungi Kak Tantri dan menanyakan padanya perihal dari mana dan bagaimana dia bisa mendapatkan semua ini kemudian dia menjawab.

"Kamu inget waktu kamu nyerang markas SSE dan berhasil nerobos sistem keamanan siber badan intelijen RIS? Nah, setelah kejadian itu, saya sebagai salah satu perwira divisi siber dipanggil buat meriksa titik lemah sistem keamanan siber di markas utama badan Intelijen di sini. Waktu saya meriksa, saya curi-curi kesempatan buat ninggalin jejak saya di dalem program sistem keamanannya supaya saya bisa masuk ke dalem servernya tanpa ketauan dan waktu saya ngerjain itu, saya enggak kerja sendirian Ilya, banyak orang kepolisian di divisi siber yang nolongin saya ngelakuin itu supaya saya bisa dapet ini semua."

Sedikit simpul senyuman terasa muncul di bibirku kemudian aku membalasnya. "Maaf Kak Tantri, saya salah ngenilai Kak Tantri. Saya curiga sama Kak Tantri karena saya berkali-kali teledor dan ditipu yang nyebabin temen-temen saya celaka." ujarku menjelaskan.

"Ilya, saya paham, enggak apa-apa kok. Ngomong-ngomong sebelum kamu buka file buat barang bukti di jadwal pengadilan berikutnya, ada satu dokumen yang harus kamu buka, cari kode ini, sebentar saya tulis dulu." jawabnya.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWhere stories live. Discover now