Chapter 5 Bagian 5 "Pemaparan Barang Bukti II"

271 67 2
                                    

POV Ilhan

"Saudari dr. Dinda, anda adalah dokter pribadi saudari Sofia, benar?" Tanya Ludwig.

"Benar, saya adalah dokter pribadi yang mulia Sofia."

"Selain lulusan bidang kedokteran, anda juga menempuh pelatihan 4 tahun untuk menjadi psikiater lalu mengenyam pendidikan tinggi bidang psikologi di almamater yang sama? Groningen Universiteit?"

"Ya, benar."

"Katakan pada saya, selama anda mempelajari ilmu di bidang kejiwaan manusia, apakah anda mempelajari ilmu mengenai gestur tubuh, mimik wajah dan sejenisnya untuk mengetahui apa yang seorang manusia sedang rasakan?"

"Ya, saya mempelajari itu."

"Apakah saudari Sofia sering anda cek kesehatan jiwa dan mentalnya secara berkala?"

"Ya, itu kewajiban saya. Saya rutin melakukan itu setiap seminggu sekali lalu melaporkan hasil nya pada kedua orang tua Sofia."

"Ah, jadi anda pastinya tau banyak mengenai saudari Sofia."

"Ya, saya cukup tau. Saya melayani beliau sudah cukup lama."

"Kapan persisnya jika anda ingat?"

"Kira-kira ketika dia berada di sekolah menengah pertama yang berarti saat ia berumur 13 tahun."

"Ah, berarti jika dihitung dengan umur saudari Sofia sekarang, anda sudah melayaninya kurang lebih selama 5 tahun, benar?"

"Ya, benar."

"Selama pelayanan anda kepada beliau, apakah anda turut melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan beliau?"

"Ya, selain pemeriksaan kesehatan fisik, saya juga memeriksa kesehatan mentalnya."

"Selama anda melakukan pemeriksaan mental kepada beliau, berdasarkan keahlian anda, apakah dia pernah mengalami gangguan mental atau menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sedang mengalami gangguan tertentu?"

"Berdasarkan ingatan saya, ia selalu terlihat ceria tapi jika saya melihat tanda-tanda tertentu, saya akan membujuknya untuk menceritakan apa yang sedang ia alami."

"Apakah saudari Sofia pernah menceritakan mengenai perihal yang membuatnya merasa stres, gelisah, takut, dan sejenisnya?"

"Ya, dia menceritakannya."

"Apa saja yang dia ceritakan jika anda ingat?"

"Biasanya berhubungan dengan tanggung jawabnya sebagai bangsawan yang membuat dia merasa harus menampilkan versi terbaik dirinya dan itu seringkali membuat dia tertekan pada saat awal-awal ia tinggal di sini kemudian berhubungan dengan masalah pertemanannya dan juga hubungan percintaannya."

"Mengenai hubungan percintaan, apa isi dari curahan hatinya?"

"Ia merasa seseorang yang ia berusaha sayangi dan cintai tidak menyayangi dan mencintainya kembali."

"Apakah orang yang dimaksud adalah saudara Vinno?"

"Ya, betul."

"Saya ingin bertanya, apakah saudari Sofia pernah menceritakan seputar hubungan intimnya dengan saudara Vinno?"

"Keberatan!" Ujar ku pada hakim berusaha menghentikan Ludwig menanyakan pertanyaan gila itu.

"Ditolak." Huuuft, bedebah.

"Pernah."

"Kapan kira-kira itu terjadi?"

"Saat ia masih berumur 15 tahun waktu pertama kali ia kehilangan keperawanannya dan ia merasakan sakit di area kewanitaannya."

"Apakah pada saat itu ia menceritakan pada anda bahwa ia terpaksa melakukan itu atau hubungan yang terjadi adalah hubungan secara sukarela?"

"Ingatan saya samar-samar, tapi sejauh yang saya ingat ia bilang karena ia adalah tunangannya dan ia berusaha menyayanginya maka ia melakukannya."

"Keberatan yang mulia, ingatan samar-samar!" Ujar ku mengajukan keberatan.

"Ditolak." Apa-apaan ini?! Pengajuan keberatan seharusnya diterima jika ingatan saksi adalah ingatan samar-samar! Ini curang!

"Ah, umur saudara Vinno berarti pada saat itu adalah 18 tahun dan umur saudari Sofia adalah 15 tahun yang berarti jarak umur mereka tidak terlalu jauh dan umur untuk seseorang agar dapat melakukan hubungan intim di Belanda adalah 16 tahun yang mana umur saudari Sofia mendekati, bukan begitu?"

"Benar."

"Dan apakah anda mengetahui bahwa dalam hukum yang berlaku, ada peraturan khusus yang dijuluki sebagai peraturan Romeo dan Juliet yang mana peraturan ini memberikan pengecualian untuk pasangan remaja yang umurnya mendekati atau hampir mendekati umur 16 sedangkan pasangan mereka umurnya di atas 16 tapi mereka melakukan hubungan intim atas dasar sukarela maka kejadian tersebut tidak bisa disebut sebagai pedofilia atau pemerkosaan, benar?"

"Ya, saya pernah mendengar julukan peraturan itu."

"Berdasarkan kesaksian anda, berarti saudari Sofia tidak merasa diperkosa atau dilecehkan dengan pelanggaran asusila kan?"

"Seharusnya tidak."

"Tidak ada pertanyaan lagi yang mulia."

"Apakah pihak penasehat hukum ingin mengajukan pertanyaan?" Sial, apa yang bisa aku tanyakan?! Apa?! Subhanallaah!

"Tidak yang mulia." Jawab ku berusaha terlihat tenang walau sebenarnya pikiran ku seperti sedang dilanda badai karena tidak ada yang bisa aku tanyai dari dokter pribadi Sofia jika ingatannya samar-samar seperti itu karena aku yakin kemungkinan besar Ludwig akan mengajukan keberatan dan diterima oleh para hakim brengsek itu.

"Bagaimana dengan hakim anggota? Apakah ada pertanyaan yang ingin diajukan?"

"Tidak, yang mulia."

"Kalau begitu kami majlis hakim memutuskan sidang istirahat tepat 15 menit." Kepalaku pusing, aku mengurutkan dahi ku, Chandra memegang bahu ku berusaha menenangkan ku walau tatapan yang ia berikan tidak meyakinkan. Dit is onzin (ini omong kosong) sialnya di sini juga tidak ada juri yang dapat memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak, yang berhak menentukan bersalah atau tidak hanyalah hakim. Pengadilan gaya Eropa sialan!

================================

*Trivia

Di Belanda ada hukum Romeo dan Juliet, silahkan baca screenshoot di bawah ini.

Di Belanda ada hukum Romeo dan Juliet, silahkan baca screenshoot di bawah ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityWhere stories live. Discover now