Chapter 11 Bagian 3 "Misi Bunuh Diri"

259 71 5
                                    

POV Muhamed

Aku mengemudikan Mercedes Cabriolet milik Kak Lodewijk menuju tempat aku harus menyerahkan diri pada para polisi. Perasaan cemas dan was-was memenuhi isi kepalaku. Aku sudah meminta mevrouw Sofia untuk menyerahkan surat wasiat ku pada Karim, paman dan bibiku beserta kedua orang tua ku andaikan ini semua berakhir dengan buruk, demikian pula Kak Lodewijk dan Ilya, mereka melakukan hal yang sama. Kadang aku penasaran, apakah ini perasaan yang seorang prajurit rasakan ketika meninggalkan orang yang mereka sayang untuk bertugas menjaga dan membela negaranya? Ah entahlah, aku tidak tahu.

Beberapa waktu berlalu, kami akhirnya sampai di bawah jalan layang yang menjadi tempat pertemuan kami dan mereka. Masih belum ada siapa-siapa di sini, apa ini jebakan? Ah entahlah. Aku menarik gagang pintu. Namun, sebelum aku sempat membukanya, Kak Lodewijk menepuk pundakku, aku menoleh kepadanya.

"Iya kak?"

"Aku dapet pesen dari mevrouw Sofia, dia bilang, dia sama Pak Erwin ada rencana lain."

"Kenapa baru sekarang ngasih taunya?"

"Karena rencana ini juga dibikin secara mendadak, intinya selama kita pergi, Pak Erwin udah ngehubungin temennya dari divisi undercover, dia bilang mereka punya koneksi sama Geng Motor Jalan Darah MC, mevrouw Sofia sama Pak Wisnu minta mereka buat jadi pengalih perhatian, ya memang harus bayar tapi mevrouw Sofia punya uangnya jadi transaksi udah beres. Aku dikasih nomor letnan geng mereka yang nguasain area sekitar sini, kalau aksinya udah mulai aku tinggal telpon nomornya, mevrouw Sofia bilang, dia sama anak buahnya udah nunggu di sekitar sini."

"Yah, baguslah." jawab ku.

"Ya, bagus." balasnya.

Mobil kami terparkir dekat dengan ujung tembok penyangga jalan layang sehingga, Kak Lodewijk dapat bersembunyi dibalik mobil tanpa harus khawatir dia akan ditembak atau mendapat serangan dari belakang.

Aku berdiri menyandarkan diri ku ke badan mobil. Beberapa menit kemudian, aku melihat beberapa mobil yang terlihat seperti mobil SUV dan sedan mendekat lalu berhenti. Beberapa orang yang mengenakan pakaian jaket kulit berwarna hitam legam lengkap dengan celana panjang beserta sepatu yang berwarna serasi dan bersenjata Laras panjang lengkap keluar dari mobil. Di lengan mereka terdapat armband dengan logo. Logonya terdiri dari shotgun dan jarum suntik yang saling menyilang satu sama lain sedangkan pisau diletakkan di tengahnya. Unit polisi apa ini? Aku belum pernah melihatnya.

Seorang wanita berjalan mendekatiku, rambutnya pirang hanya saja keputihan, matanya yang gelapnya sebiru es kutub menatapku dengan dingin, tajam dan menusuk saat dia melihatku. Dia tersenyum licik padaku dan bertanya.

"Jadi, anda rupanya hacker yang bernama kazrus135?"

"Ya, itu benar."

"Dan aku kira hacker adalah orang-orang pemberani yang lebih memilih melawan otoritas seperti Snowden." dia mendekatkan wajahnya kepadaku dan menatapku sejenak, aku menelan ludahku, lalu.

"Baiklah, aku rasa cukup sampai di sini." dia berbalik, mengangkat tangannya dan mengepalkannya. Oh sial, aku tahu apa yang dia maksud, orang-orang ini akan membredeli ku dengan peluru.

Tiba-tiba, terdengar suara sebuah logam jatuh dan suara letusan senjata api. Aku mencium aroma gas asap, dari kejauhan terdengar suara-suara sepeda motor mendekat lalu, terdengar suara tembakan senjata api beberapa kali dan beberapa suara ledakan. Aku tidak tahu apa yang terjadi, sambil terbatuk-batuk aku berusaha kembali masuk ke dalam mobil.

Tanganku yang dari tadi mencari gagang pintu akhirnya menggapai nya lalu, aku merasakan tangan ku yang memegang gagang terdorong, rupanya Kak Lodewijk sudah masuk dan membuka pintunya untukku dari dalam. Aku segera masuk, menutup pintunya, mengenakan sabuk pengaman lalu Kak Lodewijk berteriak.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityKde žijí příběhy. Začni objevovat