Chapter 7 Bagian 1 "Kepergian Ilhan"

325 64 0
                                    

POV Ilya

Setelah kematian Bu Chandra, aku tidak bisa berhenti memikirkan siapa identitas asli dari orang yang bernama Gerda van Lynden yang menyewa hotel tersebut bersama bukti rekaman cctv saat mereka memesan kamar ada 2 orang lain yang memesan kamar juga hanya saja mereka memesan kamar yang berbeda walau dalam kurun waktu yang berurutan. 2 orang tersebut mungkin sekelompok dengan orang yang menggunakan nama Gerda van Lynden karena identitas mereka juga palsu.

Sial, bagaimana cara aku bisa menemukan mana identitas mereka yang asli? Setiap identitas palsu yang mereka punya memiliki tempat, tanggal lahir dan akta kelahiran berbeda sehingga biodata mereka juga berbeda.

Satu-satunya petunjuk yang bisa kugunakan hanyalah sidik jari mereka yang berbentuk digital. Tunggu! Itu dia! Sidik jari! Identitas mereka banyak yang palsu sehingga sidik jari yang terdapat pada dokumen identitas mereka banyak yang palsu! Huuft, ini akan memakan waktu lama untuk mencocokkan sidik jari mereka semua satu persatu yang mana yang palsu dan yang asli berdasarkan dokumen identitas digital mereka seperti ijazah dan sejenisnya, bismillaah.

Aku mulai memeriksa data-data kependudukan sipil, data ijazah yang dikeluarkan mentri pendidikan, data kelahiran, dan sejenisnya.

Lelah mulai merasuki tubuh ku, mata ku terasa perih akibat kurang tidur karena begadang selama beberapa hari terakhir demi menemukan identitas asli ke-3 orang itu hingga. Pada hari ke-10 aku menemukannya.

Tanpa membuang waktu, aku langsung membagikan hasil temuan ku pada Sofia, Muhamed, Tuan Wisnu dan Pak Ilhan. Mereka semua menerima data yang ku kirim dan membalasnya kecuali Pak Ilhan yang tidak memberikan balasan secepat 3 orang sebelumnya.

Aku kembali menghubungi Sofia, bertanya padanya perihal ke mana Pak Ilhan pergi karena seingat ku dia tinggal di rumah tempat Tuan Wisnu dan mevrouw tinggal untuk menjaganya dari hal-hal buruk yang terjadi.

Sofia bilang, Pak Ilhan sedang pergi menemui pendamping barunya yang akan membantunya menghadapi kasus yang sedang ia hadapi. Mengetahui itu, aku mencoba melacak keberadaan Pak Ilhan, smartphone nya menunjukkan ia berada di sebuah penginapan. Aku memberi tahu mevrouw mengenai itu demikian pula kepada Tuan Wisnu.

Setelah mendapat pemberitahuan ku, mevrouw memberi tahu ku, ia dan Tuan Wisnu berangkat menuju penginapan yang dimaksud memeriksa keadaan.

Berjam-jam berlalu, hingga aku mendapat pesan dari mevrouw. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Pak Ilhan persis seperti kejadian Bu Chandra. Pemesanan kamar dilakukan di tempat atas nama orang lain di jam-jam setelah kepergian Pak Ilhan di penginapan itu dan anehnya. Dari setiap kamar yang diperiksa di jam-jam kepergian Pak Ilhan, ada 3 kamar yang kosong yang di laci maupun lemarinya tidak ditemukan apapun tidak seperti saat Bu Chandra menghilang. Ini buruk, smartphone Pak Ilhan ada di situ tapi tidak ada di kamar lantas di mana?!

Lebih anehnya lagi, Pak Lodewijk yang hari ini baru datang dan mevrouw hubungi berkata dia tidak dijemput dan bertemu dengan Pak Ilhan. Dia pergi sendirian ke apartemen tempat tinggalnya.

Badan ku lemas, aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Ya, Allah, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah ampunilah dia ya Allah dan jika ia benar-benar sudah kembali ke sisi Mu aku mohon sampaikan permintaan maaf ku karena kegagalan ku melindungi nya.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ