123. Upacara Pernikahan

803 99 38
                                    

Satu Minggu berlalu dengan cepat, selama tujuh hari berada di Cloud Reccesses, Jiang Cheng telah bertemu dengan Lan XiChen setiap hari. Menatap wajah orang yang kalian cintai setiap pagi seharusnya menjadi hal yang indah bukan? Namun, itu tidak berlaku bagi Jiang Cheng dan Lan XiChen.

Pertengkaran mereka hari itu terus saja terbawa hingga hari-hari selanjutnya, Jiang Cheng memang tetap berpegang teguh pada rencananya untuk merawat Lan XiChen, membuat pria itu menghabiskan malam panas bersamanya hampir setiap hari. Tapi semuanya cukup sampai di sana, karena bagi keduanya harapan tentang cinta telah lama menghilang.

Satu Minggu telah berlalu, itu artinya ini adalah hari terakhir Jiang Cheng berada di Cloud Reccesses. Pagi ini ia kembali terbangun dalam dekapan Lan XiChen, jantungnya masih berdebar sama seperti sebelumnya, namun ia juga masih diliputi oleh keputusasaan. Jadi, Jiang Cheng melepaskan pelukan Lan XiChen, pergi mandi, berpakaian, dan meninggalkan Hanshi tanpa pamit.

Sekarang kedua kakinya telah berdiri di dekat kereta kuda, sama seperti dua bulan lalu saat ia hendak pergi ke Yunmeng setelah menerima pengobatan pasca pertarungan. Namun, kali ini tidak ada Wei Wuxian dan Lan Wangji, melainkan Lan Qiren yang berdiri di hadapannya.

Pandangan Jiang Cheng tertuju pada ujung sepatunya, ia menunduk dan tidak berani mengangkat kepalanya sama sekali. Ini adalah pertama kalinya ia bertatap muka dengan Lan Qiren setelah mengatakan bahwa cara untuk menyembuhkan Lan XiChen adalah dengan membiarkan pria itu tidur dengannya. Tidak ada orang lain di sekitar mereka, tetapi Jiang Cheng benar-benar merasa tercekik oleh rasa bersalah.

Sebelumnya ia sudah bersiap jika tidak akan ada seorangpun yang mengantarkan kepergiannya, karena ia merasa Lan Qiren akan tersinggung olehnya yang menodai kesucian Lan XiChen. Namun, kenyataannya keterkejutan Jiang Cheng tidak hanya sebatas karena kehadiran Lan Qiren, melainkan saat pak tua ini memberinya sebuah pelukan yang erat.

Tangis Jiang Cheng tidak lagi bisa ditahan, entahlah....Jiang Cheng juga tidak tahu mengapa ia bisa menangis seperti ini. Bukankah....bukankah ini hanya sebatas pelukan? Tapi kenapa ia tak kuasa menahan emosinya yang membuncah?

Lan Qiren memeluknya dengan erat, memberikan tepukan menguatkan pada punggung Jiang Cheng saat mendengar isak tangisnya. Kepala Jiang Cheng tertunduk, air matanya membasahi pakaian Lan Qiren, "Maaf...maafkan aku..." Gumam Jiang Cheng.

Lan Qiren menghela napas, matanya memerah, namun ia tidak sampai kehilangan kendali seperti Jiang Cheng. Lan Qiren berkata, "Tidak apa-apa, biarkan waktu yang menyembuhkan semuanya...biarkan waktu menjalankan tugasnya. Jiang Cheng, setiap orang berhak menerima kebahagiaan, baik itu bersama XiChen atau tidak kau harus tetap menemukan kebahagiaan."

Tidak ada jawaban, Jiang Cheng masih terus terisak dalam pelukan Lan Qiren. Dan Lan Qiren dengan setia terus menenangkan Jiang Cheng lewat kata-kata yang menyentuh, "Jangan biarkan kesedihanmu berlarut-larut. Masih ada banyak orang yang menginginkan kesehatanmu, kehadiranmu, Jiang Cheng...orang tua ini memang tidak bisa membantumu untuk mengubah pendirian XiChen, tetapi percayalah...dua orang yang saling mencintai akan selalu menemukan jalannya untuk bersama."

Jadi sebenarnya Jiang Cheng harus berbahagia dengan Lan XiChen atau tidak? Jawaban dari pertanyaan ini....Lan Qiren jelas tidak memilikinya, tetapi ia hanya berharap yang terbaik untuk dua orang ini. Karena bagaimanapun juga Lan Qiren tahu betul rasanya ditinggalkan dan ditolak oleh seseorang yang ia cintai, beruntung situasi antara Jiang Cheng dan Lan XiChen tidak seburuk dirinya dulu. Setidaknya Lan Qiren mengetahui satu hal, keponakannya itu benar-benar mengasihi Jiang Zongzhu.

Jiang Cheng masih mendekap Lan Qiren dengan erat sampai beberapa waktu ke depan, menenangkan dirinya dalam pelukan hangat seorang tetua, pelukan hangat yang memiliki kasih sayang orang tua kepada putranya. Jiang Cheng benar-benar membiarkan dirinya terlihat begitu rapuh. Namun, setelah kegiatan perpisahan yang dipenuhi air mata ini berakhir, Jiang Cheng menaiki kereta kudanya, memasang wajah datar, menatap kosong pada langit biru di luar sana. Hatinya telah memutuskan bahwa ia dan Lan XiChen telah sepenuhnya berakhir, tidak akan ada masa depan untuk mereka. Sayang sekali, penyakit hati yang satu ini tidak pernah bisa sembuh, keraguan yang terus menyala-nyala walaupun ketidakpastian sudah dipastikan.

Our Secret Affair 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang