98. "Maafkan aku, Wanyin."

604 103 129
                                    

'Aku terlalu bodoh...ingat kembali siapa Lan XiChen dan siapa aku...aku hanya seorang Zongzhu yang ditakuti oleh semua orang. Sementara dirinya, adalah seorang pria dengan sosok yang dikagumi semua orang.

Kami berbeda. Tidak pernah sama. Tidak sedikitpun saling berbagi kesamaan.

Apa yang kupikirkan hari ini di jam makan siang adalah kekonyolan, kekonyolan yang luar biasa....'

"Wanyin, jika kamu benar-benar marah padaku...aku sungguh tidak punya hal lain untuk ditawarkan selain sebuah permintaan maaf, saat kita bertemu lagi, aku juga akan memberimu beberapa pelukan....haha."

Tawa itu lagi. Tawa yang memiliki kepahitan sang empu, namun tidak pernah tersampaikan kepada Jiang Cheng saat ini, kepala Jiang Cheng mendongak dengan tatapan kosong. Ia mengamati ekspresi wajah murung Lan XiChen dengan saksama, "Lan XiChen, aku... hanya ingin mengatakannya setidaknya sekali...sebelum aku benar-benar tidak sanggup lagi."

Air mata yang telah menggantung di sudut mata Jiang Cheng akhirnya terjatuh, menetes dan menghilang begitu saja. Kernyitan dahi Jiang Cheng bertambah berkali-kali lipat lebih tegang dari biasanya.

Dalam dimensi ini, angin bertiup menggoyangkan cabang-cabang pohon tempat Jiang Cheng dan Lan XiChen berteduh, tidak kuasa lagi melihat wajah tampan Lan XiChen, Jiang Cheng memalingkan wajahnya ke kanan.

Jiang Cheng, "Aku menyukai dirimu, Lan XiChen." // "Maafkan aku, Wanyin." Lan XiChen.

Tidak akan ada yang tahu apakah itu Jiang Cheng yang lebih sakit hati karena perasaannya tidak berbalas, atau Lan XiChen yang membohongi dirinya sendiri dan orang lain atas alasan yang tidak diketahui.

Pengakuan Jiang Cheng dan permohonan maaf Lan XiChen saling menyusul satu sama lain. Membuat pria dewasa berpakaian ungu pucat khas Sekte Jiang itu tertawa sinis, "Bajingan...berapa banyak kata maaf yang kau miliki?" Sambil tercekat di ujung kalimatnya.

Namun, Jiang Cheng menolak untuk berhenti terisak kecil dan melanjutkan, "Lan XiChen ah Lan XiChen...seandainya kau tahu jika kau sudah berhasil merusak semua jalan pikiran ku..."

"Kau rubah tua brengsek! Tidak tahu malu!...bajingan...persetan denganmu, persetan seluruh keluargamu...."

"Lan XiChen....Lan XiChen...."

Entah sudah berapa kali nama rubah tua licik yang tidak tahu malu itu keluar dari mulut Jiang Cheng, hingga sang empu gagal mendengar bunyi lonceng kejernihan yang dimiliki oleh Sekte Jiang.

Denting nya yang halus dan merdu menarik kembali kesadaran Jiang Cheng menuju dunia nyata, hingga saat membuka mata Jiang Cheng tidak lagi berada di kaki Bukit Luanzang, Jiang Cheng tidak lagi melihat sosok Lan XiChen....

Jiang Cheng, "Kalian..." Gumamnya bingung begitu mendapati wajah Jin Ling dan Lan Sizhui memenuhi visinya.

Pemuda dengan tanda vermilion merah itu adalah yang pertama melompat ke dalam pelukan Jiang Cheng, "Paman! Apa kau baik-baik saja!? Aku baru saja kembali dari menemui Sizhui dan menanyakan keberadaan mu pada Nie Zongzhu, dan kemudian aku menemukanmu termenung! Apa yang salah!?"

"Jin Ling, perhatikan tingkah laku mu!" Sentak Jiang Cheng, bagaimana bisa anak ini memeluknya dengan begitu tiba-tiba di depan orang lain.

Diteriaki seperti ini Jin Ling hampir saja melepaskan rengkuhannya pada pinggang Jiang Cheng, namun belum sempat lengan-lengan itu menjauh Jiang Cheng telah lebih dulu membalas pelukan Jin Ling. Membelai rambutnya sayang.

Mata persik Jin Ling mendadak kosong, "Paman..." Panggilnya pelan, tetapi tidak mengendurkan pelukannya. Jiang Cheng juga segera mengeratkan rengkuhannya, memejamkan matanya yang memerah. Hatinya sedang menderita sekarang, ia hanya ingin memeluk seseorang.

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now