87. Pedang Terbang, Saling Merengkuh

643 122 144
                                    

Ini adalah siang hari dimana rombongan orang-orang yang didominasi oleh jubah Sekte Lan itu menghiasi pemandangan langit biru. Demi memotong banyak waktu perjalanan Lan XiChen memutuskan untuk menggunakan pedang untuk terbang menuju Yiling, tetapi sebelum itu Wei Wuxian sudah menyarankan untuk membiarkan beberapa orang ditinggalkan di mansion Keluarga Li untuk berjaga-jaga.

Lan Wangji dengan Wei Wuxian berada di pelukannya memimpin formasi perjalanan mereka, pita berwarna merah dan putih tumpang tindih layaknya kibasan jubah kultivator putih milik Lan XiChen dan ikat rambut ungu Jiang Cheng.

Yeah....kedua orang yang pernah dan selalu menjadi kebanggaan Sekte Yunmeng-Jiang itu kini sedang berada dalam angkutan orang lain. Wei Wuxian jelas tidak memiliki tubuh dengan kultivasi yang memadai untuk mengendarai pedang terbangnya sendiri.

Akan tetapi, dalam kasus Jiang Cheng, Lan XiChen adalah orang yang mati-matian menarik Jiang Cheng agar menginjakkan kaki pada pedangnya. Baiklah, Jiang Cheng tahu dia kekurangan energi spiritual sekarang, tetapi hanya terbang selama beberapa jam tidak akan membuatnya tiba-tiba jatuh dari pedangnya!

Lan XiChen, "Wanyin, bukankah sudah cukup lama sejak kamu terbang dengan pedang? Selama empat bulan lebih kita berpergian dengan berjalan kaki, ah...seharusnya aku lebih perhatian lagi."

"Tutup mulutmu dan lanjutkan perjalanan dengan tenang."

Ekspresi Jiang Cheng buruk. Dia tidak percaya akan ada hari dimana ia benar-benar menjadi penumpang di pedang orang lain.

Lan XiChen mendekatkan jarak diantara mereka, Jiang Cheng yang berdiri di depan Lan XiChen bisa merasakan gerakan itu dan kehangatan yang menyelimuti punggungnya. Jiang Cheng menggeram kesal, "Apa yang kau coba lakukan? Jangan berbuat macam-macam, ada banyak orang di sekitar kita."

"Memangnya apa yang bisa kulakukan?" Sambil menunjukkan mata bulan sabitnya.

Jiang Cheng tersedak, sungguh tidak tahu malu. "Hanya berhenti bicara dan biarkan aku memejamkan mata dalam tenang."

"Kamu bisa tidur dalam kondisi seperti ini?"

"Seperti apa?"

"Berdiri di atas pedang yang sedang terbang mencapai awan, tanpa merasa khawatir?"

Jiang Cheng mendengus mendengarnya, matanya yang sempat tertutup itu sedikit terbuka sambil melihat pemandangan yang ada di bawahnya. Hamparan sawah yang belum ditanami, atau perkebunan, juga rumah-rumah penduduk, dan hutan yang luas. Jiang Cheng, "Aku akan membunuhmu jika sesuatu yang buruk terjadi," gumam Jiang Cheng samar, namun ia yakin pria di belakangnya mendengar kalimat itu dengan jelas.

Lan XiChen tertawa kecil, seperti yang sudah ia duga, kucing pemarahnya tidak berubah sama sekali. Hanya dalam satu kali pandang saja Lan XiChen tahu jika Jiang Cheng sangat menikmati pemandangan yang ia lihat dari ketinggian ini, Jiang Cheng mungkin tidak menyadarinya, tetapi ekspresi wajahnya selalu menunjukkan emosinya dengan tepat. Setidaknya bagi Lan XiChen.

Shuoyue bergetar ringan saat Lan XiChen merasakan debaran kecil di jantungnya, roh pedang terikat dengan pemiliknya, jadi perasaan Lan XiChen tanpa sadar langsung bereaksi terhadap Shuoyue.

Namun, bagi Jiang Cheng getaran itu membuatnya panik, ia menoleh dengan gerakan tajam. "Apa yang terjadi? Kau kewalahan? Kita bisa meminta mereka berhenti sebentar."

"Tidak tidak, aku tidak apa-apa...."

"Hentikan omong kosong mu!"

"Itu karena aku baru saja berdebar."

"Siapa yang peduli...tunggu, berdebar?" Terkutuk lah mulut tidak tahu diri Lan XiChen, bagaimana bisa sepasang bibirnya sendiri mengkhianati dirinya? Jiang Cheng terkejut dengan cara paling menyebalkan, membuat Lan XiChen memerah di telinganya.

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now