114. Semua Orang Terluka

528 101 65
                                    

Cloud Reccesses. Dini hari. Matahari belum menunjukkan sinarnya, angin masih terasa begitu dingin, namun kediaman Lan XiChen, Hanshi, justru tampak terang benderang. Pintu utama Hanshi tertutup rapat, namun dibalik jendela yang terbuka lebar dapat terlihat sosok Lan Qiren yang berdiri dengan menundukkan kepalanya.

Berkali-kali helaan napas samar keluar dari sepasang bibir pria tua itu, 'Ini sudah hari ketiga sejak kekacauan itu' batinnya.

Tiga hari yang lalu, dimana Lan Qiren mengirim Wei Wuxian dan Jiang Cheng pergi dengan hati yang putus asa, demi menyelamatkan Lan XiChen. Tiga hari yang lalu Lan Qiren menggantungkan kehidupan keponakannya ditangan dua orang yang ia yakini sebagai dermawan keponakan-keponakannya dalam kehidupan ini.

Sementara kepergian mereka, ia dan Lan Wangji terus menerus berusaha menahan gempuran dari mayat-mayat ganas yang dikendalikan itu. Apakah itu hanya sekedar ilusi atau bukan, saat melihat Dermaga Teratai sekali lagi berada dalam kekacauan, hati Lan Qiren turut tersakiti. Ia dan usia tuanya memang tidak bisa berbohong, saat semua kultivator, dibawah komandonya, bersiap bertempur habis-habisan, mayat-mayat itu berhenti menyerang. Sebagian dari mereka langsung terjatuh ke tanah, tanpa tenaga. Sisanya masih bergerak patah-patah satu dua kali sebelum ikut bergabung dengan tumpukan tubuh tanpa nyawa disekitarnya.

Ayunan pedang Lan Qiren terhenti seketika, tangannya bergetar, sontak saja mata tuanya itu melihat keadaan sekeliling sambil mempertahankan wajah tenang. Namun, jelas bukan hatinya yang memiliki ketentraman.

Bangunan-bangunan Sekte Jiang banyak yang terbakar, gerbang utama diruntuhkan, dinding yang berfungsi sebagai benteng pertahanan pertama Sekte Jiang hancur separuhnya. Lan Qiren lagi-lagi hanya bisa menghela napas, meski begitu kelegaan masih jauh dari jangkauannya.

Kembali ke masa sekarang, Lan Qiren masih menyesali keputusannya berbulan-bulan lalu, saat mengijinkan Lan XiChen melakukan apapun yang dirasanya benar. Baiklah. Lan Qiren tahu ia pernah mengatakan bahwa selama itu membawa kebahagiaan bagi keponakannya, bahkan jika itu adalah menjadi seorang lengan potong, Lan Qiren akan belajar untuk menerimanya.

Akan tetapi, dalam kasus ini....siapa yang diuntungkan?

Dalam kasus ini...siapa yang pada akhirnya tersakiti?

Bohong jika Lan Qiren mengatakan ia tidak mengetahui isi pikiran dan hati Lan XiChen, ia bisa membaca pria itu sejelas ia melihat melalui air yang jernih. Lan Qiren tahu jika keponakan tertuanya mengasihi Jiang Cheng, tapi yang tidak ia ketahui adalah...kasih sayangnya terlampau besar untuk Jiang Wanyin.

Lan Qiren, "Jiang Wanyin...hah..." Desahnya sambil melirik ke arah seorang pria dengan wajah pucat yang terbaring koma di tempat tidur Hanshi. Tentu saja itu Lan XiChen.

Lan Qiren menjauh dari ambang jendela dan mendekat ke arah Lan XiChen, tangannya bergerak untuk mengelus kepala keponakannya itu dengan penuh kasih sayang. "XiChen, bahkan dalam mencintai, kau juga harus mengerti arti melepaskan...menyerah... Kenapa kau begitu keras kepala?"

Air mata tidak lagi bisa ditahan, sepasang mata Phoenix Lan Qiren yang telah lagu itu memerah. Lihatlah kondisi Lan XiChen sekarang, seluruh tubuhnya dibalut perban, wajahnya sepucat orang mati, napasnya bahkan hampir tak terasa lagi, dan juga....

Lan Qiren, "Seharusnya sejak awal paman memohon padamu untuk melepaskan Jiang Wanyin. Tidak semua....tidak semua kasih dan sayang berakhir dengan baik. Lihat ayahmu! Begitu keras kepala! Tapi apa yang ia dapatkan pada akhirnya? Ia mengurung diri, menghukum dirinya sendiri, kebahagiaan macam apa yang bisa kau dapatkan setelah semua penderitaan ini?"

....betapa hancur Lan Qiren saat menemukan tubuh bersimbah darah Lan XiChen dalam pelukan Jiang Cheng sebelumnya, dan saat ia memeriksa nadinya...ia jelas langsung mengetahui kehancuran kultivasi Lan XiChen saat itu juga.

Our Secret Affair 1Onde histórias criam vida. Descubra agora