95. Seandainya Dia Berada di Sini...

524 105 65
                                    

Ketika mendengar Nie Huaisang akan membantunya untuk bertemu dengan Wei Wuxian dan Lan Wangji, Jiang Cheng tidak mengira itu akan berada di ruangan yang sama dengan Lan Qiren.

Benar. Saat ini rantai yang sebelumnya mengekang Jiang Cheng telah dilepaskan dengan berat hati oleh penjaga di sekitarnya, tentu saja itu semua atas tekanan dari Lan Qiren. Maka dari itu, Jiang Cheng bisa berdiri terkejut di ambang pintu ruangan yang disiapkan untuk Lan Qiren ini.

Memikirkan tentang bayangan Wei Wuxian yang akan mulai berceloteh seperti anak umur lima tahun berhasil membuat Jiang Cheng sakit kepala, lagi. Matanya bersiap untuk menatap jengah pada Wei Wuxian, namun sosok yang ditemuinya justru seorang pria cantik dengan ekspresi serius. Dimana Jiang Cheng membenci ekspresi itu tanpa alasan.

Lan Qiren, "Masuklah." Sepertinya pak tua Lan itu sudah mengetahui kedatangan Jiang Cheng dan mempersilahkannya untuk masuk dan duduk.

Jiang Cheng memberikan anggukan singkat kemudian melangkah lambat, hanya ada satu kursi yang tersisa, itu adalah tepat di depan Lan Qiren. Di masa lalu Jiang Cheng tidak pernah terpengaruh oleh hal sepele macam ini, akan tetapi sekarang ia tidak bisa menahan keringat dingin yang membasahi telapak tangannya.

Perlu diketahui, sekali lagi Jiang Cheng akan mengatakan jika ia merasakan hawa yang benar-benar aneh, mulai dari Wei Wuxian yang tidak segera mengeluarkan suara sedikitpun dan Lan Qiren yang tidak menunjukkan raut wajah iritasi terhadap kehadiran Wei Wuxian.

Jiang Cheng meremas kain di pahanya sebelum mulai angkat bicara, "Mengenai Lan XiChen...." Namun, baru tiga kata itu terucap dan Lan Qiren sudah memotongnya, pak tua itu justru menanyakan masalah lain. "Wangji sudah mengatakan tentang seseorang yang terus muncul dalam mimpimu dan XiChen, namanya Chu Wanning, apa aku benar?"

Jiang Cheng sejenak terdiam, kemudian mengangguk, "Ya. Lan XiChen mengatakannya sendiri."

"Jiang Zongzhu, sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu. Dan setelah sekian lama waktu berlalu sungguh naas karena kita harus bersisian dalam situasi seperti ini."

Jiang Cheng, "Tuan Lan tidak perlu berbasa-basi lagi. Aku tahu anda bukan tipe orang yang akan mengulur waktu untuk sesuatu yang tidak penting." Dia jelas tahu benar seperti apa Lan Qiren, orang tua yang sering disebut Wei Wuxian sebagai kolot itu memang tidak menyukai basa-basi yang tidak penting.

Terlebih sekarang Lan XiChen tidak ditemukan di manapun di sekitar Yiling. Sekarang bukan hanya Lan Qiren yang kehabisan waktu, tetapi juga Jiang Cheng.

Tuan Lan Qiren mengangguk-angguk kepalanya, tangannya yang kosong meraih cangkir teh yang sudah dingin, menyesapnya dengan cara yang paling anggun. Sudut mata Jiang Cheng bisa menangkap gerakan gelisah dari Wei Wuxian, tetapi ia tidak berniat untuk bertanya padanya sekarang.

Suara deheman Lan Qiren terdengar, "Aku sudah mendengar banyak hal dalam hidupku. Puluhan tahun menjalankan kehidupan yang naik dan turun, dipenuhi manis pahit dunia ini, mempelajari banyak hal.....dan untuk pertama kalinya aku takut kali ini tidak sesederhana Sekte Wen yang hendak menguasai dunia."

"Bunga delapan kebencian panjang kepahitan, anda sudah mendengarnya?" Meski itu terdengar seperti sebuah pertanyaan, Jiang Cheng tahu betul jika orang tua di depannya ini sungguh mengetahui soal bunga itu. Sesuatu yang mungkin menjerat mereka dalam pusaran kekacauan ini.

Wei Wuxian, "Benar. Catatan lama dari perpustakaan terlarang Sekte Lan pernah mencatat mengenai bunga ini, Zewu-Jun mungkin belum pernah membaca tentangnya karena tahun itu tidak sedikit dari ajaran Sekte Lan yang hancur karena serangan Sekte Wen."

"Dan apa yang terjadi jika bunga itu muncul di dunia ini?" Jiang Cheng.

Kali ini Lan Qiren kembali menanggapi Jiang Cheng, "Bunga ini tidak bisa muncul begitu saja. Bahkan jika ada jutaan bibitnya, bunga terkutuk ini memerlukan tempat untuk tumbuh, dimana itu bukan hal yang mudah."

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now