51. Bertemu Sisa-sisa Bajingan Wen (4)

704 158 161
                                    

Wajah Jiang Cheng kembali memerah karena marah, ia meludahkan kata-kata kasarnya, "Idiot! Aku seorang pria dan kau juga seorang pria, bagaimana...bagaimana bisa..." Jiang Cheng terbata-bata. Hal itu memancing Lan XiChen yang masih menyalahpahami Jiang Cheng sebagai seorang lengan potong, untuk menggeleng pelan.

Lan XiChen, "Wanyin, aku tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepadamu. Ini hanya berada di ranjang yang sama, bukankah kau juga tahu itu hal yang wajar?"

"Tapi, sekarang ini kau!"

Ujung jemari Lan XiChen membeku, jadi kenapa jika ini dirinya? Kenapa jika yang berada di ruangan yang sama dengan Jiang Cheng adalah dirinya?

'Tidak mungkin, tidak mungkin Jiang Wanyin...padaku...tidak. Itu tidak mungkin' sangkal Lan XiChen diam-diam. Karena bisakah Lan XiChen merasa bahagia dan tersanjung karena Jiang Cheng menyukainya? Maksudnya adalah...dalam cara seperti itu? Tentu tidak.

Dan jawabannya memang tidak. Jiang Cheng hanya merasa Lan XiChen bukan orang yang bisa ia jadikan sebagai pasangan. Jiang Cheng menganggap dirinya lebih rendah dari Lan XiChen, jadi keinginan untuk bermimpi menjadi seseorang yang dekat dengannya saja sudah terasa merepotkan.

Tunggu! Apakah jika dia menjadi lebih layak, maka Jiang Cheng bersedia mengambil Lan XiChen sebagai pasangannya? Logika macam apa ini, kenapa Jiang Cheng bisa mendapatkan ide gila itu!

Jiang mengeraskan rahangnya, ingatlah ingat! Jiang Cheng adalah pria lurus. Yang bahkan tidak berniat menikah. Yang bahkan tidak melirik satupun wanita. Maka, melirik pria pun menjadi lebih tidak mungkin.

Jiang Cheng memarahi dirinya sendiri keras-keras dalam hati, 'Jiang Cheng! Kau tidak bisa menempatkan Lan XiChen pada posisi itu, bahkan dalam mimpi mu sekalipun! Dia adalah dermawan mu, dan kau juga bukan lengan potong!' meski semua orang tahu itu tidak lagi membantu.

Memikirkan seberapa baik Lan XiChen justru membuat Jiang Cheng menjadi semakin gelisah, ini semua salah Lan XiChen! Pria itu, dengan seenaknya menawarkan tempat tidur di sebelahnya tanpa tahu malu, tidakkah dia tahu itu terlihat begitu....begitu...arrgh!!! Jiang Cheng kesal.

Bodohnya. Benar, bodohnya adalah, Jiang Cheng tidak menyadari tentang jawabannya yang ambigu dan menyesatkan pikiran Lan XiChen.

Lan XiChen mengamati Jiang Cheng lamat-lamat, menunggu pria dengan alis tipis dan mengerut itu membenarkan kalimatnya. Membuat segala sesuatu lebih jelas dan menenangkan hatinya yang bimbang. Tetapi, kosong. Jiang Cheng hanya menatap Lan XiChen melalui tatapan mata yang menjadi lebih dan lebih garang lagi.

Jiang Cheng, "Aku hanya merasa akan sempit. Kau tidur dan aku akan duduk."

'Bukan itu jawabannya' teriak Lan XiChen. Yang tentu saja tidak bisa di dengar oleh Jiang Cheng, kepala Lan XiChen tertunduk oleh pemikiran rumit yang baru. Jiang Cheng menganggap itu sebagi tanda kekalahan Lan XiChen, dan dia tidak akan memaksa Jiang Cheng untuk berbaring di sebelahnya lagi.

Hanya saja, apakah Lan Zongzhu sungguh meminta Jiang Cheng berbaring di sebelahnya? Tidak! Lan XiChen hanya meminta Jiang Cheng untuk duduk dan tidak membuat kakinya pegal. Jadi, siapa yang salah paham di sini?

Apakah itu Jiang Cheng yang memberikan reaksi panik karena Lan XiChen menawarkan tempat di sisinya? Atau karena Jiang Cheng membuat pernyataan tidak jelas dan menjerumuskan Lan XiChen kedalam kesalahpahaman yang lebih mengerikan?

Jika memang bukan, lantas bisakah menyalahkan Lan Zongzhu yang terhormat, yang hatinya bahkan tidak memiliki sedikitpun prasangka buruk. Lan XiChen memang baik dalam mengerti apa yang dipikirkan orang lain, tetapi ia jarang untuk bisa membedakan apakah pemikiran itu sungguhan atau hanya candaan belaka.

Our Secret Affair 1حيث تعيش القصص. اكتشف الآن