41. Pita Dahi

1K 177 62
                                    

Jiang Cheng sudah kelelahan di mulutnya untuk memaksa Lan XiChen berhenti berbicara, bahkan ia memakinya dua tiga kali agar pria itu mengerti. Akhirnya, setelah satu jam berlalu Lan XiChen bersedia memikirkan hal lain yang lebih penting. Seperti, "Aku akan ke kota untuk membeli beberapa makanan."

Jiang Cheng yang memang kelaparan itu setuju tanpa syarat, namun sepertinya perutnya yang keroncongan itu tidak tahan jika harus menunggu Lan XiChen pulang pergi dari kota. Jadi ia memaksa untuk ikut, "Aku akan ikut."

"Apakah Jiang Zongzhu tidak merasa terlalu lelah?"

"Aku bukan wanita! Di masa lalu aku juga selalu mendapatkan beberapa luka tusuk."

Lan XiChen menatap mulai dari wajah hingga perut Jiang Cheng yang tertutupi oleh pakaian, Lan XiChen tahu Jiang Cheng adalah pribadi keras kepala yang tak mau diremehkan. Jadi, ia harus menekan kekhawatirannya sendiri. "Baiklah, tepi sepertinya kita harus menyamar."

Jiang Cheng, "Uh..yeah, aku juga ingin tahu keadaan di luar sana. Lagipula seseorang di sini tidak pernah membawakan berita apapun." Sindirnya tepat sasaran. Ini memang menyebalkan bagi Jiang Cheng, karena setelah membuat keributan besar, setiap kali Jiang Cheng bertanya tentang kabar di luaran sana Lan XiChen selalu tidak menjawab.

Mata Jiang Cheng menangkap senyum lembut Lan XiChen dan semakin bernafsu untuk meratakan wajah tampan itu, terlebih ketika mendengar Lan XiChen menanggapinya dengan polos. "Jiang Zongzhu tidak begitu sehat, bagaimana aku bisa membuatmu khawatir dengan berita yang tidak menyenangkan."

Wajah itu! Jiang Cheng tidak tahu apakah harus mulai mencakar nya atau harus membenamkan nya ke tanah. Mata tajam Jiang Cheng adalah satu-satunya yang lelah melihat Lan XiChen mengumbar senyum, bahkan pelakunya tidak kehabisan tenaga sama sekali.

Mendengar itu Jiang tidak bisa menahan diri untuk berdecak kesal, kemudian ia berkata acuh tak acuh, "Kurasa hari ini sebaiknya kita meninggalkan kediaman ini. Maksudku, tidak perlu kembali lagi kemari, kita bisa menetap di salah satu penginapan di kota."

Jiang Cheng bukannya berbicara tanpa alasan, dia tahu jika rencana perjalanan Lan XiChen akan dilakukan besok, maka dari itu ia memikirkan beberapa hal. Salah satunya adalah akses di kota lebih mudah daripada di tempat terpencil semacam ini.

Dengan mata penuh harapan tersembunyi Jiang Cheng menunggu Lan XiChen membalas, tetapi pria itu malah memunggunginya dan sibuk melakukan hal lain.

'Dia! Apa sedang berpura-pura tidak mendengarkan!?' amuk Jiang Cheng. Mulut pedasnya itu sudah bersiap untuk meneriaki Lan XiChen, "Apa kau tidak mendengarkan ku!? Lan..." Kalimatnya dipotong oleh sosok kurang ajar di depannya yang tiba-tiba berbalik.

Jika itu hanya berbalik dengan ekspresi biasa Jiang Cheng tidak akan kaget, tetapi Lan XiChen berbalik mendadak dengan binar mencurigakan di matanya. Bibir melengkung itu membentuk senyum yang lebih lebar, "Apa yang dikatakan Jiang Zongzhu itu benar. Jika semuanya lancar, besok kita akan berangkat ke barat daya."

Jiang Cheng, "Barat Daya? Ada apa di sana?"

Ah...Lan XiChen lupa untuk memberitahu Jiang Cheng jika ramuan spiritual yang diperlukannya adalah ulat sutra warna-warni, dimana mereka terbiasa hidup di dalam suhu tinggi, dekat gunung berapi.

Lan XiChen sabar dan tenang menjelaskan, "Tujuan kita adalah ulat sutra warna-warni. Mereka bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan, hanya praktisi bela diri dengan kultivasi menengah hingga tinggi yang bisa mendapatkannya. Ulat ini berkembang biak dan hidup di dalam kawah berapi, jadi cukup sulit menjangkaunya." Sebuah paragraf yang berhasil memukul kepala Jiang Cheng sampai pusing.

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now