16. Gudang Hampir Kosong

1.2K 235 18
                                    

Apa itu kekacauan? Sepertinya untuk sekarang Jiang Cheng akan mengartikan sebagai kelompok orang-orang keras kepala yang mengundang musibah pada diri mereka sendiri.

Benar adanya jika Sekte Jiang berhasil menekan kepanikan masyarakat Yunmeng, namun mereka juga gagal untuk menemukan pelaku penyerangan itu. Baik Jiang Cheng maupun Wei Wuxian, keduanya tidak punya ide sama sekali mengenai siapa orang itu. Dan semuanya menjadi semakin sulit dan sulit.

"Apa mereka sekumpulan anjing kampung!? Apa mereka tuli!? Kau cepat bawa dua puluh orang murid untuk menyelesaikan masalah di gerbang kota!" Pekik Jiang Cheng emosi pada seorang murid senior, pegangan kursi yang ia cengkram mulai retak.

Wei Wuxian bingung apakah harus mulai serius atau bercanda, ia tidak berpikir ini sesuatu yang bisa diremehkan, tetapi kekacauan oleh orang bar bar memang tidak bisa dihindari di masa seperti ini.

Jiang Cheng yang duduk dengan kesal melihat Wei Wuxian memiliki ekspresi mencurigakan dan bertanya, "Apa yang kau pikirkan?"

Wei Wuxian mengangkat sebelah alisnya, berjalan santai mendekati Jiang Cheng, "Sudah berhari-hari sejak kita mengawasi gerbang kota dengan ketat. Tapi, sejak awal memang tidak ada hal yang bisa memastikan identitas orang itu. Ini mustahil."

Jiang Cheng, "Lantas apa kita harus lakukan? Membiarkan dia masuk dan keluar dengan bebas? Mengabaikan kekacauan yang ia buat? Mengabaikan korban yang menderita setelah ia menebarkan bubuk racun mayat itu? Kau pilih yang mana!"

Wei Wuxian tiba-tiba menjatuhkan dirinya dengan tidak elit di samping Jiang Cheng, kakinya terangkat satu dan yang lainnya diluruskan di lantai, ia berujar, "Menutup gerbang selama satu Minggu sudah membuat kapal tertambat dengan muatan penuh, pedagang hampir kehilangan waktu terbaik untuk mengirim dagangannya. Dan dengan begini kepanikan justru akan berkembang."

Jiang Cheng mengerutkan dahinya, napasnya teratur tetapi ia sebenarnya menahan untuk tidak menghela napas. Kepalanya sangat ramai sekarang, "Aku akan mendengarkan mu. Kita buka gerbang hari ini." Balasnya.

Punggung Wei Wuxian menegak kaget, "Eh? Tidak biasanya Jiang Zongzhu menjadi begitu mudah di bujuk."

'Jadi kau ingin aku kejang karena darah tinggi terlebih dahulu?'

Jiang Cheng berdecak, kemudian membanting badannya untuk bersandar pada kursi, kehilangan posisi duduknya yang tegap. "Wei Wuxian, kau bisa pergi setelah gerbang terbuka, aku tidak akan menahan mu lagi."

"Apa maksudmu?"

"Pergilah ke Gusu," perintahnya agak lesu.

Wei Wuxian menumbuhkan ide jahilnya, ia mengesot mendekat dan lebih dekat lagi pada Jiang Cheng. Jari telunjuknya mencolek pipi putih Jiang Cheng dengan gerakan menggoda, 'Menggelikan!' Jiang Cheng hampir terjungkal dari kursinya.
membanting

Matanya melotot sampai hampir keluar, "Wei Wuxian!"

Pemuda yang tampak di usia belasan itu menyeringai, "A-Cheng ku ternyata bisa begitu perhatian... Aiya betapa aku harus senang akan keputusan ini. Huhuhu...tapi leluhur ini akan merindukan Shidi nya yang terhormat."

"Berhenti bersikap konyol! Cepat urusi anjing-anjing kampung itu dan pergi!"

"A-Cheng~ aku sungguh akan merindukanmu, bagaimana nama Wei Wuxian bisa dipisahkan dari Jiang Cheng? Benar kan?"

"Dengarkan aku baik-baik!"

Wei Wuxian mengangguk semangat, memainkan kuas yang tadinya terletak di atas meja kerja Jiang Cheng. "Gudang anggur Dermaga Teratai sudah hampir kosong, kau harus pergi." Ujar Jiang Cheng datar.

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now