122. Permintaan Maaf

802 109 86
                                    

Baik Lan XiChen maupun Jiang Cheng, tidak ada yang mengetahui sebanyak apa mereka telah mencoba menghangatkan satu sama lain. Berapa kali Jiang Cheng membiarkan Lan XiChen menyetubuhinya. Berapa kali Jiang Cheng mendesahkan nama Lan XiChen dalam kesenangan. Atau berapa banyak cairan lengket yang telah ditumpahkan Lan XiChen di dalam tubuh Jiang Cheng.

Yang jelas, ketika mereka memulainya, itu adalah siang hari dan mereka, lebih tepatnya Lan XiChen mengakhirinya saat malam hampir larut. Bahkan jika Lan XiChen menyerap energi yin yang dimiliki oleh Jiang Cheng, ia tetap merasa kelelahan, tubuhnya terjatuh menimpa Jiang Cheng, kemudian mengikuti pria cantik dalam pelukannya untuk pergi ke alam mimpi.

Tanpa sadar waktu berlalu dengan cepat, tubuh Lan XiChen terbiasa untuk bangun tepat pada pukul lima pagi, namun hari ini sepertinya ia bangun lebih lambat dari biasanya. Saat Lan XiChen membuka kelopak matanya langit di luar terang, cahaya matahari menelusup melewati sela-sela jendela yang terbuka.

Lan XiChen menarik napas panjang kemudian menengok ke arah samping kanannya. Seseorang tengah berbaring di lengannya, memeluk pinggangnya dengan erat seakan takut Lan XiChen bisa pergi kapanpun, rambut hitam orang itu terurai berantakan di atas ranjangnya. Menggunakan tangan yang lain Lan XiChen menyibak helai rambut yang menghalangi matanya dari menatap wajah menawan Jiang Cheng, ibu jarinya mengelus lembut sepanjang alis Jiang Cheng, kemudian turun ke jembatan hidungnya, dan terakhir pada sepasang bibir bengkak milik Jiang Zongzhu.

Astaga....betapa ia mengasihi orang ini, betapa ia mencintai orang ini dengan seluruh kehidupannya. Lan XiChen tidak tahu mengapa perasaan ini harus tumbuh untuk Jiang Cheng, sepanjang hidupnya Lan XiChen telah banyak bertemu dengan orang-orang yang mempesona, jauh lebih sempurna dari Jiang Cheng, tetapi ia tetap jatuh pada pria ini.

Perasaan yang tidak dapat dijelaskan, perasaan yang selalu menempatkannya berada di posisi terluka dengan sukarela, perasaan yang membuatnya percaya bahwa masih ada kebahagiaan yang menantinya di dunia ini.

Mungkinkah ini semua karena kehilangannya terhadap Jin Guangyao? Pada awalnya Lan XiChen memang mempercayai kemungkinan itu, namun seiring berjalannya waktu ia tahu bukan itu jawabannya.

Seiring berjalannya waktu, Lan XiChen hanya bisa menyimpulkan satu hal. Ia mencintai Jiang Cheng hanya karena ia memang mencintainya, tidak ada alasan dibalik perasaannya, ia hanya terikat begitu saja oleh pesona kucing kecilnya.

Setelah sekian lama berlalu, akhirnya senyum sehangat matahari pagi kembali muncul di bibir Lan XiChen, sungguh sebuah keindahan karena telah lama sejak terakhir kali ia memasang senyum yang begitu tulus. Lan XiChen meninggalkan kecupan seringan bulu di dahi Jiang Cheng, menatap lekat-lekat seseorang dalam pelukannya itu. Pipi Lan XiChen tidak bisa tidak merona saat ia menyadari adanya bercak kemerahan di seluruh tubuh telanjang Jiang Cheng, mulai dari leher hingga dadanya.

Tangan Lan XiChen bergerak menarik selimut lebih tinggi, menutupi seluruh tubuh Jiang Cheng hingga menyisakan kepalanya saja. Lantas ia mengelus punggung Jiang Cheng sayang, "Langitnya cerah hari ini, dengan kamu di sisiku, aku hanya ingin waktu berhenti bergerak." Bisiknya lembut.

Lan XiChen, "Wanyin...sejak awal aku adalah pengecut, tolong jangan salahkan aku jika aku terus menerus menjadi seorang pecundang. Semua kata-kata ini, aku hanya bisa mengatakannya ketika kamu terlelap, namun fakta bahwa aku mengasihimu tidak akan pernah berubah. Wanyin, aku...aku berharap kamu tidak akan pernah tahu, bahwa aku mencintaimu...." Suara Lan XiChen tercekat di ujung kalimat, bukan karena ia tidak yakin, justru karena ia sangat meyakini bahwa keputusannya adalah benar untuk mendorong pria ini menjauh dari hidupnya.

Lan XiChen tahu Jiang Cheng memiliki perasaan serupa untuknya, namun keengganan menghiasi hati Lan XiChen, ia ragu pada dirinya sendiri. Apakah dia layak untuk mendapatkan Jiang Cheng? Bagi Lan XiChen, jawabannya akan selalu tidak, ia tidak layak bagi Jiang Cheng. Akan tetapi, ia juga berbohong saat mengatakan bahwa ia berharap Jiang Cheng tidak akan pernah mengetahui isi hatinya yang sebenarnya. Karena pada kenyataannya, Lan XiChen hanya menginginkan Jiang Cheng untuk dirinya sendiri.

Our Secret Affair 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang