86. Sampul Biru Tanpa Nama (2)

709 127 244
                                    

Sebelum hari ini Jiang Cheng selalu mengira dirinya sangat buruk dalam bermain musik, apalagi setelah di masa kecilnya ia menyerah begitu saja saat ayahnya meminta Jiang Cheng belajar menggunakan seruling vertikal.

Akan tetapi, kurang dari dua jam sejak Lan XiChen membiarkan jemari tegas Jiang Cheng memegang Liebing dan sekarang kucing pemarah itu sudah menguasai banyak nada dasar dan berhasil memainkan sebagian besar lagu yang Lan XiChen berikan sebelumnya.

Meskipun dalam prosesnya, entah berapa kali Lan XiChen harus menahan tangan Jiang Cheng dari samping agar tidak membanting seruling nya, juga berulang kali menahan tawa saat Jiang Cheng membuat kesalahan dalam permainannya.

Sebenarnya Jiang Cheng sudah kesal setengah mati, namun sejak Lan XiChen terus menerus membujuknya dengan nada suara lembut dan penuh kasih sayang, Jiang Cheng tidak bisa menolak lebih jauh. Dia hanya memberikan satu atau dua kali umpatan, lebih banyak mendengus kesal dan berusaha menjauhkan seruling giok putih itu dari hadapannya.

Terlebih setelah usaha tanpa akhir itu, yang bahkan Lan XiChen tidak mengijinkannya beristirahat meski sejenak, akhirnya Jiang Cheng berhasil memainkan beberapa lagu dalam kumpulan buku musik pemberian Lan XiChen.

Apa kalian penasaran seberapa besar kebahagiaan Jiang Cheng saat ini?

Tidak. Percuma mengatakannya. Tidak akan ada seorangpun yang mengerti, ini sulit, bukan karena Jiang Cheng adalah pelajar yang buruk dalam hal bermusik...yah...sebenarnya itu adalah salah satu faktornya. Tapi! Yang lebih penting adalah, Lan XiChen ternyata tidak lebih baik dari Lan Qiren! Tidak lebih baik sama sekali!

Ya, dia tertawa kecil saat Jiang Cheng membuat kesalahan, namun itu hanya berlangsung beberapa kali, setelah Lan XiChen merasa muak akan semua kesalahan itu ia akan mulai memukul jemari Jiang Cheng dengan lembut. Itu memang yang berupa tepukan ringan, tapi jika berlangsung berulang kali buku-buku jari Jiang Cheng tetap saja akan memerah.

Jiang Cheng menghela napas lega begitu bibirnya menjauh dari Liebing setelah menyelesaikan lagu, bahunya bergetar ringan oleh kelegaan yang tak terbendung. Ia sedikit menoleh dan langsung melihat wajah Lan XiChen yang bersandar pada bahunya.

Jiang Cheng menggigit bibir bagian dalamnya saat menatap netra coklat gelap itu, "Sudah cukup berlatihnya. Napas ku akan segera habis jika kau memintaku berlatih lebih lama lagi." Ujar Jiang Cheng ketus.

Lan XiChen menganggukkan kepalanya pelan, itu secara tidak sengaja membuat dagu yang menempel pada bahu Jiang Cheng ikut bergerak. Membuat Jiang Cheng tidak bisa tidak melepas tawa kecil, "Hentikan itu! Menjauh dariku!"

Telapak tangan Jiang Cheng mendorong wajah Lan XiChen menjauh dari hadapannya, Lan XiChen, "Wanyin, kamu marah tapi tertawa. Sejak kapan kamu punya kebiasaan seperti ini?"

"Berisik! Apa pedulimu jika aku tertawa atau tidak, apa pedulimu jika aku marah!? Bah, tidak...kau seharusnya lebih waspada saat membuatku kesal, karena aku akan menendang pantatmu saat itu juga!"

"Aku lebih sering di tendang di kaki."

Itu benar! Jiang Cheng, kau selalu mengatakan ingin menendang pantat seseorang, tetapi kau selalu berakhir menendang tulang kering mereka! Apa sebenarnya dia punya kelainan di matanya!? ATAU JUSTRU DI OTAKNYA!!?

Jiang Cheng yang belum menjauhkan tangannya dari wajah Lan XiChen langsung menarik wajah pria itu untuk mendekat dan menggigit bibir bawah Lan XiChen sampai berdarah.

Lan Zongzhu ini begitu malang, dia tentunya belum siap dengan serangan semacam ini, yeah...meskipun Lan XiChen tahu kucingnya bukanlah tipe yang akan menyundulkan kepalanya meminta kasih sayang atau merangkak kedalam pelukannya dengan sukarela. Tetapi, tidakkah ini sedikit...ah, lupakan!

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now