108. Segalanya Tentang Kucing Kecil Pemarah

551 102 237
                                    

Shuoyue masih digenggam dengan keras kepala, bergetar hebat, Lan XiChen mengernyitkan alisnya hingga menjadi satu. Dengan susah payah Lan XiChen meneguk ludahnya sendiri, tenggorokannya terasa kering oleh dua hari pertarungan tanpa akhir membawa tubuh terluka ini.

Mata Phoenix milik Lan XiChen menyipit, "Lantas, dimana benda itu berada?" Tanyanya pada sosok menjijikkan dihadapannya itu, orang itu mengambil satu langkah maju, yang langsung membuat Lan XiChen tanpa sadar melangkah mundur. Bajingan Wen itu tertawa kecil, "Bagaimana aku bisa tahu? Aku harus memberitahumu sesuatu, Zewu-Jun, aku di sini hanya menanamkan kutukan gelap pada Jiang Cheng, bukan sebaliknya. Jadi, jangan tanyakan apapun soal penawar kepadaku..."

"Dimana benda itu!?" Sentak Lan XiChen.

"Hahaha....mengapa Zewu-Jun menjadi begitu pemarah. Inilah alasan mengapa kau tidak seharusnya bergaul dengan orang yang memiliki kebiasaan...."

Kalimat itu belum mencapai akhirnya, namun Lan XiChen sudah terlebih dahulu menerjang dengan ganas ke arah Bajingan Wen itu. Shuoyue berpendar redup, pedang itu terayun tepat menuju pada leher pucat dan melepuh lawannya.

Sesaat sebelum mata pedang berhasil mengiris kulit orang Wen tadi, suara berdentang terdengar memekikkan telinga. Lan XiChen yang telah berada pada jarak menyerang sontak terpental tiga meter jauhnya, semua orang bisa mengetahui jika demi melancarkan satu ayunan pedang dengan kekuatan spiritual super tipis barusan telah menghabiskan tetes terakhir dari energi internal Lan XiChen.

Hal itu terbukti dengan tubuh tinggi besar Lan XiChen yang berguling-guling di lantai gua tanpa kesadaran, kedua matanya terpejam dan napasnya tersengal. Ingatan terakhir Lan XiChen sebelum kegelapan menelannya adalah sekelompok mayat dengan pakaian khas Sekte Jiang dan Sekte Lan berdiri di belakang orang Wen tadi, lantas bajingan yang sampai sekarang tidak ia ketahui namanya itu berjongkok di depan wajahnya dan berkata, "Aiyah....sungguh tidak beruntung. Seandainya puluhan tahun lalu kau membiarkan Wen Zongzhu menguasai dunia, setidaknya kau tidak akan berakhir dalam kesengsaraan seperti ini, Zewu-Jun."

Tapi Lan XiChen tidak dapat memastikan apakah itu hanya sebatas ingatan kabur atau ilusi semata. Begitu ia tidak sadarkan diri, Lan XiChen jelas tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh pria bertubuh busuk itu kepadanya, yang pasti satu persatu kenangannya seakan kembali diputar dalam kilas balik yang cepat.

Dimulai dari masa kecilnya di Cloud Reccesses, pertama kalinya Lan Qiren menjelaskan betapa pentingnya arti dari ikat kepala Sekte Lan yang ia kenakan. Lantas berganti oleh bayangan akan wajah cantik ibunya yang terlihat pucat, namun wanita itu masih tersenyum hangat, disusul sosok ayahnya yang memiliki wajah penuh kebijaksanaan.

Tetapi Lan XiChen bisa dengan jelas merasakan satu persatu kenangan itu seperti direnggut darinya. Hatinya panik, namun ia tak mampu melakukan perlawanan apapun. Tangannya mencoba menggapai setiap kepingan memori yang beterbangan di sekitarnya.

Dalam tiga puluh sembilan tahun hidupnya, sangat jarang bagi Lan XiChen untuk menangis. Pertama adalah saat ia berada dalam kesendirian setelah Sekte Lan terbakar habis oleh api. Kedua, ketika pengkhianatan Jin Guangyao. Dan kali ini adalah yang paling menyakitkan.

Air mata mengalir, sudut matanya telah memerah dengan sangat menyedihkan.

Terlebih ketika wajah yang seharusnya tidak pernah menjadi alasan penderitaannya kini muncul, seolah-olah semua rasa sakit ini tak pernah terjadi. Lan XiChen termangu oleh bayangan wajah Jiang Cheng, ekspresinya yang mengerut marah, bibir tipisnya yang manyun karena ia tidak lekas berhenti menggodanya.

Atau pertama kalinya Lan XiChen menyentuh untaian rambut panjang dan lembut milik Jiang Zongzhu, wajah memerahnya yang merasa malu, senyum pertama Jiang Cheng padanya, tawa pertama yang Jiang Cheng tunjukkan untuknya.

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now