92. Lan XiChen Tidak Kembali

532 103 86
                                    

Tangan Jiang Cheng bergerak menjauhkan set peralatan makan dan mangkuk yang telah selesai ia gunakan, seakan bisa merasakan sesuatu yang buruk sedang berada dalam perjalanan, Jiang Cheng telah mengeluarkan Sandu dari kantung qiankun nya.

Jiang Cheng memang belum menghunus pedangnya, namun ia sudah bersiap akan kemungkinan buruk yang akan terjadi, kemungkinan buruk yang selalu ia pikirkan mungkin akan terjadi segera setelah mereka menginjakkan kaki di Bukit Luanzang.

Sebelum pergi Jiang Cheng meninggalkan uang yang cukup untuk membayar biaya makannya, baru setelah itu ia melangkah pergi meninggalkan orang-orang yang sebelumnya penuh kewaspadaan akan dirinya. Namun, perkataan dari pedagang-pedagang tadi terus berputar di otaknya. Membuatnya tanpa sadar mendongak ke atas, menatap pada langit Yiling yang cerah...dan perlahan mulai mendung.

Oh, Jiang Cheng sebenarnya lebih berharap itu adalah mendung biasa. Tapi sayang seribu sayang, harapannya tidak pernah terkabul.

"Jin Ling." Gumam Jiang Cheng dipenuhi kegusaran, tepat di saat itu juga sebuah portal dengan petir yang menyambar-nyambar sebagai tepinya merekah di langit gelap kota Yiling.

Suara deru angin semakin kencang, ditambah dengan kepanikan orang-orang yang kini telah meledak bersama dengan kebisingan dari terbukanya portal luar biasa kelam itu. Celah langit, bisakah itu adalah sesuatu yang mengantarkan roh-roh jahat keluar dari neraka?

Menyadari pemikiran ini Jiang Cheng tidak bisa menahan dirinya tetapi berteriak dengan seluruh kekuatannya, "EVAKUASI SEMUA ORANG!!!! TINGGALKAN KOTA SECEPAT MUNGKIN!!!!"

"KYAA!!!! IBU IBU IBU TOLONG AKUUU..."

"LARI! SEMUANYA LARI! SELAMATKAN NYAWA KALIANNN!!!"

Jantung Jiang Cheng hampir berhenti berdetak saking takutnya ia ketika melihat rekahan yang begitu mengerikan, akan tetapi dia tidak pernah mundur sebelum bertarung, Jiang Cheng bisa merasa takut tetapi dia bukan pengecut.

Bersamaan dengan sambaran petir kesekian kalinya, akhirnya sesuatu yang entah mengapa dinantikan oleh Jiang Cheng mulai merangkak keluar dengan kecepatan tinggi. Hantu-hantu yang ia lihat berada di dalam tabir pelindung Bukit Luanzang sebelumnya, semuanya telah menemukan jalan mereka untuk melarikan diri.

Maka dari itu, Jiang Cheng dan seluruh ketakutan di hatinya tidak sedikitpun ragu saat mulai melompati atap demi atap untuk segera mencapai ketinggian dimana ia memutar tubuhnya dalam gerakan anggun, Zidian telah diaktifkan, gerakan mencambuknya ganas dan akurat.

Dalam satu gerakan hampir seluruh garis depan hantu-hantu tersebut dihancurkan menjadi asap dan debu berwarna kehitaman. Jiang Cheng tidak tahu apakah yang ia lakukan saat ini benar atau salah, tetapi ia segera menarik esensi kejahatan yang tersebar itu kedalam dirinya sendiri. Menghisapnya seakan itu adalah sumber daya yang kini ia perlukan.

Dan memang begitu keadaannya. Sesaat setelah Jiang Cheng selesai menyerap kekuatan jahat yang ditinggalkan oleh sekelompok hantu sebelumnya, kilau cahaya dari Zidian semakin dan semakin terang. Bahkan jangkauan serangannya melampaui apa yang pernah Jiang Cheng bayangkan dalam hidup ini.

Namun, sehebat apapun kemampuan Jiang Cheng dalam menghalau serangan ini, lawannya tetaplah berjumlah ratusan atau bahkan ribuan. Memang ada banyak hantu yang telah melebur menjadi debu dan aura jahat, tetapi ada lebih banyak lagi yang lolos dan mengacau, membunuh, serta menyiksa orang-orang yang belum sempat melarikan diri.

Saat ini, tidak peduli apakah itu di langit atau udara yang mengambang dan di daratan tempat kaki dapat memijak, semuanya adalah kekacauan.

Jika segala jenis teriakan kesakitan di udara berasal dari eksekusi Jiang Cheng terhadap roh dan hantu jahat, maka teror yang nyata dari ketakutan manusia tengah terjadi di bawah sana.

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now