19. Tidak Suka Wanita

1.2K 235 46
                                    

Gelap. Semuanya terlalu gelap untuk bisa melihat bahkan jemarinya sendiri. Jiang Cheng saat ini terperangkap dalam kegelapan tanpa akhir ini.

Sebelumnya, saat Jiang Cheng dan Lan XiChen sedang berjalan bersama di sekitar Sekte Jiang, angin kencang tiba-tiba saja menderu. Itu tepat sesaat setelah Jiang Cheng mengirim utusan untuk membuka gerbang kota.

Jiang Cheng tidak tahu kenapa, tetapi ingatan terakhirnya adalah ketika halaman besar Dermaga Teratai porak poranda oleh angin kencang, juga teriakan Lan XiChen dari kejauhan. "Jiang Zongzhu, bertahanlah!"

Hanya itu.

Karena setelahnya ia menyapa hitam. Saat pertama kali membuka matanya dan tak mampu melihat apapun Jiang Cheng tidak bisa tidak panik. 'Bangsat! Brengsek sialan. Anjing. Apa-apaan ini, aku tak bisa melihat apapun!?' pekiknya panik.

Terlebih saat ia menyadari, bahkan suaranya menolak untuk keluar. Jiang Cheng tenggelam dalam pikirannya yang kalut.

'Lan XiChen, dimana Lan XiChen? Wei Wuxian? Lan Wangji? Mereka baik-baik saja?'

'Apa...apa yang terjadi...?'

Itu adalah keributan besar di dalam kepala mini Jiang Cheng. Yeah, dia memang sering dipanggil Tuan Besar Kepala karena selalu bangga pada dirinya sendiri, tapi pada kenyataannya kepalanya itu berukuran normal!

Jiang Cheng meremas kedua tangannya, lantas memukul ke arah dimana kiranya perutnya berada.

BUK!

Itu sakit! Jiang Cheng tidak menahan diri.

Rintihan kesakitan disusul oleh helaan napas lainnya, Jiang Cheng menggosok perutnya sendiri. Baru menyadari, 'helaan napas orang lain?'

Siapa...siapa di sana!?

Ini tidak berbeda dari mantra pembungkam Sekte Lan, tapi bahkan itu tidak bisa mendengung. Dan entah ide dari mana Jiang Cheng melompat-lompat di tempat, persis seperti Wei Wuxian saat pria itu melakukannya.

"Berisik."

Siapa!? Siapa itu yang bicara. Jiang Cheng ingin mendekat ke arah suara, namun ia tersandung seketika. "Jangan mendekat! Kau, dengarkan saja apa yang akan aku katakan."

Mata Jiang Cheng melotot, orang kurang ajar macam apa yang belum pernah mendengar nama besar Sandu Shengshou? Berani sekali dia.

Tapi, Jiang Cheng tentu saja terus berontak, ia mencoba berbicara dan berteriak, pun berjuang mencari siapa dia.

Orang tadi menghela napas lelah, "Apa kau akan merasa lebih baik saat melihatku?" Nada itu perpaduan antara mencemooh dan serius menawarkan.

Jiang ingin mengangguk. Tetapi, haruskah ia mengangguk? Kalau itu musuhnya, mau ditaruh dimana mukanya setelah ini? Dermaga Teratai bisa-bisa terlalu kecil untuk menyembunyikan pantatnya!

"Humph! Keras kepala, tapi aku melakukannya karena tidak ada banyak waktu tersisa. Bicaralah."

"Bah! Hah...hah...hah...kau...siapa siapa kau?" Udara mengisi rongga mulut Jiang Cheng yang mendadak terbuka. Ia langsung menyerang dengan pertanyaan.

Tidak lama kemudian cahaya redup menerangi seluruh tubuh pria yang sejak tadi berbicara pada Jiang Cheng. Akhirnya Jiang Cheng bisa melihat sesuatu, dan itu adalah kecantikan luar biasa.

Tubuh Jiang Cheng kaku, pria itu memakai pakaian merah layaknya pengantin, namun jelas bukan. Wajahnya begitu mempesona dengan tulang kupu-kupu yang cantik.

Reflek, Jiang Cheng meremas Zidian. Selamat! Senjata keramat itu bekerja.

Pria cantik itu mengangkat sebelah alisnya, "Senjata yang sangat bagus." Komentarnya singkat.

Our Secret Affair 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang