78. Lan XiChen yang Berpikiran Sempit

684 127 166
                                    

Dengan semua ketegangan diantara pembicaraan mereka, situasi ini mengingatkan Jiang Cheng akan saat-saat dimana seluruh dunia kultivasi berada di saat kritis, ketika dunia sedang berusaha memenangkan perlawanan terhadap Sekte Wen. Sunshot Campaign.

Bagaimana mungkin Jiang Cheng tidak bisa merasakan perasaan ini? Di saat ia tahu akan ada banyak orang yang mati, korban berjatuhan seperti daun di musim gugur, sungai-sungai berubah merah. Jiang Cheng berkali-kali kehilangan fokusnya karena mendapatkan bayangan akan masa depan yang buruk.

Beruntunglah Lan XiChen yang duduk di hadapannya berulang kali menepuk pahanya di bawah meja, membuat perasaan Jiang Cheng menjadi lebih tenang setiap kali Lan XiChen melakukannya.

"Jadi, dalam dua hari kita akan pergi ke Bukit Luanzang di Yiling, mencari tahu apa yang salah di sana dan menemukan orang dari Sekte Wen tersebut?" Tanya Wei Wuxian setelah mendengarkan keseluruhan cerita dari Lan XiChen, ya, Lan XiChen juga menyertakan kejadian dimana ia melawan sosok pria dengan tubuh membusuk yang mengenakan jubah kultivator Sekte Wen.

Lan XiChen juga meyakinkan Wei Wuxian jika orang tersebut bukan hanya sekedar mayat yang dikendalikan, karena Lan XiChen sendiri bisa merasakan aura kehidupan dari dirinya.

Keempat pria tampan itu diserang sakit kepala tiba-tiba, ah...sial sekali, sudah berapa banyak masalah duniawi yang menyertakan mereka, ah?

Masa muda keempatnya sudah dihabiskan dengan berjuang hidup dan mati, air mata, keringat, dan darah telah tercurahkan tanpa bisa dikendalikan. Masa lalu dimana bencana menghabisi keluarga mereka, membuat mereka menderita akan kesendirian, kepedihan, pengkhianatan, dan kesepian...masa lalu dimana mereka sangat ingin melupakan hal tersebut.

Kini dihadapkan kembali dengan situasi seperti ini, tidak peduli betapa besar perbedaan antara kepribadian satu dengan yang lainnya. Yang diinginkan oleh keempat orang ini adalah kedamaian. Mereka tahu jika dunia tidak pernah bisa lepas dari masalah, tetapi mengapa itu harus mereka?

Mengapa mereka harus menjadi tokoh yang terlibat dalam semua kekacauan?

Mengapa mereka yang telah melalui semua kesengsaraan itu terus menerus ditempa menjadi manusia yang memiliki tanggung jawab besar tanpa akhir?

Ketika angin bertiup suara lonceng yang bergoyang karena hembusannya terdengar samar-samar di telinga mereka semua. Suasana yang damai ini sudah berakhir sejak lama, sudah berakhir sejak pertama kali visi akan kehancuran dunia disampaikan kepada Jiang Cheng.

Saat pertama kali mendengarnya, sosok Wei Wuxian yang selalu ceria dan berisik bahkan diam untuk berpikir lama, tetapi di awal Wei Wuxian hanya sibuk untuk memikirkan penyangkalan. 'Tidak. Ini semua tidak mungkin terjadi, Jiang Cheng dan Zewu-Jun hanya terlalu mengkhawatirkan hal yang sama sehingga mereka memiliki visi yang serupa' tetapi sesaat kemudian ia mengerang putus asa, 'Bagaimana ini bisa menjadi kebetulan? Kesialan macam apa yang sebenarnya menimpa diriku?'

Syukurlah, pikiran-pikiran itu telah berlalu bagi Jiang Cheng. Ia sudah tidak peduli lagi apakah itu kesialannya atau bukan, masalah sudah mengetuk pintu rumah mereka, mau tidak mau Jiang Cheng akan menghadapinya baik mampu ataupun tidak. Toh, sekarang ia memiliki dukungan di sisinya. Keberadaan seseorang yang telah memberinya rasa percaya lebih dari apapun.

Lan XiChen sekali lagi menepuk paha Jiang Cheng, membuat pria yang selalu menunjukkan wajah galak dan tegas itu mengendurkan ekspresinya. Sudut bibir Jiang Cheng terangkat membentuk senyuman, "Apa yang kau khawatirkan? Bukankah kau adalah orang yang paling mengenal Bukit Luanzang? Kalau kau memang setakut itu tinggallah di sini dan temukan beberapa pekerjaan rumah." Ujar Jiang Cheng.

Lan XiChen mendengarnya dan melepaskan tawa kecil, ah...kucingnya selalu sangat menggemaskan. Tapi itu jelas tidak terdengar lucu bagi Wei Wuxian, dia mendengus kecil sambil membalas, "Siapa yang ketakutan? Memangnya kenapa jika di sana ada banyak hantu? Leluhur ini akan membuat mereka semua berlutut!"

Our Secret Affair 1Where stories live. Discover now