Part 146 - Merelakan

Start from the beginning
                                    

Atau, jika Mauren tidak menginginkannya. Alex akan bersikap ketus dan mengusirnya supaya mereka tidak berakhir bersama. Agar Alex tidak perlu sampai jatuh cinta pada gadis kecil itu.

Lelaki itu ingin menebus semua kesalahannya. Menebus waktu yang terbuang sia-sia. Mencurahkan semua perasaannya untuk Mauren dan keluarga mereka.

Alex berusaha dan belajar siang malam supaya dia bisa menjadi suami dan Daddy terbaik untuk keluarganya. Berusaha bertanggung jawab supaya mereka tidak kekurangan sedikit pun, baik itu materi maupun kasih sayang.

Mengabaikan dirinya sendiri asalkan bisa menemui anak dan istrinya jauh di benua lain. Menjalani hubungan jarak jauh sembari menunggu Mauren mau menerimanya lagi.

Lalu setelah Alex merasa hidupnya bahagia, dengan teganya Mauren malah tidak menginginkan calon bayi mereka.

Alex merasa hancur dengan penolakan Mauren terhadap bayi mereka.

Alex berusaha sabar sampai Mauren berubah menyayangi kandungannya. Tetapi, sepertinya Mauren tidak berusaha menerima bayi itu. Setiap kali Alex melihatnya, perasaan lelaki itu bergemuruh. Ingin marah tetapi harus sabar sampai Mauren mau.

"Kalau kamu tidak menginginkan bayi itu, tunggu sampai lahir. Setelah itu terserah kamu." tiba-tiba Alex memberikan keputusan untuk melepas Mauren. Alex menerima sikap Mauren selama ini padanya, namun tidak untuk masalah anak.

Mauren kaget dan menahan nafas. Namun masih belum berani mengangkat kepala.

"Kalau kamu mau pergi, silahkan! Aku nggak akan melarang kamu lagi. Aku nggak akan menahan kamu, atau mencari kamu lagi." tambah lelaki itu tegas. "Tapi, anak-anak semua sama aku."

Barulah Mauren berani memandang suaminya. Namun, tak satu patah kata pun yang keluar dari bibirnya.

"Kalau kamu mau pindah sekarang, terserah kamu. Nanti kalau bayi itu sudah lahir, aku akan mengambilnya."

Mauren terbata. Tidak bisa mendeskripsikan perasaan.

"Kamu bisa cari tempat tinggal yang kamu mau. Terserah mau tinggal dimana. Semua biaya aku yang tanggung. Kamu nggak boleh bawa anak-anak. Aku sendiri yang akan mengurus mereka."

"Kamu nggak ... anak-anak ..." Mauren terbata.

"Kamu mau bawa mereka sedangkan kamu nggak menginginkan bayi itu?" Alex kembali meninggikan suara dan marah.

Mauren menggelengkan kepala. Tidak mau berpisah dari anak-anak.

"Aku salah udah maksa kamu supaya balik lagi sama aku! Aku juga salah udah menyulitkan kamu dan memanfaatkan kamu! Kamu mau marah, aku terima. Kamu membenci aku seumur hidup kamu, aku masih terima! Tapi, kalau kamu menolak kehadiran anak-anak kita, aku nggak bisa mentolerir lagi! Aku bakal lepasin kamu."

"Mommy ..."

"Daddy ..."

Alex sampai tidak sadar meninggikan suara sampai anak-anak bangun. Suara balita di balik pintu menggendor-gendor pintu sambil menangis.

"Mommy, buka."

"Buka, Daddy."

Alex bergerak menuju pintu, pelan-pelan membuka dan suara tangis balita itu makin jelas.

"Daddy kenapa malah-malah?" tanya Star mendongak dengan derai air mata.

"Mommy jangan nangis." Scarlett juga menangis hingga sesegukan. Berlari menghampiri Mauren dan memeluk wanita itu.

Mauren berusaha tidak menangis, dia membalas pelukan Scarlett erat. Berusaha menenangkan balita itu agar tidak menangis lagi.

"Mommy ..." Star juga berlari menghampiri Mauren. Menaiki tempat tidur dan memeluk keduanya.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now