Kedua mata Alex menyiratkan kesedihan. Dia memandang Mauren dalam, meminta cara dari wanita itu karena Alex tidak tahu dengan cara apa lagi.

Mauren mengepalkan kedua tangan setelah menarik dari tangan Alex. Kedua matanya berkaca-kaca dan segera mengalihkan perhatian. Dia memandang api unggun dan menyebabkan kedua mata memanas tanpa sadar meneteskan air mata.

"Kamu bersedia membiarkan aku datang mendekati kamu lagi? Kita mulai dari awal?"

Air mata Mauren menetes. Dia tidak berani memandang Alex di sampingnya. Mauren kanget dan takut, dia tidak tahu harus menjawab apa lagi. Meskipun kenyataannya dari tadi dia tidak pernah memberikan jawaban.

Alex mengulurkan tangannya pada pipi Mauren. Menghapus air mata wanita itu lembut dan mengabaikan penolakan dari Mauren.

"Aku takut akan kehilangan semuanya setelah aku melepaskan kamu." Bisik Alex tersiksa. "Aku nggak bisa datang mengunjungi kamu dan anak-anak lagi."

Mauren tetap diam, dia membalas pandangan Alex. Mata keduanya basah, Alex memberanikan diri mendekat dan mengecup bibir Mauren.

Tubuh Mauren kaku, tetapi dia hanya berdiam diri. Alex menggerakkan bibirnya mengecup bibir atas dan bawah Mauren secara bergantian. Mauren tidak memberikan penolakan, Alex semakin berani tetapi tetap hati-hati.

Mereka berhenti untuk mengisi pasokan udara. Mauren membuka mata pelan-pelan dan dahi keduanya saling menyatu. Alex mengelus-elus pipi Mauren lembut, dia takut pada wanita itu. Khawatir hal yang sama akan terulang kembali saat terakhir kali Mauren membiarkan Alex menciumnya dengan sukarela.

Alex menyatukan bibir mereka lagi. Mengecup bergantian sampai Mauren berguman, Alex menggenggam punggung tangan Mauren dan memperdalam ciuman mereka.

Mauren menghentikan Alex, dia menahan dada lelaki itu dan menunduk. Mauren memilih bungkam dan masuk ke tenda. Sayangnya, kedua bayinya tidur acak, Mauren tidak kebagian tempat tidur.

"Di sini." Ajak Alex menunjuk di sampingnya.

Alex mengalah dan mengunci tenda. Dia berbaring lebih dahulu dan memberikan ruang untuk Mauren menggunakan lengannya sebagai bantal.

"Kita hanya tidur." Tambah Alex supaya Mauren tidak takut.

Wanita itu akhir mau, dia berbaring di samping Alex. Menjadikan lengan lelaki itu sebagai bantal dan memunggunginya.

Posisi yang salah, Alex malah memeluknya dari belakang. Mengecup kepala hingga leher berkali-kali dan mengelus-elus rambutnya. Menghirup aroma wangi yang menenangkan dari rambut wanita itu.

Mauren bergerak tidak nyaman, Alex malah menautkan jemari mereka. Mulai tidur dengan perasaan bercampur aduk.

Mauren memandang kedua bayinya. Star dan Scarlett bergerak bebas, malah Scarlett sampai pada dinding tenda. Sedangkan kaki Star berada di atas badan Scarlett.

Mauren tidak bisa tidur, sedangkan Alex sudah pulas. Mauren diam saja merasakan nafas Alex naik turun di belakangnya. Dia melihat tangan mereka yang bertaut, kemudian kedua matanya kembali berkaca-kaca.

***

Jakarta, 29 Desember 2021

Yuhuuu, bestie, udah cipokan aja 😭😭😭

Apakah ini pertanda buruk?

Cem cipokan dulu? Auto masuk rumah sakit kwwkwkkw

Ayo tebak, berapa part lagi menuju ending?

Ah, iya kalian nggak seru dih, komennya dikit bet 🙄

Ayo dong, woi! Jangan silent reader! Gue kangen baca ribut di kolom komentar sampe ngotot-ngototan. Seru tahu, bikin nambah wawasan gue 😭😭

Jangan ditiru btw kalo nggak kuat mental wkwkwk.

Eh iya, di Karyakarsa udah update yak. Buat POV Alex, tapi keknya masih kurang 😭😭

Komen sini kalo mau lanjut yak.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now