RELLAWAY

Door AdineNaylaara

107K 13.2K 3.1K

"Kita punya tujuan yang sama Hel, bedanya lo ngelindungi gue untuk masa depan sedangkan gue melindungi lo dar... Meer

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
CHAPTER 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chpater 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
ILUSTRASI VISUAL
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
ILUSTRASI VISUAL (GIRL VER.)
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Chapter 79
Chapter 80
Chapter 81
Chapter 82
Chapter 83
Chapter 84
Chapter 85
Chapter 86
Chapter 87 (Rahel Flashback)
Chapter 88
Chapter 89
Chapter 90
Chapter 91
Chapter 92
Chapter 93
Chapter 94
Chapter 95
Chapter 96
Chapter 97
BIODATA KARAKTER
Chapter 98
Chapter 99
Chapter 100
Chapter 101
Chapter 102
Chapter 103
Chapter 104
Chapter 105
Chapter 106

Chapter 43

799 118 15
Door AdineNaylaara


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

-Beberapa hari yang lalu-

Ceklek

Gue ngebuka pintu rumah gue saat beberapa kali mendengar suara ketukan.

"Siapa y–Lizea?" Gue terdiam dan agak bingung sih ngeliat Lizea yang sekarang berdiri di teras rumah gue dengan tampang dingin seperti biasanya. "Lo ada perlu ap–" ucapan gue terpotong saat Lizea menyodorkan sebuah paperbag kecil.

"Dari Logan" Ucap Lizea ngebuat gue makin keheranan. Gue menerima paperbag itu masih dengan ekspresi heran.

"Emang ini apa?" Tanya gue penasaran.

"Entahlah, Logan bilang lo bakal ngebutuhin itu" Jawab Lizea masih dengan ekspresi dinginnya.

Gue mengintip sedikit isi paperbag itu dan terlihat sebuah benda kotak, yang gue gak tau apa itu. Tapi ya gak mungkin gue ngeluarin itu waktu Lizea masih di sini, gini-gini gue belajar tata krama juga kali.

"Kalo gitu lo mau masuk dul–"

"Gak perlu, gue balik sekarang" tawaran gue di tolak gitu aja ama Lizea bahkan sebelum gue selesai nawarin. Maklumin ajalah :)

Gue cuma mengangguk "makasih ya" ucap gue yang di abaikan Lizea, dia cuma jalan doang buat pergi. Namun saat menuruni teras gue dia berhenti dan menatap gue.

"Logan ada pesan...'kalo itu lo, lo pasti bisa' "

Gue terdiam, apa maksudnya kalo itu gue gue pasti bisa? Gue mau nanya maksudnya tapi Lizea sudah kembali melangkah buat pergi.

Yaudahlah, gue liat aja dulu apa yang di kasih Logan. Apa banana cake ya? Pa'i banana? Banana pancakes?

Gue jadi ngiler sendiri ngebanginnya, gue masuk ke dalam rumah gue dan menduduki diri di ruang tv sembari mengeluarkan benda yang ada di dalam paper bag itu.

"Kaset?" Gumam gue melihat kaset jadul yang masih berbentuk kotak tidak bulat seperti pada umumnya sekarang. Gue meletakkan kaset itu lalu mencoba melihat lagi ke dalam paperbag, dan terdapat sebuah catatan kecil di dalamnya.

Gue mengambil catatan itu dan membacanya.

'For Elites only...'

Itu tulisannya, gue mengernyit kebingungan. Apa maksudnya cuma untuk Elite? Elite siapa? Nama orang kah? Kalau untuk Elite kenapa di kasih ke gue?

Mata gue lalu kembali terfokus pada kaset tadi.

"Ah tonton ajalah dulu!" Gue mengambil kaset itu lalu memasukannya ke salam dvd.

"Apa sih in–"

"Nah udah kerekam"

"Kenapa harus di rekam sih?! Narsis banget!"

"Ini biar lo bedua bisa tetap belajar teknik ini walaupun nanti gue gak ada!"

"Emang lo mau pergi kemana?!"

"Bisa mulai aja nggak?"

Gue terdiam menonton pertikaian yang ada di tv gue sekarang. Walau sedikit berbeda dari sekarang gue yakin dua bocah yang di sana adalah Logan dan Lizea, lalu siapa wanita dewasa yang bersama mereka itu?

Apa itu ibu Logan? Tapi...mukanya terlalu muda buat di bilang seorang ib–ah... Emak Lyan juga mukanya gak kayak emak-emak. Emang sekarang itu emak-emak itu awet muda ya?

"Nah sekarang, Serang gue bersamaan, hari ini gue bakal ngajarin caranya melawan orang yang jumlahnya lebih banyak dari kalian" Ibu Logan bersuara dengan tubuh yang kini berhadapan dengan Logan dan Lizea.

"Ih, nanti kalah jangan nangis ya!" Ucap Logan dengan ekspresi sombong dan agak nyolot....gue jadi ragu lagi mereka ini anak emak atau bukan.

"Sekarang mulai!"

Gue lihat Logan dan Lizea mulai menyerang ibunya itu namun hanya dengan satu gerakan Logan dan Lizea melayang dan terjatuh di lantai.

Apa itu? Gue terkesan, gerakannya tak terlihat oleh mata dan sangat cepat.

"Akh! A-apa-apaan itu?!" Logan terlihat kebingungan begitupun Lizea walau gadis itu hanya diam saja.

"Violet bagaimana caramu melakukannya?" Tanya Lizea sembari berdiri.

Violet???

"Caranya mudah, jika kalian genius kalian pasti bisa menirunya dalam sekali lihat"

"Bagaimana gue bisa menirunya kalau gerakan lo aja tadi gak keliatan sama sekali" Logan tampak protes.

Jtak!

"Itu artinya kau bukanlah seorang genius"

"Gue genius! Mau se genius apapun seseorang mana bisa meniru gerakan sulit begitu dalam sekali lihat!"

"Jangan memandang dunia ini terlalu sempit Logan... Asal kamu tau, aku sudah pernah bertemu orang genius seperti itu"

"Mustahil!"

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini, dia benar-benar ada, si genius yang suka merampas keahlian orang lain dan menjadikannya sebagai miliknya. Si genius yang menjadi akar dari munculnya anak-anak genius lainnya. Dia adalah sang dewa perang yang di kenal oleh siapapun dan merupakan seorang legenda dalam dunia pertarungan. Dia adalah genius yang menyebalkan...."

"Si-siapa namanya?"

"Namanya adalah Aston Gabridipta, sang dewa perang dan si genius sejak lahir"

Mata gue membelalak mendengar obrolan dari tv itu. Gue gak salah dengarkan? Mereka menyebut bapak gue, iyakan?

Aston Gabridipta...dewa perang dan si genius sejak lahir.

Apa...bagaimana mereka bisa kenal bapak gue?

"Apa selain dia...ada genius yang seperti itu?"

"Tidak ada, dialah yang pertama dan terakhir. Tapi ku dengar dia sekarang memiliki seorang anak, ya mungkin saja beberapa tahun ke depan akan muncul legenda baru dalam dunia pertarungan. Dan ku harap kau juga menjadi seorang legenda Logan"

"Hmph! Dari pada meniru gue bisa melakukan yang lebih baik"

"Hm? Bagaimana caranya?"

"Kalau lawannya lebih banyak cukup manfaatin tubuh lawan hehehe!" Logan meloncat ke arah Violet dengan tangan yang siap mengalung di leher Violet lalu setelahnya ia mengayunkan kakinya ke depan hingga menghantam Lizea yang posisinya berada di belakang Violet. Membuat keduanya tumbang bersama. Bahkan Violet sampai terbatuk-batuk dan Lizea melanting beberapa langkah dari posisi awalnya.

"See?! Its easy!" Teriak Logan dengan senyum bangga.

"Logan! Bisa-bisanya kau mencekik ibumu sendiri!"

"Na na na... Lo sendiri yang bilang selama Ayah gak ada lo bukan ibu gue"

"Sialan gue belum siap"

***

"Kak Lexa...bawa Bela pergi dari sini" Ucap Rakel yang tentu saja membuat Alexa protes.

"Apa maksudnya?! Gak mungkin gue biarin lo ngehadapin mereka sen–" Nafas alexa terasa tercekat membuatnya tak bisa melanjutkan ucapannya ketika ia melihat Rakel, seluruh tubuhnya merinding.

'a-aura apa ini?'– pikir Alexa.

Ia membelalak menatap Rakel yang hanya berdiri tegak dengan kepala tertunduk, Rakel memang hanya diam tapi entah kenapa Alexa merasakan aura intimidasi yang sangat besar di diri bocah itu.

Rasanya...ini bukan Rakel!

Rakel melirik Alexa "Gue bisa, kakak bawa aja Bela pergi" ucap Rakel dengan nada suara rendah yang membuatnya sangat menakutkan.

Alexa tidak bohong, ini benar-benar seperti bukan Rakel. Beberapa detik lalu ia tidak merasakan apapun pada bocah ini tapi sekarang tiba-tiba saja Rakel di selimuti aura gelap yang sangat mencekam...

Apa-apaan ini? Apa seseorang bisa berubah secepat ini?

"O-oke" Alexa akhirnya menyetujui ucapan Rakel, ia hanya merasa tidak bisa menolaknya. Alexa segera berjalan mendekati Bela lalu membopong gadis itu.

"Rakel lo yakin?" Tanya Alexa lagi sedikit ragu untuk meninggalkan bocah itu.

Rakel tersenyum tipis dan mengangguk "Serahin aja ke gue" ucap Rakel penuh keyakinan, mendengar hal itu Alexa ikut mengangguk lalu berjalan untuk keluar dari ruangan itu.

"Kata siapa lo boleh pergi huh? No one can go!" Zion pria bermabut hitam putih itu meloncat dengan sangat cepat untuk meraih Alexa, dan sudah pasti Alexa bisa saja tertangkap karena posisinya gadis itu kini membopong Bela. Ia tidak akan bisa menghindar.

Alexa membelalak lalu memejamkan matanya erat kala tangan Zion sedikit lagi meraih wajahnya.

BRAKH!!

Alexa tersentak mendengar suara benturan yang sangat besar namun anehnya dia tak merasakan sakit sedikitpun, merasa penasaran Alexa perlahan membuka matanya.

"Gue yang nyuruh dia pergi"

Keterkejutan tak bisa terelakan, Alexa melotot tak percaya saat melihat Rakel sudah ada di hadapannya dengan posisi kaki yang melintang di depan wajahnya, ia perlahan mengikuti arah kaki Rakel dan saat Alexa melihat ke arah telapak kaki Rakel ia semakin terkejut....karena tak hanya melindunginya...

kaki anak itu juga kini menjepit tangan Zion yang hendak meraihnya tadi ke dinding.

Bahkan...dinding itu sampai retak.

Alexa sontak menatap wajah Rakel, apa ini kekuatan Rakel? Bagaimana bisa...dengan kekuatan sebesar ini. Kenapa Rahel sangat mengkhawatirkannya?

"Sialan!" Zion menarik tangannya dari jepitan kaki kanan Rakel dengan kuat membuat Rakel sedikit terdorong, ia lalu kembali melangkah hendak mendekati Alexa namun tak jadi karena kini kaki kiri Rakel berada tepat di samping lehernya. Sejak kapan?

Jika anak itu tidak menghentikan laju kakinya kemungkinan leher Zion akan bernasib sama dengan tangannya yang patah sekarang.

"Lawan kalian itu gue...." Tekan Rakel dengan suara rendah. Rakel lalu melirik Alexa memberinya kode untuk pergi, dan gadis itu mengangguk setuju dan langsung melangkah pergi dari sana.

"Cih! Pffthh, baiklah...tapi jangan bilang cuma ini kemampuan lo" Zion tersenyum lebar sembari memutar-mutar pergelangan tangannya yang patah tadi hingga menimbulkan bunyi 'krek' dan tanpa bisa terelakkan tiba-tiba saja tubuh Rakel melayang dan menghantam dinding di sampingnya.

"Bodohnya lo karena berhenti...lo taukan kalau gue lebih kuat dari lo? Harusnya lo gak ngehentiin kaki lo waktu mau ngehantam leher gue" Ucap Zion berjongkok di hadapan Rakel yang kini terduduk bersender di dinding setelah satu serangannya tadi.

Zion lalu berdiri sembari melempar kaki kiri Rakel yang tadi ia cengkram lalu berbalik menuju ke Haru.

"Bagaimana? Kita kejar cewek tadi?" Tanya Zion dan haru yang sedari tadi memainkan hpnya kini menyimpan hpnya dan menatapnya.

"Tidak perlu, tapi sepertinya ini belum selesai" ucap Haru memiringkan kepalanya menatap sosok yang kembali berdiri di balik tubuh Zion.

Zion mengernyit, lalu membalik tubuhnya.

"Hah!" Dengusan tak percaya ia keluarkan tanpa sadar "Lo ini...keren juga ya" puji Zion.

Rakel tersenyum tipis "Gak perlu lo bilang gue juga tau,karena guekan....Rakel" Ucap Rakel penuh percaya diri saat mengenalkan dirinya sembari menyeka darah di sudut bibirnya menggunakan jempolnya.

Zion dan Haru mengedipkan mata mereka berkali-kali antara bingung dan aneh.

"Lo...pd banget ya" decak Zion tak percaya tanpa berkedip sedikitpun.

"Rakel itu siapa? Lo ngenalin diri seolah lo orang terkenal aja" ucap Haru dengan nada dingin namun terkesan kebingungan sembari memejamkan matanya.

Wajah Rakel sekarang memerah karena malu "BERISIK! Udah ayo kita selesaikan ini!" Teriak Rakel lalu kembali memasang kuda-kuda untuk menyerang.

Ia memang berniat meniru Logan tapi ia tak menyangka ia akan meniru anak itu sampai ke personalitinya. Memalukan!

Zion tersenyum miring dan mengepalkan tangannya "Kalau lo bilang gitu ayo kita selesaikan seka–EKHH!!!" Zion seketika merasa tercekik saat lehernya di jepit oleh Rakel.

Anak itu tiba-tiba saja meloncat dengan kecepatan di atas rata-rata dan menjepit lehernya.

Tatapan Rakel semakin menajam kala ia menatap Haru, ia lalu menekuk kakinya dan mengayunkannya dengan sangat cepat ke arah Haru.

Apa yang di lakukan Rakel sekarang persis dengan apa yang Logan lakukan di video itu. Anak ini...dia benar-benar pandai meniru.

Bugh!

"Hah..ternyata benar lo lebih kuat" Ucap Rakel dengan nada datar, Rakel mendengus saat melihat Haru berhasil menahan serangannya atau lebih tepatnya serangan Logan?

Namun walau berhasil menahannya Haru sejujurnya juga terkejut, hal itu terlihat jelas dari matanya yang membesar.

Rakel lalu menurunkan kakinya dari hadapan Haru dan...

Brakh!

"Ugh!"

Ia membanting tubuh Zion yang masih terkepit tangannya tadi ke lantai. Wajah Zion tampak membiru karena mungkin pria itu kehabisan nafas saat Rakel mencekiknya tadi. Walau sebentar sebenarnya cekikan Rakel sangat kuat hingga meninggalkan bekas di leher Zion.

"Lo...gerakan tadi, Logankan?" Ekspresi Haru menjadi serius kala menyebut Logan.

Rakel tersenyum miring "Baru sadar?"

"Gimana lo bisa melakukan itu? Apa Logan ngajarin lo?"

Senyum Rakel semakin melebar membuat terkesan songong, dua jari Rakel lalu mengarah ke matanya sendiri.

"Nggak, cukup lihat...dan tiru" ujar Rakel dengan seringaiannya.

Harus terdiam beberapa saat lalu mendecih.

"Bohong... Mustahil lo bisa melakukan teknik orang lain hanya dengan melihatnya.  Lo pasti cuma menggert–" belum sempat Harus menyelesaikan ucapannya tubuhnya tiba-tiba saja berputar di udara.

Mata Haru membelalak 'ini teknik cewek tadi'

Tak sampai di situ saat Haru hendak mendarat Rakel melayangkan tinjunya untuk mengenai perut Haru. Dan jangan salah paham tinju Rakel tadi...

'ini tinju baja Zion?!' tubuh Haru melanting ke belakang dan menghantam meja di belakangnya hingga terbela menjadi dua padahal itu adalah meja beton.

"View and copy" Ucap Rakel masih dengan posisi kuda-kuda yang sama persis dengan Zion kala melepas jaketnya tadi.

"Bocah...siapa yang ngizinin lo ngerebut teknik gue?"

Rakel baru hendak berbalik tapi Zion sudah menyerangnya membuat kini kedua tangan mereka saling mencekram dan saling mendorong.

"Argh!" Rakel meringis karena merasa tak sanggup menahan serangan Zion, walau sempat membuatnya tumbang Rakel itu hanya menang di kecepatan jika dari segi pertahanan dan kekuatan....Zion jauh berada di atasnya.

'kalau begini...yaudah nyerah' Rakel langsung melemaskan tangannya membuat Zion yang tengah mengerahkan seluruh tenaganya hilang ke seimbangan dan hendak jatuh ke arahnya.

Melihat Zion yang hilang keseimbangan dan hendak menabraknya, Rakel langsung menekuk lututnya dan melakukan knee kick.

Bugh!

"Akh!" zion meringis menyentuh dadanya "B-bocah sialan..."

"Makanya jangan otot aja di pakek, otak juga" ucap Rakel mengetuk dahinya dengan telunjuknya sebagai bentuk ejekan.

Zion mendecih pelan sembari mencekram dadanya. Melihat Rakel yang fokus kepada Zion, Haru segera berlari untuk menyerang anak itu namun tiba-tiba.

Dug!

Langkah haru terpaksa di hentikan saat telapak kaki Rakel menyentuh dadanya.

"Kuda-kuda ini..." Zion beserta Haru bergumam bersamaan dalam keterkejutan.

Namun berbeda dari perkiraan mereka yang berpikir kalau Rakel akan melakukan knee kick udara milik Jed, Rakel malah berputar di udara dengan dada Haru sebagai porosnya lalu...

BUGH! BRAKH!!

Kaki kanannya menghantam kepala Haru membuat Haru lagi-lagi terpelanting  menghantam dinding yang berada sekitar tiga meter dari posisi awalnya. Dan dinding itu sedikit retak sekarang.

Rakel mendarat dan sedikit terhuyung karena itu pertama kalinya ia memakai teknik itu....

Teknik andalan milik, Rahel. 'Spannair kick', itu julukannya.

"Tendangan apa itu?!" Zion tampak tercengang.

Ya memang di kehidupan Rakel sebelumnya... Teknik Rahel itu seolah menjadi gebrakan baru dalam dunia pegengsteran. Teknik yang tak pernah mereka liat namun memiliki efek yang sangat kuat, itulah teknik-teknik Rahel.

"Lo gak perlu tau, lo gak akan bisa nirunya juga" Ucap Rakel sombong namun sejujurnya kakinya sekarang merasakan efek dari teknik Rahel itu. Rakel merasa kakinya sedikit bergetar dan agak lemas.

"Rakel...?" Tubuh Rakel merinding seketika saat ia merasakan aura yang sangat mencekam dari samping kirinya. Rakel menoleh dan melihat Haru yang sekarang sudah berdiri dengan kepala tertunduk.

Auranya membuat Rakel bahkan tak berani menggerakan jarinya. Menyeramkan...ia seolah berhadapan dengan papanya sekarang.

"That's your name isn't it?" Tanya Haru masih dengan posisi yang sama.

Rakel meneguk ludahnya susah payah dan mengangguk kaku "y-ya..." Dan entah kenapa Rakel mendadak gagap.

"What's your full name? Real Name..." Desisnya entah kenapa terkesan sedang marah "Are you... Mackenzie?" Lanjutnya lagi bertanya.

Dan kali ini Rakel tidak segemetar tadi, kepala Rakel memiring bingung. Ia? Mackenzie? Bodoh sekali orang yang berpikir begitu dari segi fisik saja ia sangat jauh di katakan sebagai Mackenzie keluarga bermata biru dan berambut putih itu.

"Bukan, gue bukan Mackenzie" Jawab Rakel dengan ekspresi polos dan datar.

"Then… how did you get this kind of power?

Rakel sedikit mengernyit, karena pria berambut gondrong itu tiba-tiba saja memakai bahasa inggris. Apa emang rata-rata orang kuat di kotanya ini akan memakai bahasa inggris saat sedang serius?

Ah...kenapa Rakel memikirkan hal itu sekarang.

"Hmm...biar gue pikir dulu. Bapak ama abang gue emang kuat sih... mungkin karena turunan darah jadi gue bisa dapat kekuatan begini. Tapi...emang gue kuat ya?" Rakel menggaruk rambutnya sendiri keheranan.

"Who? Who is your family?"

"Ah... Keluarga gue?" Rakel tersenyum miring dengan lirikan yang tertuju pada Haru "Kalo gue bilang itu Gabridipta, lo percaya?" lanjut Rakel bertanya dan terkesan bercanda.

Namun ucapan Rakel membuat aura mencekam yang tadi serasa mencekiknya hilang seketika.

"Gabridipta?" Ulang Haru, ia yang tadi memasang kuda-kuda menyerang kini berdiri seperti biasanya.

Helaan nafas terdengar dari Haru "Zion...kita serang dia bersamaan"

Tak sampai sedetik dari ucapan Haru tubuh Rakel tiba-tiba terpelanting ke belakang hingga menabrak dinding karena Zion yang tiba-tiba meninjunya.

"Akh!" Rakel meringis dengan tangan yang tersilang di depan wajahnya menangis tinju Zion tadi, jika ia tidak refleks menangkis mungkin wajah Rakel sudah babak belur.

Tak sampai di situ saat Rakel baru menurunkan tangannya dari depan wajahnya Haru sudah berada di hadapannya.

Bugh!

"Ohok!" Nafas Rakel terasa terhenti di tenggorokkan saat tinju Haru menghantam ulu hatinya tak sampai di situ Haru menendang tubuh Rakel hingga terpelanting ke samping dan dari sana Zion seolah sudah menunggu ke sempatan untuk menyerang Rakel juga.

'Sial...jadi dari tadi mereka gak ngeluarin kekuatan mereka sebenarnya?' –Batin Rakel  sambil menahan sakit.

"Bocah songong" ucap Zion mencekram kerah baju Rakel dan mengangkat tubuh anak itu tinggi-tinggi sampai kaki Rakel tak menginjak tanah lagi.

Rakel melotot kaget terutama karena Zion mengangkatnya hanya dengan satu tangan.

"Dengan ini lo gak akan bisa lagi ngebacot" Usai mengatakan itu Zion menghantamkan Rakel ke lantai dengan sangat kuat membuat kepala anak itu sampai masuk ke dalam retakan lantai beton itu.

NGIIINGG!!!!

Rakel merasa kepalanya berdenging kuat, pandangannya mengabur hanya karena satu serangan itu.

Tubuh Rakel kembali di angkat menampilkan wajahnya yang sudah berlumuran darah dan terlihat lemas.

"Ha...diam juga lo" Ucap Zion namun di bandingkan dengan Zion Rakel lebih fokus pada gambaran yang kembali muncul di hadapannya.

Gambaran yang menunjukkan Zayan yang berdiri di tepi dermaga dengan ombak yang sangat kuat dan bersiap hendak loncak. Rakel menahan nafasnya tangannya terangkat seolah ingin menghentikan kejadian itu.

"Jang–uhuk! Blee!!" Zion beserta Haru terkejut kala melihat Rakel yang muntah darah sangat banyak.

"Haru lo ngerusak organ dalamnya?" tanya Zion.

"Gak" haru menggeleng pelan dengan ekspresi datar.

Zion mendecih tak percaya "Hah! Nih bocah ternyata dari tadi bertarung dalam keadaan sekarat begini? Lo emang Gabridipta ya... Tapi maaf aja ni, lo masih kalah jauh di bandingkan kita" Zion melepaskan cengkramannya dari kerah baju Rakel membuat tubuh Rakel langsung ambruk dan terbaring tak berdaya di lantai.

Rakel mencoba berdiri namun ia sudah tak mempunyai tenaga, ah...sepertinya ia benar-benar telah sampai pada batasnya. Sedari tadi Rakel terus memaksakan dirinya dan sepertinya sekarang tubuhnya sudah tidak sanggup lagi.

Rakel menghembuskan nafas lega...

'ya... Setidaknya kak Alexa sudah per–

Brukh!

Mata Rakel melotot kala melihat sebuah tubuh yang di lempar beberapa meter di depannya tepat di dekat pintu ruangan itu.

Tubuh itu adalah... 'kak Alexa?!'

"How could my VVIP, run away?" Rakel perlahan mengangkat kepalanya dengan sisa tenaga saat samar-samar mendengar suara lain di ruangan itu.

Tubuh Rakel seketika merinding dan pandangannya mendadak berbayang, saat ia melihat sosok pria yang hanya memakai bathdrobe berdiri di depan pintu itu.

"huh? Who is this brat?" Ia bertanya lagi namun Rakel sudah kehilangan tenaganya.

Rakel hanya terus menatap pria itu dengan mata sayuh yang seperti sudah tidak sanggup terbuka. Walau Rakel tidak pernah bertemu langsung dengan pria itu... Ia dapat mengenalinya hanya dengan aura yang di keluarkan pria itu.

Pria yang berdiri di depan pintu itu sekarang adalah

'LV.... Leader of Valcer...Sial'–Batin Rakel dan setelahnya ia kehilangan kesadaran sepenuhnya. Di detik-detik yang sangat penting Rakel....pingsan.

Selanjutnya, apa yang akan terjadi padanya?



To Be Continued...


HOLAAA GUYSS IM BACK! Wkwkwkw!, Hufthhh aku minta maaf banget ya, niatnya hari ini aku mau double update cuma ada sedikit kendala yang ngebuat aku gak bisa ngelakuinnya hiks.

Maaf banget minasaa~🙏

Jadi hari ini cuma bisa satu chapter aja, huhuhu. Tapi ku harap kalian enjoy dan semoga kalian paham sama adegan bela dirinya. Aku lama up gara-gara mikirin adegan bela diri itu dan bahkan saking buntunya aku minta pendapat temanku.

Terima kasih kepada temanku yang baik hati wkwkwkwk.

Yaudah enjoy reading ya guys dan maaf jika ada typo, namanya juga manusiaa.

Dont forget vote and comment!

and...

SEE YOUU IN THE NEXT CHAPTER😘 ;>

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

143K 9.9K 52
Cerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part ya...
1.7M 134K 52
[PART LENGKAP] 1. Namanya Nino. Remaja 15 tahun yang saat ini hanya tinggal bersama saudara kembarnya. Mereka berdua tinggal selama kurang lebih 3 ta...
2.5K 275 24
Menceritakan seorang vampir arogan, tindakan seenak jidat, punya kuasa yang melindungi dari segala tuduhan negatif. Bangsawan terkenal psikopat sadi...
133K 3.5K 19
TAHAP REVISI Cerita ini sebelumnya sudah pernah saya publish sebanyak 12 Bab di akun @aim_Key dengan judul My Childish Boyfriend __________-----_____...