Final Part - Chapter 103

45 0 0
                                    

Chapter 103

25 Desember 2017

"Jadi sekarang kita ke kuil mana dulu?" gw bertanya ke lisa yang baru selesai melakukan penitipan kunci kamar ke resepsionis penginapan. Penginapan yang dipakai sekarang sama ketika penginapan ketika gue baru nyampe di khatmandu beberapa hari yang lalu. Yang membedakan adalah kamar cewek dan cowok harus terpisah karena kamar yang sebelumnya gue dan yang lain pake sekarang sudah di booking oleh orang lain. Hari ini hari terakhir di khatmandu sebelum besok gue dan yang lain harus balik ke Jakarta. Dan sekarang, tanggal 25 Desember 2017, adalah perayaan Natal. "Sekarang Natalan ya, pantes banyak pernak-pernik khas Natal dimana-mana"

Iya, karena sekarang Natalan, dekorasi hotel dan beberapa spanduk disepanjang thamel dipenuhi dengan dekorasi khas Natal. Thamel pagi ini masih sepi, belum banyak aktifitas dan belum banyak toko yang menyediakan sarapan untuk dijual. Beberapa andong versi nepal sempat melintas ketika gue dan yang lain sibuk mencari tempat buat sarapan sebelum akhirnya kita semua memutuskan untuk membeli roti karena cuma roti sarapan aman dan dipastikan ke-halal-annya dibandingkan sarapan lain.

"Kita ke boudhanath stupa dulu" lisa menjawab ketika kami sudah duduk disalah satu kursi ditoko roti sederhana yang kebetulan sudah buka di kawasan pusat thamel. "Itu salah satu kuil wajib yang dikunjungin turis di nepal, karena kita sekarang masuk dalam kategori turis jadi kita juga wajib kesana hari ini."

"Gue gak berasa turis disini" budi menjawab santai. "Gue gak bermaksud rasis ya tapi kenyataannya emang muka-mukanya masih sering kita liat di Indo."

"Iya tapi tetep aja kita bukan warga asli ini" vivi yang duduk berhadapan dengan budi menjawab sambil mencari-cari sinyal wifi. "Kayaknya wifinya gak ada deh dari tadi gak ketangkep mulu sinyalnya"

"Gak tau sih gue udah gak mikirin sinyal lagi vi sekarang. Terakhir gue online di pokhara dengan sinyal ilang timbul" gw jawab perkataan vivi. "Jadi ada apa nanti di boudhanath stupa? Ini tempat yang dijadiin syuting dokter strange?"

"Ya ada stupa ukuran besar. Nih kalau dari internet gambarnya" lisa menjawab sambil mengulurkan handphone kearah gue. "Bukan, tempat syuting dokter strange itu di pasuphatinath, setelah dari boudhanath kita bakal kesana karena itu satu-satunya tempat di nepal yang gak hancur karena gempa di 2011. Jadi tempatnya pasti keren."

"Kita wajib foto-foto di pasuphatinath" budi langsung menanggapi perkataan lisa. "Kita harus cari angle yang bener-bener mirip sama angle pengambilan gambar dokter strange. Harus pokoknya"

"Setujuuuu" vivi menjawab ajakan budi. "Gue dan rendy siaap buat ngambil foto kalian."

"Eeh.. eeh.. Iya gue siap" gue menjawab perkataan vivi. Dikejauhan pesanan roti sudah hampir sampai. Roti yang gue pesen keliatan cuma dipanasin sebentar dan setelahnya dipotong-potong kecil supaya gak ribet buat dimakan. "Tuh rotinya udah dateng. Abis makan kita langsung berangkat takut gak ada waktu, malem kan kita masih mau beli oleh-oleh"

Dan ya bener, aktifitas hari ini cukup padet. Gue gak yakin ke-5 kuil yang sudah lisa rencanakan bakal bisa dikunjungin tapi yang jelas menjelang sore rombongan ini harus kembali ke thamel untuk beli oleh-oleh. Sebenernya di pokhara vivi dan lisa udah beli beberapa, tapi mereka bilang itu belum cukup dan gue masih harus nemenin mereka buat cari oleh-oleh lagi dithamel. Gue anggap ini sebagai hubungan saling menguntungkan karena gue juga belum sama sekali beli oleh-oleh dan gue butuh referensi lisa dan vivi dalam memilih oleh-oleh apa yang harus gue beli nanti.

Segera setelah ritual sarapan, gue dan yang lain langsung berangkat menuju boudhanath stupa dan perjalanan gak makan banyak waktu, cuma sekitar 15 menit menggunakan taksi yang udah disewa. Setelah taksi berenti dan lisa menyelesaikan urusan pembayaran, gue dan yang lain langsung menuju loket tiket. Ini loket tiket pertama yang gue temuin di nepal karena tempat-tempat lain sebelumnya sama sekali tidak memiliki loket tiket. Di loket ini jelas tertulis kalau warga negara perserikatan negara asia selatan diberikan harga tiket lebih murah dibandingkan turis asing.

Boudhanath temple atau beberapa bilang boudhanath stupa adalah tempat peribadahan warga nepal yang beragama budha. Segera setelah gue masuk kedalam area kuil, sebuah stupa berwarna emas berdiri besar ditengah area. Stupa raksasa ini berdiri diatas undakan tangga yang kurang lebih tingginya 2 meter. Dibawah undakan tersebut banyak biksu-biksu bersorban merah dengan kepala plontos berjalan mengelilingi stupa sambil berdoa. Gak cuma para biksu, para turis dan warga lokal yang datang kesini juga melakukan hal yang sama.

"Kita kelilingin dulu aja nanti baru masuk ke undakan stupa nya yuuk" vivi mengajak gue dan yang lain untuk memulai eksplorasi wilayah boudhanath. "Kita sekalian foto-foto"

"Mereka itu keliling buat ibadah vi." budi menjawab ajakan vivi. "Lah kita keliling mau ngapain, foto-foto aja? Hahaha"

"Iya lah, mau ngapain lagi" vivi menjawab. "Tuh bud liat aja ini area nya luas banget sampe banyak toko-toko souvenir disini disekeliling stupa. Boleh lah kita kelilingin satu-satu kali"

"Gue sih setuju" gue menjawab ajakan vivi. "Lis lu gimana?"

"Gue duluan masuk stupa ya? kayaknya didalem lebih adem" lisa menjawab ajakan gue. bau -bau bebakaran lebih terasa di area kuil dibandingkan sewaktu di area thamel. Banyak tali untaian bendera menjulur dari bangunan-bangunan disekeliling menuju dan berpusat ke satu titik ditiang tengah puncak stupa sehingga sekilas gue melihat mirip jaring laba-laba versi colorfull. "Kalian gak apa-apa keliling dulu aja nanti kita ketemu didalem"

"Bener ya? Kita ketemu didalem?" gw mengklarifikasi ucapan lisa barusan. "Gimana vi? Mau keliling atau mau ikut lisa?"
"Kita keliling dulu sambil nyari pintu masuk kedalem area tengah stupa aja gimana?" vivi tiba-tiba mengusulkan. "Lisa kayaknya juga belum tau pintu masuknya lewat mana, lagian kalau dikelilingin seluas ini capek juga cuy"

"Nah ini kayaknya lebih masuk akal" budi menjawab ajakan vivi. "Kita keliling dulu sambil nyari pintu masuk ke area tengah."

"Yaudah yuk cus" gw jawab ajakan vivi dan budi sambil melirik kearah lisa, lisa hanya membalas dengan senyum tipis sambil berjalan mengikuti vivi yang ada ada didepan.

perjalanan menyusuri kuil-kuil di khatmandu hari ini dimulai, dihari terakhir sebelum besok pagi rombongan ini harus kembali ke Jakarta.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang