Machapucare - chapter 56

41 0 1
                                    


"Ren?"
"Ya?"
"Ini keren banget"
"Iya gw tau"

Setelah beberapa langkah melewati gerbang, gw dan yang lain disuguhi pemandangan yang gak biasa. Didepan gw sekarang udah banyak stand-stand mobil dengan dekorasi apik berjajar membentuk barisan. Stand-stand mobil ini menjajakan makanan asli indonesia yang bisa didapat dengan gratis. Dan gw liat antrian stand mobil yang menjajakan kopi Aceh punya antrian yang panjangnya diluar akal sehat.

"Tau gitu kita gak usah sarapan kak" gw, abe dan kak apro berjalan ditengah keramaian tamu yang sedang memilah-milih makanan apa yang akan diambil buat sarapan sebelum acara dimulai. Stand-stand mobil ini jumlahnya gak terlalu banyak sih, mengingat panjang jalan menuju istana yang gak terlalu jauh.

"Iya, tapi antriannya juga udah panjang sih" kak apro nimpalin sambil melihat ke salah satu stand mobil yang menyediakan menu nasi goreng. Gw liat stand mobil ini, walaupun gak serame stand kopi, punya panjang antrian terpanjang kedua. Gak heran sih, mungkin banyak tamu yang gak sarapan dan lebih suka menu nasi untuk dipilih mengisi perut karena acara bisa aja berlangsung seharian. Stand mobil ini gw liat punya menu gak biasa, salah satu menu tamu yang sempet gw liat adalah menu nasi goreng yang disuguhi rendang.

"Jadi sekarang kita kemana kak?" gw yang sadar kalau tugas buat mendokumentasikan acara ini dimulai setelah kaki melewati gerbang masuk langsung mengambil beberapa foto stand mobil ini. Sarapan sih udah, tapi gak tau kenapa menu nasi goreng rendang yang sekilas gw liat kayak menggoda banget. Gw pengen minta izin ke kak apro buat masuk ke antrian stand mobil tersebut, tapi setelah sadar kalau konsekuensinya abe bakal ikut jadi gw batalin niat gw untuk mencicipi menu antimainstream tersebut.

"kita cari tempat duduk dulu yuk, kayaknya didepan istana banyak deh" Kak apro memberi saran. Sambil tetap melirik kearah stand mobil berjajar. Disepanjang sisi jalan banyak disediakan kursi-kursi bantal untuk jadi tempat duduk tamu yang mau menikmati sarapan, dan kebanyakan kursi-kursi bantal semuanya sudah terisi penuh.

"Sepanjang mata melihat, gw gak liat cewek paskibraka tadi lagi ren" abe bisik-bisik kearah gw. Gw tahu kalau dia udah masang target buat dapet foto cewek itu hari ini. Mungkin foto-foto lain gak akan ada nilainya dimata dia selaramg

"Iya gw juga sama, tapi lu liat deh be, gak ada cewek yang gak cantik disini, semua keliatan punya pesona semua, udah lah biasain mata lu buat melihat pesona cewek lain" gw jawab pertanyaan abe. Sepanjang perjalanan antara gerbang dan bangunan istana gw liat gak ada cewek yang gak punya aura keren. Gak cuma cewek sih, hampir semua tamu yang gw liat memperlihatkan kalau mereka memang bukan orang biasa. Tamu-tamu ini beberapa keliatan lelah dan letih dari sorot matanya, tapi mereka juga memperlihatkan semangat dan daya juang yang besar dibalik sorot mata yang letih. Penampilan yang ciamik, sorot mata tajam, dan ya semua aspek lain yang tersirat bikin gw berasumsi kalaupun bisa punya kesempatan ngobrol dengan salah satu tamu, obrolan mereka pasti berkisar tentang ide-ide mengolah limbah jadi bahan bakar baru atau ide buat memaksimalkan potensi rupiah supaya nilainya gak terus melemah. Dan ngomongin hal kayak gini bakal bikin gw keliatan gak berkelas kalau gw terlibat didalamnya.

"Nah itu, banyak banget tempat duduk kosong disana, yuk" kak apro menujuk sebuah taman kecil didepan area istana yang dari kejauhan memang dalam kondisi sepi. Taman berumput hijau tersebut dari jauh penuh dengan titik kecil warna warni yang gw yakin merupakan kursi bantal yang juga disediakan sebagai tempat istirahat. Di kejauhan gw juga liat ditaman ini ada kolam kecil dengan patung mirip ular melilit mengeluarkan air dari mulutnya di tengahnya.

Begitu sampai ditempat yang kak apro maksud, keterkaguman gw dan yang lain berlanjut, tepat didepan taman ini ada taman yang ukurannya hampir selapangan bola dengan latar danau kecil dan suasana rindang pepohonan dibelakangnya. Dilapangan ini lah nanti, menurut asumsi gw, acara inti dari perayaan sumpah pemuda ini akan berlangsung. Beberapa kru tv, wartawan-wartawan muda, dan partisipan yang ber-Pin merah darah berkumpul dilapangan itu dan sibuk mempersiapkan banyak kamera dan alat dokumentasi lain untuk mengabadikan jalannya acaranya.

"Kak ini keren banget nanti pasti acaranya" gw tanpa sadar berbisik ke arah kak apro. Dilapangan ini ada satu panggung yang diatasnya ada beberapa alat musik dan sound yang sedang dipersiapkan. Dipinggir-pinggir panggung tersebut ada banyak stand dengan bentuk melingkar yang gw asumsikan akan memajang kerajinan tangan para pengusaha muda keren untuk dipajang dan dilihat oleh para tamu yang hadir. Dan semua sedang dalam proses penyiapan yang menurut asumsi gw udah selesai sekitar 80%. Kak apro gak merespon ucapan gw, tapi gw yakin kalau dia juga sama lagi terkesan dan penasaran apa dan gimana acara nanti berlangsung.

"Ren, itu patung naga, fotoin gw disini cepet" abe yang langsung sadar kalau patung yang ada ditengah kolam adalah patung naga langsung meminta gw buat ngambil foto dia sambil dilatar belakangi dengan patung naga tersebut.

"Eh iya kita belum foto-foto, yuk foto dulu buat di post di instagram" Kak apro yang baru kembali dari kekaguman terlihat antusias setelah melihat gw menyelesaikan pengambilan foto buat abe dan langsung memilah spot yang tepat untuk dijadikan tempat foto. "Ren fotoin gw disini, sendiri dulu, nanti abis itu baru kita selfie yaa"

"Oke kaak, udah? 1.... 2... 3...."

Satu, dua, dan akhirnya banyak foto diambil ditempat ini untuk sekedar upaya merekam jejak kenangan karena pernah datang ke acara ini. Setelah proses upload dan kirim-kirim foto selesai, kak apro terlihat serius dan mulai membuka arah pembicaraan ke tujuan awal kita datang kesini.

"Jadi gini, nanti gw bakal hunting foto pak presiden, mungkin beliau baru datang agak siangan dimulai dari main bulutangkis dilapangan sana bareng susi susanti. Kalian berdua ambil apapun momen yang ada diarea panggung utama. Kita bakal misah" Kak apro memberi briefing tentang misi yang bakal dilakukan hari ini. "eh iya, kita bakal dibantu sama 2 orang lagi nanti, mereka bakal ngurusin live update buat dipost langsung, bukan buat field report. Ingat, kita semua bakal misah dan ngerjain tugas masing-masing"

"Siap laksanakan. Eh siapa lagi yang bakal dateng kak?" abe yang keliatan baru selesai dengan urusan per-instagraman tanpa tedeng aling mengajukan pertanyaan ke kak Apro. Gw yakin sih dia cuma denger bagian "kita bakal dibantu sama 2 orang lagi" aja.

"cewek, harusnya mereka berdua udah dateng karena katanya mereka udah standby disini dari pagi, nah itu mereka deh kayaknya" kak apro ngejawab sambil mengarahkan pandangan ke belakang punggung gw.

"Hai kak aproo" suara dua orang cewek bersamaan terdengar dari arah belakang posisi duduk gw, dan kalimat selanjutnya bikin gw jantungan setengah mati. "ini rendy kan ya?"

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now