Final Part - Chapter 92

45 0 0
                                    

Chapter 92

"Lis, lu gak apa-apa?" gw baru aja sampe didepan kamar setelah sebelumnya memesan minuman untuk lisa. Setelah sampai didepan kamar, gw liat lisa sedang duduk dengan posisi jongkok dan kedua kaki dirapatkan dengan kepala tertelungkup. Sekilas gw liat dia juga menggigil. Selain lisa, gw pribadi juga merasakah hal yang sama, suhu diluar sini terlalu dingin. "Lis?"

"Bentar, gw lagi ngetik pesan buat vivi." lisa menjawab tanpa menengadahkan kepala kearah gw. "Gw gak kuat harus lepas sarung tangan dan ngetik pesan kalau gak ditutupin kayak gini. Duduk kek cepet disamping gue sini biar gue ngerasa anget"

"Iya-ya gue duduk disamping lo. Tadi minumnya udah gue pesen" gw menjawab perkataan lisa dan mulai mengambil posisi duduk disebelahnya. Suhu udara semakin turun, gw perkirakan sekarang suhu ada dibawah 10 derjat celcius. Sesuai perkiraan, dalam waktu beberapa detik setelah gw duduk, badan gw mulai menggigil dengan intensitas yang gak tanggung-tanggung. "Bener lis dingin banget disini, yuk masuk kedalem aja."

"Dingin sih emang, tapi gw masih pengen disini, ren" lisa menjawab masih dengan posisi yang sama. "Vivi dan yang lain lagi nginep diuleri sekarang, jarak kita gak terlalu jauh kok paling sejam jalan kaki nyampe, jadi mungkin besok pagi keburu kita susulin"

"Bisman gimana? Dia sehat?" gw bergumam sambil menahan dingin. Sekilas terlintas dibenak gw untuk ngerokok dan dengan segera gw mengeluarkan rokok yang ada dikantong jaket gw. "Yakin besok bisa bangun pagi? Ngapain coba masih disini? Jelas-jelas mending dalem kamar."

"Ngapain juga gue nanyain kabarnya bisman? Udah jelas dia baik-baik aja lah bego." lisa menjawab. "Yang penting itu kabarnya vivi dan budi. Pokoknya kalau gue gak bangunin lu yang gue salahin, kita udah gak punya waktu lagi buat nyusul mereka selan besok pagi. Eh mana minumannya? Kok belum dibawain sih? Katanya udah dipesenin?"

"Nah kan baru aja lo minta nih si ibuknya dateng" gw jawab.

Wanita penjaga penginapan datang dengan membawa 2 gelas hot lemon tea diikuti oleh seorang anak perempuan membawa 1 blanket putih besar dibelakangnya. Wanita tersebut dengan anak perempuannya terlihat mengenakan jaket dan sarung tangan ekstra dibandingkan dengan terakhir kali gue melihat mereka. Malam semakin dingin, bintang-bintang dilangit semakin lama semakin berpendar jelas. Senyuman sang wanita penjaga penginapan gw balas dengan senyuman tipis setelah gw hembuskan rokok pertama gue.

"Here your cups of lemon tea and extra blancket" wanita penjaga penginapan berujar dengan aksen india yang kental dan baru gw sadari sekarang. "Lisa, if you need a hot water for showering, just tell me okay"

"Oh yes of course, thank you" lisa menjawab dan untuk pertama kalinya menengadahkan kepala kearah luar. "Rendy will come to you if we need a hot water for showering"

"Yes, i will glad to help you" sang wanita menjawab. "Have a nice sleep"

"Ya you tooo" lisa melambaikan tangan sembari berlalunya sang penjaga penginapan. "Have a nice sleep little girl"

"Harus banget bawa-bawa gue ya?" gw berkata ke lisa setelah sang penjaga penginapan kembali kekamar dan menutup pintunya. "Kan lu sendiri yang bilang gak mau mandi selama disini harusnya bilang langsung aja gak butuh air panas"

"Ya terus siapa lagi? Udah gak usah cerewet jadi cowok bisa gak?" lisa menjawab dan untuk pertama kalinya malam ini gw dan dia saling bertatapan disusul dengan rangkulan lisa di lengan kanan gue. Telapak tangannya sedang tidak memakai sarung tangan dan terlihat sekilas nama vivi ada di layar handphone lisa. "Kalau ada airpanasnya ya mau lah gue mandi, minimal sikat gigi atau keramas"

"Tumbenan rangkulan lu bikin anget" gw menjawab sambil mencium aroma rambut lisa. Segera setelah lisa merangkul gw tadi gw langsung merasakan sensasi hangat ditubuh gw. Sekarang gw berpikiran untuk saling menyandarkan kepala deh kayaknya lebih enak. "Nih minumannya minum dulu nanti keburu dingin"

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now