Final Part - Chapter 93

38 0 0
                                    

Chapter 93

Gw tiba-tiba ada dikantor duduk ditempat yang sama sejak pertama kali masuk dan mulai kerja. Gw disini bukan dengan setelan kerja melainkan dengan setelan naik gunung yang gw pakai untuk tracking kemaren. Gw liat sekeliling gue dan hampir semuanya sedang sibuk mengetik-ngetik sesuatu di layar keyboard. Semuanya terlalu mirip dengan kondisikondisi awal gw kerja. Bibi, iya bener, gw yakin banget bibi masih ada sekarang dan ketika gw arahkan pandangan gue kearah meja dia gw berasa melambung karena gw liat bibi disana, lagi kerja dengan tatapan khas dan rambut pendek lurus berponinya

"Bib...." gw panggil dia sambil secepat mungkin melangkahkan kaki kearah meja kerjanya. "Bib aku kangen"

Tapi bibi diam, bibi tetap mengerjakan sesuatu didepan layar komputernya tanpa menghiraukan panggilan gw padahal gw yakin suara gw bisa didengar oleh satu ruangan.

"Bib.. aku kangen" gw berlari kearah bibi dan mencoba menggapai tempat duduknya. "Bib ini aku....."

Tapi semua tiba-tiba lenyap. Tiba-tiba gw terbangun dengan kepala terasa sangat berat. Untuk beberapa saat gw bahkan tidak punya tenaga untuk membuka mata gw. Untuk pertama kalinya gw ngerasa kalau mati lebih baik daripada menahan sakit kepala gw sekarang. Gw coba untuk membuka mata gw dan gw liat lisa sudah tidak ada disamping gue dan bahkan gue ragu semua kejadian semalem itu nyata atau gak setelah gw ngerasa kalau gue bertemu bibi barusan.

Dikepala gw sekarang muncul cahaya putih yang kian membesar dan seolah-olah semakin menelan keberadaan gue kesana.

"Ren..." tiba-tiba gue denger suara lisa diiringi tepukan dilengan atas gw. Cahaya putih tadi mendadak menghilang digantikan oleh siluet lisa di dinding."Minum ini coba, gw miris liat kondisi tidur lu semalem, mungkin lu sekarang bakal ngerasain gejala hipotermia jadi lu mending minum paracetamol"

"Eh lis" gw dengan setengah sadar mencoba membalikkan tubuh dan berhadapan dengan lisa tapi gw gak sanggup. "Apa hubungannya hipotermia sama paracetamol"

"Udah minum, yang penting sakit kepala lu ilang dulu" lisa akhirnya berinisiatif membalikkan tubuh gue dan memberi gw obat. "Sekarang baru jam setengah 7, lu istirahat dulu aja, bentar lagi gw bawain sarapan, kita mulai tracking jam 9 atau jam 10 aja nanti."

"Tapi lis, lu gak apa-apa?" sekilas gw inget kondisi lisa semalem dan ngerasa gak percaya kalau dia gk apa apa sekarang.

"Gak apa-apa" lisa menjawab singkat sambil tersenyum. "Gw sehat, berkat lo ren. Makasih ya"

Ntah lah, tapi mendengar ucapan terimakasih lisa dan senyuman barusan bikin mata gw berat dan akhirnya gw pun tertidur.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now