Annapurna - Chapter 60

46 0 0
                                    


Chapter 60
Sabtu, 18 November 2017
Masa sekarang
Rooftop.

"bi, aku kamu anggep apa sebenernya?"

"Sahabat rendoi" bibi ngejawab. "Sahabat baik, buka dulu gih, kamu kan puasa"

—————————
Huuuftttt....
Huffftttttt....
Hufftttttt....

3 kali nafas panjang gw keluarkan. Gw di rooftop dan baru aja selesai menghabiskan seporsi nasi goreng Joni yang sengaja gw beli sepulang kerja.

"jangan lupa, PASPORT!"

Hape gw bergetar dan gw tahu pesan siapa yang bakal masuk: LISA. Ntah tapi pepatah yang bilang kalau cewek itu gak pernah bisa dibohongin mungkin emang bener. Lisa, gw gak tau deh dia bisa kayak gini karena apa, tiba-tiba tahu kalau gw belum sama sekali menyentuh urusan per-PASPORT-an dan setelah selesai menyemprot gw dia bilang kalau dia bakal ngingetin gw terus tiap malam untuk menyelesaikan urusan ini.

"Iya gw ngerti lu sibuk dan lu banyak urusan, jadi gw bantuin deh ya, tiap malem gw ingetin buat ngurusin PASPORT. Cupcupcup Rendy jangan takut"

Itu sih kata-kata terakhir dia yang gw inget setelah beberapa hari yang lalu nelfon. Lisa gak marah? IYA. Diluar dugaan ternyata lisa bisa ngertiin kesibukan gw dan bakal support gw dengan selalu mengingatkan kalau gw belum punya passport. Dia emang temen sejati, gw bersyukur banget punya temen se-empati Lisa seenggaknya sampai beberapa detik setelah telfon ditutup dan masuk 99 pesan chat (atau lebih ya?) dengan kata-kata dan kalimat yang sama.

"jangan lupa, PASPORT!"
"jangan lupa, PASPORT!"
"jangan lupa, PASPORT!"
"jangan lupa, PASPORT!"

Bomb kata-kata ini baru berhenti mungkin setelah dia punya urusan lain buat diselesaikan. Dan sekarang kata-kata ini masuk lagi ke handphone gw. Gw udah terbiasa sih. Semua pemikiran gw tentang kepedulian ini berubah dan ini bikin gw mikir buat lebih milih terjun bebas dari atap monas daripada harus ketemu lisa kalau seadannya PASPORT gw nanti gak selesai mengingat pengorbanan dia untuk mengingatkan gw lewat pesan chat dengan jumlah tak terhingga kayak gini. Walau bagaimanapun lisa bener, passport harus segera diselesaikan.

Tenang, minggu depan gw udah bisa memulai semua urusan persiapan ke khatmandu. Malam ini cerita yang sedang gw tulis bakal selesai. Gw tinggal melakukan finishing apa dan bagaimana ending kisah pertemuan singkat gw dengan bibi. Dan setelah beberapa hari ini merenungi kejadian Truth or Dare, gw berkesimpulan kalau Truth or Dare mending disembunyikan dan gak harus gw tambah kedalam alur cerita secara keseluruhan. Terlalu privasi sifatnya, dan beresiko.

Dan cuaca dibulan November mulai membasah (kalau kalian ngerti apa yang gw maksud). Sepanjang hari ini langit terus mendung, pun dalam hari-hari lain dalam seminggu terakhir. Sekarang rintik-rintik hujan sedang membasahi area sekitar Jakarta Pusat. Dibawah kilau gedung-gedung thamrin gw liat kalau hujan terkesan setengah hati untuk bertamu ke bumi. Monas, Pasar Senen, RSPAD, menteng, kemayoran dan beberapa tempat disekitar jakarta pusat mungkin sekarang sedang dipenuhi pengendara motor yang sedang memacu kendaraan secepat mungkin supaya segera sampai di tujuan.

I should be over all the butterflies...
But I'm into you...
And baby even on our worst nights
I'm into you...
Let 'em wonder how we got this far...
Cause I don't really need to wonder at all...
Yeah after all this time I'm still into you....
[youtube]r_sh_0-0b24[/youtube]

Harusnya gw sekarang lagi sibuk untuk ngelakuin persiapan Khatmandu, tapi kenyataan nya gw malah sibuk menyelesaikan penulisan cerita untuk bibi dan lagu "Still into you - Ashley tisdale" pas banget buat menggambarkan suasana hati gw ditengah hujan-hujan rintik sekarang. Setelah semua yang terjadi selama ini, gw tetap milih buat menyelesaikan cerita ini walaupun gw gak tau kabar bibi gimana diluar sana.

"jangan lupa, PASPORT!"
"jangan lupa, PASPORT!"
"jangan lupa, PASPORT!"
"jangan lupa, PASPORT!"

Pesan-pesan dari lisa masih tetap masuk dan cukup mengganggu sih sebenernya, tapi gw harus tetap fokus ke penulisan. Penulisan Chapter penutup (chapter 72) sekarang akan gw mulai dengan menambahkan versi video dari "Still into you" dan beberapa penggal lirik dibawah video tersebut. Video dan lirik dari lagu ini bakal bikin chapter penutup ini lebih kerasa feelnya. Liriknya begitu menggambarkan kebahagiaan gw kalau gw akhirnya bisa menyelesaikan penulisan cerita pertemuan gw dengan bibi. [I]Cause after all this time, i still into you, Bi...[/I]

Gw bakal jelasin semuanya malam ini. Gw bakal jelasin proses yang terjadi sebelum dan setelah gw ngasih bibi kado ulang tahun. Pemilihan kado ulang tahun bibi ini bukan proses yang asal-asalan. Selain ngasih action figure Ironman Hulkbuster gw juga ngasih diary buku hitam gw kedia. Untuk hadiah pertama gw berani sumpah demi apapun gw ikhlas ngasih kedia. Yang bermasalah itu adalah hadiah kedua, setelah hampir lebih setahun sempat terbesit dipikiran gw kalau diary hitam itu bakal disalah gunakan. Selain tentang hadiah ulang tahun, gw juga bakal jelasin tentang keberadaan mas Kosan yang hampir tidak tersentuh kecuali dibeberapa bagian kecil cerita. Gw bukan gak mau masukin mas kosan sih, tapi ya space nya memang kurang dan kemampuan gw belum bisa menghandle penulisan dengan jumlah karakter lebih dari ini. Sebagai konsekuensinya gw harus bisa menambahkan peran mas kosan dibagian sekuel, terutama tentang filosofi hidup yang gw dapet dari dia.

Ya dan sekarang, setelah hampir satu setengah tahun, akhirnya cerita ini bakal selesai dalam beberapa jam kedepan.

Aneh sih, tapi chat dari lisa juga mendadak berhenti.

rintik hujan, langit kelam, dan suasana syahdu kayaknya memang lagi berkompromi dan pengen jadi saksi atas selesainya penulisan cerita gw.

Cause after all this time, i still into you...

Lirik dari Ashley ini yang bakal menemani gw menuliskan chapter terakhir sekarang.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang