Annapurna - Chapter 73

49 0 0
                                    

Chapter 73

"Harus banget bawa barang sebanyak ini? Terus kenapa juga gak masuk bagasi aja?" gw protes ke lisa. Proses imigrasi dan segala tentang pemeriksaannya udah selesai dengan segala keribetan ransel gw dan lisa yang ukurannya gak lazim.

"Yee kan kita pergi 10 hari. Segini juga masih kurang" lisa menjawab sambil mencari-cari tempat duduk kosong yang bisa ditempatin. "Gate kita nanti disana deh, mending jangan jauh-jauh"

"Gak bakal jauh-jauh kalau ranselnya aja bikin ribet kayak gini" gw jawab.

"Nih bawain, kita duduk disana aja" lisa tiba-tiba menyodorkan tas kecil kearah gw sambil menunjuk salah satu kursi kosong yang letaknya tidak jauh dari gate H, gate dimana pesawat akan lepas landas nanti.

"Dihh, gak gitu juga kali" gw protes. Tapi disaat kayak gini semua bentuk protes kayaknya gak ada gunanya. "Masih di Jakarta, masuk pesawat aja belum tapi gw udah harus ngerjain hal-hal kayak gini"

"Ren, gw cewek, inget ya." Lisa menjawab sambil berjalan menuju kursi yang sebelumnya dia tunjuk.

"Oke" gw jawab singkat dan duduk dengan posisi bersebelahan dengan lisa. "Lis lu yakin, kan?"

"Yakin apanya?" Lisa menjawab sambil mengerenyutkan dahi. "Ke khatmandu? Yakin lah, lu yakin gak?"

"Ya yakin" gw jawab. "Maksud gw, liat coba kearah sana, budaya dan bahasa dan segala tentang khatmandu itu beda banget sama budaya kita. Dan disana gak ada yang dikenal sama sekali lisa. Gw ragu bahkan ada kedubes RI disana." gw melanjutkan sambil diam-diam menunjuk kearah beberapa orang berwajah asia selatan sedang mengobrol.

"Justru itu alasannya. disana nanti kita belajar" lisa menjawab. "Rasain gimana rasanya jadi totally stranger. Gak kenal siapa-siapa tapi lu dipaksa survive disana. Lagian punya destinasi lain? Singapura? Malaysia? Thailand? Terlalu mainstream. Atau ke lombok? Bali? Raja empat? Gak ada tantangannya rendy. Gw pengen ke islandia sebenernya, tapi masih kejauhan, buat sekarang nepal udah jadi pilihan destinasi yang paling pas"

"Lis, lu sekarang liar ya." gw menjawab setelah lisa selesai menyampaikan argumennya.

"Gw cuma belajar untuk jadi pribadi yang lebih baik" lisa menjawab. "Tenang, gw udah banyak riset tentang khatmandu dan himalaya, mulai dari makanannya, geografinya, keberadaan kuilnya, masyarakatnya, transportasinya, banyak pokoknya. Kita gak benar-benar pergi dengan nol informasi. Kalau ada apa-apapun ya itu jadi tugas lu sama budi"

"Gw tahu pasti akhirnya bakal jadi kayak gini" gw jawab singkat sambil mengambil minuman botol yang lolos dari proses penyitaan petugas bandara. "Gw deg-degan btw. Sekarang kita ke malaysia dulu transit 2 jam terus lanjut khatmandu?"

"Yes betul sekali" lisa menjawab sambil melirik kearah gw dan mengambil minuman botol yang ada ditangan gw. "Di malaysia nanti cuma buat ganti pesawat. Nah itu dia alasan kenapa gw gak mau naro ransel dibagasi, takut ranselnya kenapa-napa karena harus ganti pesawat itu"

"Parno gak ilang-ilang" gw kembali menatap kearah gerombolan orang berwajah asia selatan yang lagi berkerumun di meja registrasi. "Oh wajar sih, waktu itu kan sempet nangis-nangis gak jelas karena ransel ospek gw tinggalin di kos"

"Jadi gitu sekarang, oke fine, gw gak mulai cari masalah ya" lisa menjawab tenang. "Semisal nanti terjadi keributan jangan salahin gw"

"E-enggak gitu juga" gw dengan cepat membantah. "Gw cuma nostalgia, lisa"

Para penumpang dengan nomer penerbangan D310 dimohon untuk bersiap dan menunggu diruang tunggu karena pesawat sebentar lagi akan lepas landas.

"Lis, gw deg-degan" gw bergumam.

"Karena?" lisa tiba-tiba membalikan tubuh dan melihat kearah gw.

"Gak tau sih" gw jawab. "Deg-degan aja"

"Huffffft, jangan bikin parno rendy" lisa menjawab sambil memeriksa ulang isi ransel dan memastikan beberapa perlengkapan lain gak ketingalan. "Dalam beberapa jam kedepan, sekitar 7 mungkin, kita bakal sampai di khatmandu"

"7 jam yang panjang" gw jawab sambil melakukan aktifitas yang sama dengan apa yang lisa lakukan. "Gw gak ngasih tau bibi gw mau ke khatmandu"

"Gw juga gak ngasih tau... ngasih tau... ada pokoknya" lisa menjawab singkat. "Masing-masing kita punya kesamaan, so dont worry"

"Oke" gw jawab singkat.

Waktu terasa panjang. Setelah pemeriksaan perlengkapan selesai, gw pamit untuk pergi ke smoking area dan memutuskan untuk menenangkan diri disana. Smoking area letaknya bersebelahan dengan gate pesawat gw dan dari smoking area ini dan disana gw bisa lihat banyak pesawat sedang dipersiapkan untuk diterbangkan. Gw butuh waktu-waktu untuk sendiri kayak gini. Gw harus benar-benar siap mental sebelum pesawat terbang dan meninggalkan Indon

Puffttt....
Hembusan rokok pertama hari ini, sebelum nanti kemungkinan besar gak bakal ada hembusan-hembusan rokok lain dikhatmandu.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now