Annapurna - Chapter 61

40 0 0
                                    

PART III - Annapurna

Chapter 61

"Lis tebak gw dimana."
"Di kantor? Sepagi ini?"
"Bener, kantor apa tapinya"
"Kantor pajak? Kantor pln?"
"Salah, coba lagi"
"Kantor walikota? Kantor pemadam kebakaran?"
"Gak bisa serius dikit? Coba lagi"
"Kantor walikota? Kantor dinas perternakan?"
"Dih, ah udahlah. Gw dikantor Imigrasi sekarang"
"Sepagi ini? Ngapain?"
"Iya, mau bayar tagihan listrik sih rencana"
"tapi gak sepagi ini juga"
"sebenernya gw dikantor imigrasi atau dikantor pln sih ini? Harusnya lu peka dong Lis"
"dih.. Chat aja.. Gw siap siap kerja dulu"
Tut.. Tut....

Telfon ditutup.

"Gw dikantor imigrasi mau ngurus passport, tapi ada masalah dikit, bisa bantu gak?" Setelah telfon ditutup, segera gw kirim pesan ke Lisa tentang gimana situasi dan kondisi gw sekarang.

Dimulai di kemaren sore, ketika gw mencari informasi tentang apa dan bagaimana proses pembuatan paspor harus gw mulai. Setelah beberapa jam hasil pencarian gw dapet informasi kalau ternyata pembuatan paspor ini sebenernya syaratnya gak ribet-ribet amat. Cuma beberapa dokumen yang harus dibawa dan setelahnya gw akan diwawancara tentang tujuan pembuatan paspor sebelum akhirnya paspor siap cetak dan siap dibagikan. Dokumen-dokumen ini udah gw persiapkan dan masalah administrasi kayak gini harusnya bisa gw anggep selesai. Letak kantor imigrasi terdekat dengan posisi gw sekarang itu se-enggaknya ada 2: kantor imigrasi jakarta pusat dan kantor imigrasi jakarta utara. Kantor imigrasi jakarta pusat itu letaknya di daerah kemayoran, seenggaknya 15 - 20 menit dari posisi kantor sementara kantor imigrasi jakarta utara (ada beberapa opsi sih tapi yang ini gw cuma ambil opsi paling dekat) ada di daerah musim fatahillah a.k.a KOTA TUA. Gw kaget? Banget. Tempat yang biasa gw pake tidur-tiduran gak jelas ternyata cuma berjarak 3 menit berjalan kaki dari kantor imigrasi.

Tadi pagi gw sengaja bangun jam 5 pagi. Katanya proses pembuatan paspor ini membutuhkan proses pengantrian yang panjang dan semakin cepat sampai di lokasi maka semakin cepat dapet nomer antrian. Berpegang pada prinsip ini lah gw rela untuk bangun jam 5 pagi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor imigrasi yang bersangkutan. Tujuan pertama gw adalah kantor imigrasi jakarta pusat dan kalau semua berjalan lancar sebelum jam 10 gw bisa balik lagi kekantor.

Tapi semua mendadak berubah, urusan pengurusan paspor yang gw rencakan gak berjalan sesuai keinginan...

Gak perlu waktu lama untuk gw sampai di kantor imigrasi yang jadi tujuan pertama gw karena jalanan masih sepi. Setiba gw dikantor imigrasi jakarta pusat, gw liat kalau kantor tersebut masih sepi. Gerbang hampir sepenuhnya tertutup dan dari celah-celahnya gw liat kalau ada satu orang satpam dipos penjaga yang sedang menikmati rokok dan segelas kopi. Gw yakin ada yang gak beres karena menurut sumber-sumber yang gw baca semalem, jam segini itu harusnya udah banyak orang yang ikut ngambil antrian di kantor imigrasi.

"Pagi pak, ini benerkan ya kantor imigrasi?" gw mencoba berkomunikasi dengan satpam yang keliatan dari kantong matanya kalau dia belum tidur walaupun gw cuma bisa lihat dia dari kejauhan. "Pak, ini bener kantor imigrasi?" gw ulangi pertanyaan gw setelah pertanyaan pertama gak menghasilkan respon apa-apa terhadap satpam didepan gw.

"Eh, ada yang bisa dibantu mas?" satpam tersebut berdiri dan mengambil jarak sedekat mungkin dari gw yang berada diluar gerbang sambil menghirup rokok ditangannya. "Iya mas, sudah punya nomer antrian online kan ya mas?" satpam ini menambahkan.

"Maksudnya antrian online, pak? Bukannya langsung ngantri disini aja ya sekarang?" gw jawab.

"sekarang sistemnya sudah beda Mas. Hufft... sampean gak bisa ngantri disini lagi kecuali punya nomer antrian online, jadi bahasa kasarnya jadwal antriannya udah dijatah sesuai dengan si pelamar pasport" pak satpam menjawab sambil beberapa saat menghirup rokok ditangannya.

"Lah saya kan belum ngambil antrian online pak, gimana dong?" gw mulai panik. Jawaban pertanyaan dari pak satpam ini jelas berita buruk buat gw.

"Khusus jakarta pusat bisa daftar lewat WhatsApp juga Mas. Bentar saya ambil brosurnya, nih." satpam menjawab sambil menyodorkan sehelai brosur tentang tata cara pengambilan nomer antrian di kantor imigrasi jakarta pusat.

"Saya coba dulu ya, Pak" gw jawab sambil agak menjauh dari posisi pagar kantor. Berbeda dengan bagian halaman, disisi luar kantor ini sudah berjajar beberapa pedagang sarapan. Setelah beberapa menit mencerna isi brosur, gw pencet beberapa nomer telfon dihandphone gw dan lagi-lagi berita buruk masuk.

"Jadwal antrian yang tersedia adalah dibulan Januari tanggal 29, 2018"

Begitulah bunyi pesan balasan dari WhatsApp Ke-Imigrasian yang gw terima setelah mencoba mengkonfirmasi kapan jadwal antrian yang masih tersedia sebelum tanggal 16 Desember 2017. Jadwal kosong cuma tersedia di bulan Januari tahun depan.

"Biasanya akhir tahun emang suka padet mas, tapi gak tau sih ini katanya beberapa minggu kedepan bakal ada penambahan kuota sih, mas nya butuh kapan emang?" satpam menjelaskan setelah pesan konfirmasi jadwal kosong gw perlihatkan kedia.

"Saya butuhnya sebelum tanggal 16 desember pak, 3 minggu lagi lah, jadi butuh cepet gak bisa nunggu sampe januari" gw jawab. "gimana ya pak?"

"Wah susah mas, minimal ngambil jadwal itu ya 3 bulan sebelum lah." satpam menjawab. "atau mas coba ke kantor jakarta utara aja siapa tau ada yang kosong disana"

Dan setelahnya gw langsung berangkat ke kantor imigrasi jakarta utara. Hasilnya? Coba tebak. SAMA AJA. Sekarang gw cuma bisa berharap kalau lisa punya jalan keluar lain yang bisa bantu gw.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now