Final Part - Chapter 88

50 0 0
                                    

Chapter 88

"Lis, lu gak apa-apa?" gw yang sedang berjalan dibelakang lisa mencoba memastikan kondisi lisa sekarang. Gw dan dia cuma tinggal berdua. Bisman, vivi, dan budi sekarang ada didepan, mungkin berjarak sekitar 100-200 meter. "Dari tadi gw jarang liat tracker lain yang lewat yah, apa cuma perasaan gw aja?"

"Ren, ini sekitar 20 kali nya lu nanya gini ke gue" lisa menjawab santai dengan nafas sedikit terputus-putus. "Gw gak apa-apa kok, cuma sedang menikmati keindahan alam. Tadi di Nayapool rame banget yang registrasi buat mendaki, mungkin mereka milih jalur tracking yang beda aja sama yang kita laluin sekarang. Untuk poonhill kan memang cuma rute pemula, kemungkinan besar sih gak ada pemula yang mau naik gunung di bulan desember." lisa menjawab pertanyaan gw

"Dih pemandangan kayak beginian doang di Indonesia banyak keles" gw jawab perkataan lisa dengan melihat kondisi sekitar. Sepanjang trek yang dilalui memang belum ada pemandangan yang bisa gw liat selain rimbunan pohon, beberapa tebing tinggi, dan aliran sungai-sungai kecil dibawah trek. Kadang terdengar suara-suara burung dikejauhan tapi yang jelas dari tadi hampir tidak ada tracker lain yang lewat selain gw dan lisa. "Yang terpenting sekarang itu orang lisa, orang. Gw hampir gak pernah liat orang sama sekali dari tadi"

"Nanti juga ada" lisa menjawab lagi dengan nafas yang semakin berat. "Gw baru pertama kali tracking kayak gini ren, ngeliat pemandangan alam sambil naik gunung. Seger yah ternyata. Eh btw gw capek, duduk dulu yuk".

"Sekarang? Disini?" gw bertanya sambil melihat sekitar dan gagal menemukan apapun yang bisa dipakai sebagai media tempat duduk. "Kalau mau istirahat ya boleh. Masalahnya ada tempat buat duduknya apa gak lisa. Sekalian nanti lu minum dulu. Gw juga mau ngerokok"

"Jangan ngerokok disini!" lisa marah dengan nada suara yang lemah. Dia sekarang sudah duduk dipinggir jalan setapak gak beralaskan apapun kecuali beberapa dedaunan kering dan rumput. Tatapannya langsung lurus kearah rindangnya pepohonan dan langit biru dengan sedikit awan. "Gw pusing"

"Iya udah kalau gitu" gw jawab singkat dan berjalan kearah lisa. "Minum udah? Bawa makanan kan? Makan dulu coba"

"Oh iya, coba ambilin dalem tas gw ada kantong plastik item besar isinya minuman sama snack" lisa bergumam. "Untung tadi gak ditaro ditas yang bisman bawa kan?"

"Mana? Yang ini maksud lu?" gw jawab permintaan lisa sambil mengeluarkan sebuah kantong plastik hitam dari dalam tasnya setelah mencoba meraba-raba disana. Tas kemerahan yang lisa bawa ini ukurannya kecil dan dari hasil rabaan gw isinya cuma beberapa dokumen dan beberapa perlengkapan tracking serba praktis.. "Isinya cuma air minum doang gak ada snacknya"

"Ya udah gak apa apa deh" lisa berbalik dan mengambil kantong plastik hitam yang baru saja gw keluarkan dari dalam tasnya. "Gw haus banget dari tadi belom minum, lu mau? Bentar gw minum dulu. Udah, Ambil nih"

"Nanti aja lisa" gw menjawab sambil duduk disebelahnya dan mengambil botol minuman yang dia berikan. "Kira-kira bisman yang lain udah sampe mana yah?"

"Mereka pasti nungguin kita" lisa menjawab sambil menyenderkan kepala dibahu gw. "Sekarang hampir jam 2, harusnya bentar lagi kita makan"

"Mereka bakal nungguin kita ditempat makan maksud lu?" gw jawab lisa sambil melirik kearah rambutnya. Sekilas gw bisa cium aroma-aroma shampo dari sana. "Yaudah berarti yuk jangan lama-lama mangkanya"

"Ya kayaknya sih gitu" lisa menjawab. "Eh Ren, gw mau ngomong serius dulu mempung gak ada siapa-siapa. lu jangan ceritain kesiapa-siapa tentang apa aja yang udah gw ceritain ke elu ya."

"Kenapa emang?" gw balik bertanya. Dikejauhan untuk pertama kalinya gw mendengar banyak suara jejak kaki mendekat. Beberapa kali suara jejak kaki tersebut dibarengi dengan suara lonceng. "Lagian gw mau cerita kesiapa coba? Lagian yang lu ceritain kan cuma cerita tentangg...."

"Cuma tentang? Itu segalanya buat gue Rendy, lu gak ngerti" lisa menjawab pelan. "Ke Bianca pasti lu cerita. Lu kayaknya terbuka banget ke dia heran"

"Belum pernah ketemu bibi lagi" gw balas. "Lagian ngapain juga gw cerita tentang elu ke dia, dia gak bakal peduli. Tapi gara-gara lu ngomong bianca, gw jadi pengen ketemu dia lis. Gw kangen. Kalau semisal bibi masih ada, boleh gak gw ajak dia sekarang?"

"GAK BOLEH LAH BEGO!" lisa tiba-tiba bangun dan menarik beberapa helai rambut gw. Sakit. Suara jejak kaki sekarang terdengar semakin dekat. Dikejauhan gw liat seorang penduduk lokal berumur 50 tahun sedang memimpin sekelompok hewan ternak yang dilengkapi kantong-kantong khusus dipunggungnya untuk membawa beberapa barang-barang keperluan desa. "Lu gak mau cerita tentang bianca ke gw?" lisa bertanya sambil menyenderkan kepala dibahu gw lagi.

"Namaste, eh ren ngomong namaste atau apa kek." lisa berbisik pelan ketika penduduk lokal tersebut melewati posisi duduk gw dan dia. Sekarang setelah jarak gw dan bapak ini makin dekat gw baru tau kalau yang sedang dibawa oleh binatang-binatang ternak itu buah-buahan.

"Eh iya, Namaste" gw bergumam sambil merapatkan kedua telapak tangan dan tersenyum kearah bapak tua tersebut, sibapak membalas dengan gerakan yang sama sambil tersenyum. "Apa tadi? Pengen cerita apa tentang bianca, semua udah gw ceritain, katanya kan lu baca cerita gue"

"Gw gak percaya sama lu, itu masalahnya" lisa menjawab. Nafasnya kedengaran sudah teratur sekarang. "Pasti ada beberapa bagian yang gak lu ceritain, pasti banget. lagian gw juga gak punya waktu buat baca curhatan elu rendy, dih buat apa gak penting tau gak"

"Kok kayak ngegas" gw jawab pertanyaan dia sambil melirik kearah kepalanya yang sekarang ada dipundak kanan gw. Lagi-lagi bau shampo sebelumnya tercium. Gw pengen ngerokok, pengen banget. Kenapa lisa gak nyender ditempat lain aja sih. Pohon dibawah tempat duduk gw dan dia sekarang banyak banget padahal. "Ya udin kalau gak mau tau ngapain nanya-nanya coba. Eh lis tidur kayaknya enak ya disini."

"Iya sumpah suasananya enak banget emang." lisa menjawab. "Ceritain sesuatu dong ke gw, apapun deh ren gw lagi pengen denger suara lo, jangan diem aja."

"Cerita apaan?" gw jawab. "Hem gimana kalau kita cerita tentang kado ulang tahun gw buat bibi?"

"Boleh" lisa menjawab singkat. "Gw belum tau itu gimana ceritanya"

"Begini lisa" gw mulai menceritakan kejadian gw ngasih kado ulang tahun buat bibi."kalau lu udah baca cerita gw lu harusnya tau kalau beberapa bulan pertama masa-masa kerja gw penuh sama cerita tentang bibi. Jadi kira-kira dibulan april tahun 2016, pikiran gw penuh sama rencana buat ngasih sesuatu ke bibi. Waktu itu gw bingung banget lis, bukan bingung tentang mau ngasih apa doang tapi gw juga bingung kapan sebenernya bibi ulang tahun hahaha. Dan akhirnya dengan berbagai pertimbangan akhirnya sampai lah gw ke kesimpulan kalau gw bakal ngasih dia mainan ironman karena gw liat desktop dia punya wallpaper ironman. Belinya juga gak sembarangan, gw pengen mainan ironman yang gw kasih ke bibi nanti limited edition. Jadi gw cari keseluruh sudut tempat yang bisa jual mainan kayak gini dan akhirnya...."

"Lis? Lisa?" gw kaget ketika melihat kesamping dan mendapati kalau lisa sedang tidur. "Gak tidur juga kali lis, lisa? Oi!!"

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now