Machapucare - chapter 51

41 1 0
                                    

"Kak, aku udah dilantai 11"
"Yee, kan udah dibilang tunggu di lobby depan, siapa juga yang mau kesana pagi-pagi gini"
"Astaga, ya udah aku turun sekarang"
"Iya, cepet. Hati-hati"

Pagi-pagi, jam 6 juga belum, gw udah dikantor buat ketemu sama kak Apro dan berangkat ke Istana Bogor tempat acara perayaan sumpah pemuda dilakukan. Hari ini, hari sabtu, harusnya jam segini gw masih dikosan untuk sekedar tidur-tiduran sebelum jam 10 nanti jam kantor dimulai. Tapi karena gw udah janji untuk ikut ke Bogor bareng kak Apro jadi rutinitas tidur-tiduran untuk hari ini gw tiadakan dulu.

Dan sekarang gw ada dilantai 11, jauh dari tempat janjian yang udah kak Apro bilang sebelumnya. Gw putusin buat pake setelan serba hitam untuk memenuhi janji gw datang dengan setelan serapi mungkin. Dilantai 11 ini suasana sepi banget. Suasana gak enak udah gw rasain waktu didalam lift tadi karena mendadak lift sedikit berguncang sebelum akhirnya berhenti tepat di lantai 11 sebelum pintu resepsionis. Mungkin maksud Kak Apro untuk hati-hati ya karena lift suka tiba-tiba ada goncangan. Mungkin.

Disini, sesuai dengan perkataan kak Apro, lagi gak ada siapa-siapa. Gw liat beberapa kardus diletakkan dipinggir meja resepsionis dengan beberapa terompet berwarna merah didalamnya. Beberapa gelas plastik yang isinya endapan kopi juga ada diatas meja resepsionis. Ntahlah, menurut tebakan gw semalem itu lagi ada acara dan satpam yang bertugas sengaja nyeduh kopi buat nge-ronda.

Gw bingung harus kemana dan gw putusin untuk duduk beberapa saat diruang resepsionis yang setengah gelap. Kak apro bilang kalau dia lagi di lobby. Dan kalau harus ke lobby lagi berarti gw harus turun pake lift horror yang barusan nganterin gw kesini. Tapi menurut akal sehat orang normal, pilihan buat naik lift jelas lebih masuk akal daripada harus turun lewat tangga. Cuma opsi ini yang gw punya sekarang mengingat waktu terbatas dan gw harus cepet ketemu kak Apro untuk berangkat ke Bogor. Kantor yang gelap dan gak berpenghuni ini harus gw tinggalin.

Dengan berat hati gw langkahkan kaki gw lagi ke tempat lift yang bakal nganterin gw turun ke bawah, dan gak perlu nunggu lama lift pun datang. Didalam lift ada 1 - 30 tombol yang menunjukkan jumlah lantai yang ada digedung ini, gw yang berencana untuk kelantai 1 tanpa pikir panjang langsung memencet tombol "1" karena kesana lah tujuan gw sekarang untuk ketemu kak Apro. Ketakutan akan ada goncangan lagi mendadak hilang di pikiran gw sampai akhirnya menjelang lantai 7 lift tiba-tiba berguncang.

Lift tiba-tiba berguncang dan guncangan ini bikin gw kaget se-kaget kagetnya. Ntah lah, tapi yang jelas guncangan ini cukup kuat buat bikin orang dewasa tersungkur. Gw jatuh dan bersamaan dengan jatuhnya gw pintu lift pun terbuka.

Didepan lift, untuk ukuran pengunjung gedung jam 6 pagi, gw liat gak ada siapa-siapa. Lift gak akan berhenti tiba-tiba kalau gak ada orang yang "meminta" lift buat kesana. Tapi sekarang, pagi ini dilantai 7, tiba-tiba lift berhenti didepan lantai kosong yang gak ada siapa-siapa.

Perasaan gw gak enak. Udara pagi didalam lift mendadak berubah, untuk sekilas gw cium aroma bunga-bungaan dan beberapa aroma amis yang datang dari pintu lantai 7 yang terbuka tadi. Pintu lift yang harusnya segera menutup juga gak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak. Diluar, gw patikan gak ada satu orang pun yang lagi nunggu kedatangan lift ini.

Tapi mendadak dari ujung tangga yang berada didepan lift, gw liat seseorang datang mendekat. Bayangan ini keliatan aneh banget. Sekilas gw liat kalau bayangan ini adalah seorang cewek berambut panjang dengan pakaian yang berwarna gelap. Anehnya makin dekat bayangan cewek ini aroma-aroma gak sedap kecium makin pekat.

Gak, gak mungkin orang ini yang mencet tombol lift untuk berhenti dilantai ini, posisi dia terlalu jauh, dan kayaknya dia bukan orang biasa. Senormalnya manusia kalau turun dari tangga pasti bakal menghasilkan bunyi langkah kaki, tapi bayangan ini gak, turun meluncur dengan cepat dan begitu dia sampai didasar tangga sekelebat banyak banget luka dan noda darah gw liat ditubuhnya. Dan seketika itu juga gw sadar kalau cewek ini adalah cewek yang sebelumnya gw liat di lawang sewu.

Cewek yang penuh luka dan noda darah ini terus melayang datang menuju kearah gw. Gw panik, gw coba buat pencet tombol lift untuk menutup pintu tapi lift gak bergeming sedikit pun. Di lantai ini sepi banget, gak ada satupun orang yang bisa nolong gw sekarang kecuali pintu lift bisa tertutup dan bisa membawa gw kebawah secepat mungkin.

Si cewek yang bergaun merah ini datang makin deket kearah gw. Gw panik, gw gak bisa lagi ngelakuin apa-apa. Gak ada nyokap, gak ada gea, kak Apro yang sekarang di loby, pokoknya gw sendiri sekarang dan gak ada yang bisa nolong. Langkah kaki gw terlalu berat untuk sekedar melangkah keluar dan lari turun lewat tangga menuju lantai dasar.

Ditengah keputus-asaan gw, tiba-tiba dari arah samping pintu lift datang cewek berdress putih berambut panjang dengan senyum yang manis kearah gw dan tiba-tiba pintu lift tertutup buat bawa gw ke lantai dasar

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now