Final Part - Chapter 102

41 0 0
                                    

Chapter 102

Khatmandu
H-2 kepulangan.

Gue pengen ulang semua dari awal lagi. Sebelum pergi ke Khatmandu gue belum pernah sekalipun keluar negri. Rencana sih ada tapi semua cuma sekedar rencana. Dulu di zaman-zaman kuliah, karena kebanyakan jumlah perempuan dibandingkan laki-laki yang otomatis bikin suasana "Rajin kuliah" kerasa banget,, pergi keluar negri masih jarang dilakuin pelajar-pelajar seusia gue karena waktu itu (mungkin juga berlaku sampe sekarang) kesibukan mahasiswa farmasi itu cuma ngelab dan ngelab sambil pacaran buat yang udah punya pacar.

Lepas dari bangku kuliah, ketika sedang sibuk mencari pekerjaan, gue juga gak kepikiran buat melanglang buana ke negeri orang walaupun bahasa inggris gue gak jelek-jelek amat. Seperti yang udah gue ceritain, selepas masa kuliah gw memasuki masa hiatus yang cukup lama, sendiri tanpa kontak dengan dunia luar, dan waktu itu gue cuma fokus ke hobi nulis yang sebenernya udah gue mulai dari masa-masa kuliah dulu. Gue gak tau kehidupan-kehidupan lain diluar sana karena waktu itu gue belum mengenal kehidupan ibukota, gue cuma anak kuliahan dari bandung yang mencoba mencari tempat buat mengaplikasikan ilmu gue.

Semenjak dapat pekerjaan, dan gue ketemu bibi, gue mulai kenal gimana rasanya jadi anak jakarta. Gue mulai aktif lagi di instagram, mulai aktif scroll-scroll feed ig walaupun waktu itu belum ada insta story dan aktifitas lain yang kesannya anak millenial banget. Gue juga mulai kenal trend travel ke luar negeri sejak bibi pergi jalan-jalan ke malaysia. Dan dalam proses adaptasi ini gue juga sadar kalau pergaulan gue ketinggalan jauh dibandingkan pergaulan temen-temen lain se-usia gue.

Dan setelahnya, bibi pergi, gue goyah, terus datang ajakan lisa untuk pergi ke khatmandu. Sekarang, setelah hampir 8 hari di Khatmandu, gue ngerasain kalau pergi jalan-jalan itu bukan masalah tempat tapi masalah dengan siapa kita menghabiskan waktu dan seberapa berkualitas aktifitas yang kita lakukan ditempat yang kita kunjungin. Maksud gue berkualitas yah jalan-jalan boleh, tapi makna dari jalan-jalan yang pengen lo dapet apa sebenernya? Sekedar jalan-jalan juga ke thamrin pulang kerja bisa disebut jalan-jalan.

Setelah tracking poonhill selesai, gue dan yang lain langsung balik ke pokhara. Sang pemilik penginapan masih menyambut dengan senyum ramah yang sama ketika kami berangkat 4 hari yang lalu. Lisa terlihat udah mendingan karena udah bisa buat gue dan yang lain bayar uang kas untuk 3 kali waktu demi melunasi pembayaran fee guide Bisman. Barang-barang yang dititip ke pemilik penginapan pun terlihat gak disentuh sama sekali. Dan seperti janji sang pemilik penginapan, malam harinya gue dan lisa dipertemukan dengan "love", seorang cowok berambut gondrong tinggi (sekilas tampak tidak terurus dan mabuk) datang menghampiri gue dan lisa diteras penginapan di pokhara.

"Hi guys" sang pengginapan menyapa gue sambil duduk dikursi tunggal teras. " i heard you have done your tracking today, it was fun?"

"Ya, a little bit fun, but i felt a little bit afraid too" lisa menjawab. "I am soryy, you are love? Why did you call yourself that? Huftt, The whole tracking things is just unforgetable for me"

"Do you believe there will always be a spritual spirit like ghost even in this place?" gue menyambung perkataan lisa. "Because we both have seen, i would rather call it ghost because it felt so real, not only in jakarta but also in our way to ghandruk"

"Thats a hard question" love menjawab. "I have gone for a many many places in the world, alone. And same as you, i always questioning myself 'what did i search for? Why i do this travel things?' and everytime my heart feel uncomfort i always see things that i dont want to see, everytime always, until i got to this place and i find peace. Now i want to share a question for both of you, what did you think life is? Is life has a meaning for you or you just dont know what is life?"

"What is life for me?" gue menjawab. Lisa tampak bingung dengan pertanyaan yang diberikan love dan tampak penasaran karena love tidak menjawab pertanyaan dia tentang nama panggilannya. "I never think that before, i just work everyday sometimes write too, and thats my life."

"Ya me too" lisa menjawab singkat. "Its a simple question but quite hard to find the answer. Its make me feel like living a bad life after all."

"Honestly guys, i dont even know the answer" love menjawab sambil menyeruput minuman yang dia bawa sebelumnya, dari baunya gue perkirakan kalau itu anggur. "For me life is about love. Its only about how we appreciate each other because i felt that humanity is only about that. We are gonna gone, leaving all of this behind after all. So without anget and negative feeling, we can life in peace, spreading love everywhere we want and..."

"So that the reason why people call you love" gw menyambung perkataan love yang keliatan menguap dan tertidur setelah sebelumnya meminum sesuatu dari gelasnya. "Keliatan gak waras sih, tapi yang diomongin dia bener lis"

"Yes" love tiba-tiba terbangun dan menyambung perkataan gue. "I think i am gonna sleep now. You guys come from Indonesia? I must visit that place sometimes. If you need just knock at my door. If not because the fucking old man ask me to come here..."

"No its not problem" gue menjawab perkataan love. "Have a nice sleep then"

Gak ada yang bisa deket dan saling kenal tentang kehidupan masing-masing cuma dari obrolan 5 menit tentang arti hidup, begitulah gambaran dari hasil obrolan ringan gue dan lisa bersama love malam setelah sampai di pokhara. Gue dapat satu hal dari obrolan ini tentang mencari arti hidup dan tentang menyebar kebaikan. Nasihatnya simpel dan sering gue denger, tapi ngedenger nasihat ini dari orang setengah mabok yang katanya udah datang ke banyak tempat malah ngasih gue cara pandang tentang hidup yang baru.

Pagi harinya perjalanan pulang dari pokhara menuju khatmandu juga gak terlalu banyak drama. Lisa yang gak seantusias sebelumnya sekarang memilih duduk berdua vivi dan gue harus duduk berdampingan dengan penduduk lokal terpisah dari budi karena tidak tersedia bangku kosong untuk dua orang. Selama 8 jam gue merenungi apa tujuan gw sebenernya dan apa tujuan gue datang ke nepal udah tercapai, hasilnya negatif, yang artinya gue belum dapet apa-apa selama 8 hari di nepal. Momen perenungan panjang, sambil memegang topeng kecoklatan yang gue dapet dari kampung tibet, mulai dari mendarat di bandara, keliling pokhara, tracking di poonhill, sampai akhirnya kembali ke khatmandu saat ini masih menyisakan beberapa pertanyaan dalam benak gue tentang "arti ketenangan" yang jadi tujuan gue dateng di negara ini.

Ntah lah, mungkin ketenangan hidup itu cuma ilusi, maksudnya gak ada satu orang pun didunia ini yang bisa hidup dengan tenang, bebas dari masalah, segala keinginan terpenuhi, bahagia selamnya, dan segala hal positif lain kecuali lu ada garis keturunan langsung dengan ratu inggris atau pemimpin dunia lain. Tapi ya hidup sebagai orang terkenal bakal sangat mengancam privasi juga dan itu momok paling menakutkannya. See, hidup tenang itu ilusi, tujuan gue dateng ke negara ini buat mencari ketenangan itu cuma khayalan gue, lisa, dan yang lain.

Atau mungkin gue dan yang lain memang belum mengunjungi tempat tenang yang ada di khatmandu? Tempat tenang lain yang punya arti tenang yang beda dengan dengan arti tenang sewaktu gue mengunjungi world peace pagoda?

Besok pagi, setelah bebrapa jam yang lalu gue dan yang lain akhirnya sampai ke khatmandu lagi, lisa sudah berencana untuk mengunjungi beberapa kuil yang ada dikhatmandu termasuk kuil yang dijadikan tempat syuting dokter strange. Gak cuma satu atau dua kuil, jumlah kuil yang bakal dikunjungin itu ada 5 dan semua tersebar di dalam kota khatmandu.

Dan semoga disalah satu kuil ada orang yang bisa menjelaskan apa arti mencari ketenangan hidup ke lisa, gue, vivi, dan budi.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now