Annapurna - Chapter 75

45 0 0
                                    

Chapter 75
Minggu, 17 Desember 2017
Jam 04.30 Waktu asia bagian selatan
Khatmandu

"Ren.... Ren... Bangun...." samar-samar gw dengar suara cewek memanggil gw.

"Susah" suara itu tiba-tiba berkata. "Coba lu yang bangunin lis"

Gak lama berselang, suara kedua terdengar dengan frekuensi berbeda dan gak kira-kira.

"REN BANGUN" suara lisa terdengar diikuti dengan hantaman bantal ke badan gw, gak cuma sekali tapi berkali-kali. " BANGUN GAK!!!"

"Apaan sih, kalem" gw terbangun dan mencoba duduk sambil membuka mata. "Orang se-penginepan juga bakal bangun kalau suara lu gak woles kayak gitu lisa"

"Ya seenggaknya lu bangun kan" lisa menjawab sambil melempar bantal kearah wajah gw. "Mandi sana, airnya dingin banget, gw gak kuat sekarang, gw nanti aja tunggu air panasnya idup dulu"

"Yaudah gw juga nanti" gw jawab sambil merebahkan tubuh, lagi. "Gw juga tunggu air panas idup dulu"

"Gak ada waktu lagi, rendy" lisa menjawab dan duduk disamping kepala gw sambil memukul-mukul bantal, lagi. "kita berangkat jam 6"

"Hmmm, jangan ganggu kesenangan orang bisa gak sih" gw bergumam sambil tetap memejamkan mata.

"LU yang ganggu kesenangan kita, bus-nya cuma sehari sekali nanti berangkat jam 6" lisa menjawab dan dengan nada yang sama seperti sebelumnya.

"Iya.. Iya.." gw dengan terpaksa bangun dan perlahan mulai sadar akan kondisi sekitar.

Setelah semalam nyampe khatmandu, dari bandara Tribhuvan gw dan lisa langsung menuju Thamel yang merupakan pusat pariwisata di daerah khatmandu. Bandara Tribhuvan, yang merupakan satu-satunya bandara internasional di Nepal, berbeda segala sisi dibandingkan bandara soekarno-hatta. Fasilitas, pelayanan, tata ruang, semua masih terlihat kuno dibeberapa sisi. Ntah, mungkin sengaja dibiarkan seperti itu supaya para turis yang dateng langsung dapet feel klasik-nya.

Setelah bernegosiasi dengan supir taxi yang ada didepan bandara (sebenernya ada opsi lain dengan memesan di agen taxi dalam bandara tapi harganya mahal), gw dan lisa langsung menuju thamel. Sepanjang jalan bebeberapa kali mobil berguncang karena harus melewati lubang-lubang jalan. Malam kemarin, sepengamatan gw, jalanan khatmandu sepi. Suasan sepi langsung hilang ketika memasuki kawasan thamel. Ruko-ruko bergaya hindu klasik berjajar dengan dibatasi jalan selebar satu mobil. Banyak bendera berbentuk persegi dan berwarna-warni digantung dilangit langit jalan. Berbagai papan dengan tulisan "Annapurna trip", "Himalayan healing", "tibet tea" terpampang didepan-depan ruko. Dan setelah pencarian yang panjang akhirnya gw dan lisa tiba dilokasi penginapan bertepatan dengan vivi dan budi yang baru saja pulang dari berburu power bank.

Gw buka mata gw pagi ini. Penginapan ini, penginapan yang sekarang gw, lisa, vivi, dan budi tempatin, punya ukuran kamar jumbo. Ada 4 kasur (masing-masing 2 dibatasi oleh sebuah dinding besar dengan lorong ditengahnya) disediakan dan kamar mandi yang posisinya tepat berada disebrang kasur gw. Budi terlihat masih tidur-tiduran dikasur sebrang, sedang memainkan handphone. Vivi? Ntah lah, setelah sebelumnya gw denger suara dia, sekarang dia mungkin sedang mempersiapkan barang bawaan untuk ke pokhara di area kasur khusus perempuan. Dan Lisa sedang berada dikasur gw, marah-marah gak jelas.

"Bud, lu mau mandi duluan?" gw tanya budi dengan mata setengah tertutup."Gw males beneran"

"Sama gw juga" budi menjawab sambil melirik sebentar kearah gw."dingin banget"

"Ehem.." lisa berdeham

"Ya udah gw duluan" gw yang sadar kalau lisa masih disini berinisiatif untuk mandi duluan supaya mood ke pokhara gak hancur oleh lisa. "Gw mandi duluan ya lis, astaga udah jam 04.40 sekarang"

"Iya" lisa menjawab "cepet ya rendy"

Gw bangun dan segera mengambil ransel 55 liter yang udah gw packing di Jakarta. Barang bawaan gw gak banyak. Ada 3 buah jaket (1 jaket windproof dan water proof, 2 jaket katun berhoodie), beberapa lembar pakaian, handuk, alat mandi, kamera, dan tas kecil berukuran 15 Liter yang bakal gw bawa kemana-mana, dan beberapa perintilan kecil lain yang gak terlalu makan tempat. Simpel? Iya begitulah. Yang ada dibenak gw cuma semaksimal mungkin meminimalisir beban.

Gw duduk sebentar ditempat tidur, berencana mencerna apa yang sebenernya sedang terjadi sampai tiba-tiba suara lisa terdengar lagi.

"Cepet mandi!"

Gw bergegas masuk kamar mandi dan bener kata lisa, airnya terlalu dingin. Terlalu... dingin...

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Where stories live. Discover now