"Mommy, udah."
Scarlett menunjukkan ayakan yang tersisa sedikit lagi dari tepung dan bubuk coklat yang kasar.
"Stal udah." Star juga menunjukkan ayakan miliknya.
Mauren tersenyum senang dan mendorong wadah berukuran sedang. "Ayo tuang ke dalam sini." Pintanya.
Star dan Scarlett menurut, mengangkat wadah kecil milik masing-masing dan menuang sesuai interuksi Mauren. Wanita itu juga membantu memperbaiki posisi wadah agar campuran tepung dan coklat tidak berceceran.
Ketiganya duduk di kursi kecil dan meja pendek sesuai ukuran kedua bayi Mauren. Mereka membuat kue, membiarkan anak-anaknya yang masih kecil membantu sambil belajar.
Star dan Scarlett tentu saja sangat senang. Mereka memiliki alat-alat berukuran mini yang pas di tangan-tangan mungilnya. Mauren mengajari mereka memecahkan telur yang beberapa kali kulit cangkang dan isinya bercampur.
Mauren melelehkan coklat di atas kompor listrik sambil mengawasi bayi-bayinya mengambil cangkang dari wadah telur. Setelah beres, bayi-bayi itu melapor dengan wajah semringah.
Mauren beberapa kali memberikan kecupan beruntun. Dia sangat gemas pada keduanya, mereka juga tidak rusuh karena Mauren dan Alex benar-benar mengajari bayi-bayi itu untuk bersabar dan menunggu interuksi.
Telur dalam wadah itu tidak sepenuhnya bersih. Masih ada cangkang-cangkang kecil yang tersisa. Mauren membersihkan sebelum mencampur semua bahan.
Star dan Scarlett berbinar senang saat Mauren mencampur telur dan gula. Kedua bayi itu ikutan menuang dengan sendok kecil kemudian mencampur lagi menggunakan mesin.
Mauren terkekeh melihat wajah bayi-bayinya memutih saat menuang tepung. Star dan Scarlett tidak mau hanya diam saja. Mauren memilih repot menuang tepung ke dalam wadah kecil kemudian pada masing-masing anaknya agar mereka ikut menuang.
"Tuang cemua." Kata Star berbinar.
"Campul lagi." Tambah Scarlett senang.
Mauren terkekeh lalu menyalakan mesin mixer. Mencampur semua bahan dan kedua bayinya mendekat sampai tengkurap di atas meja mini tersebut.
"Mommy, Stal mau coba." Pinta Star mengulurkan kedua tangannya.
Mauren menggeser sedikit badannya di belakang Star. Meletakkan posisi tangan Star pada gagang mixer kemudian mengarahkan alat tersebut.
"Scallet mau." Scarlett juga tertarik.
"Kakak dulu ya. Giliran adek udah selesai." Kata Mauren.
"Nggak mau." Star menggeleng keras kepala.
"Mau..." Scarlett protes.
"Habis ini giliran kakak, okay." Kata Mauren pada Star.
"Iya." Jawab Star setuju.
"Bilang apa sama kakak?"
Star menoleh pada Scarlett yang berusaha bersabar menunggu. "Kakak, adek dulu ya. Anti kakak."
"Kakak dulu." Scarlett menggeleng kepala tidak mau.
"Sebentar lagi, kakak." Kata Mauren.
"Bental lagi, kakak." Star mengikuti. Scarlett cemberut sebal, kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Udah..." Tambah Star dengan senyum puas. "Cekalang kakak."
Scarlett menerima dengan semangat. Mauren terkekeh dan mengajari Scarlett seperti Star. Scarlett sangat bersemangat meski tangannya tidak kuat memegang mesin mixer.
Star menonton dengan baik. Dia mendekatkan wajahnya sampai hampir masuk ke dalam wadah.
"Kebelakang dikit, adek. Supaya nggak kena." Mauren menghentikan pekerjaannya sambil menjauhkan badan Star.
Star menurut meskipun dia sangat penasaran. Lengannya juga ikut memutih, Star dan Scarlett senang memakai pakaian tanpa lengan.
Setelah semua tercampur, Mauren menuang ke dalam loyang. Star dan Scarlett juga menuang ke dalam loyang kecil dan berceceran. Bahkan sampai mengenai pakaian dan badan mereka.
Tubuh Star dan Scarlett yang kecil dan pendek tampak lucu saat keduanya mengangkat loyang dan memasukkan ke dalam oven.
"Selesai." Ucap Mauren saat mereka bertiga menutup pintu oven.
"Holeee..."
"Hole, holeee..."
Star dan Scarlett bertepuk tangan bahagia sambil menggoyang-goyangkan badan. Mauren terkekeh bahagia dan menggendong gemas.
"Sekarang, ayo beresin dapurnya." Ajak Mauren.
Star dan Scarlett mengangguk lalu turun dari gendongan Mauren. Mereka kembali duduk di kursi mini. Mauren mengarahkan mereka untuk memasukkan sampah-sampah ke dalam kantong keresek. Juga menyusun wadah-wadah ke satu tempat untuk di cuci.
Star dan Scarlett juga ikut mengelap meja dengan kain serbet. Kemudian mereka mencuci piring. Star dan Scarlett berdiri di sisi kiri serta kanannya di atas kursi.
Mauren memberikan wadah kecil berbahan stainless kepada masing-masing dan mereka langsung mengelap menggunakan kain serbet. Wanita itu tersenyum tipis, bayi-bayinya sangat serius.
"Mommy, udah." Kata Star.
"Ini masih ada." Mauren menunjukkan bagian yang belum kering. Dia juga membantu membalikkan wadah dan Star mengelap bagian pantat panci.
"Mommy mau lagi." Scarlett memberikan wadah panci pada Mauren.
Mauren memberikan wadah lain dan Scarlett menggosok dengan serius. Meskipun sudah kering, tetap dilap.
Mauren mengajak mereka mandi dan mengganti pakaian setelah selesai mencuci piring. Star dan Scarlett memeluk leher Mauren sembari sesekali membalas kecupan wanita itu.
Pakaian mereka sangat kotor. Bercakan telur ditambah lagi dengan tepung dan bahan-bahan mengandung minyak seperti butter.
Di rumah itu hanya ada mereka bertiga saja. Rose pergi arisan sedangkan Alex dan Robert bekerja. Mauren meminta asisten rumah tangga tidak perlu repot-repot membantu mereka, karena wanita itu hanya ingin bertiga bersama anak-anaknya.
Selesai bersih-bersih dan mengganti pakaian, Mauren mengajak mereka lagi ke dapur. Bayi-bayi itu berlari semangat, mendorong pintu sambil menjerit bahagia.
"Udah, Mommy?" Tanya Star. Dia dan Scarlett duduk kembali di kursi dan meja set berukuran mini.
"Sebentar ya, sayang." Jawab Mauren.
Wanita itu tersenyum melihat kue dalam panggangan masak sempurna seperti yang dia diinginkan.
"Mommy, punya Callet." Ucap Scarlett mengingatkan.
"Iya, sayang."
Mauren meletakkan di atas meja tinggi kue-kue tersebut. Sembari menunggu dingin, Mauren mengolah cream untung menghias kue.
Star dan Scarlett lagi-lagi mendapatkan bagian masing-masing. Mauren memberikan cream dalam plastik mengerucut berukuran kecil.
Mereka juga menyiapkan beberapa jenis makanan manis seperti coklat, permen warna-warni, hiasan kue dan lain sebagainya.
"Aaa..." Mauren menghias kue dan memotong beberapa bagian. Dia menyuapi pada Star dan Scarlett yang diterima dengan semangat.
"Eeeemmm, enak." Ucap Scarlett dengan ekpresi lucu.
"Enak..." Star menambahkan, mulutnya sampai penuh dan kedua pipinya makin gempil.
Mauren tersenyum sambil terkekeh. Mengecup mereka bergantian. Kemudian Mauren memberikan masing-masing kue kecil lengkap dengan cream.
Bukan pertama kali bagi mereka membuat kue. Sehingga bayi-bayi itu makin semangat. Mauren juga membantu membantu memperbaiki hiasan kue, setelah itu membiarkan keduanya bereksperimen.
Star memasukkan cream sangat banyak sampai tumpah. Tidak lupa mencoel dengan jari lalu memasukkan ke mulut sampai wajahnya cemong-cemong.
Begitu juga dengan Scarlett. Dia menabur banyak sekali butiran coklat warna-warni. Tentu saja sambil mencicipi, bahkan setengah dari kuenya sudah habis dimakan. Lalu ditutupi lagi dengan cream.
Mauren hanya tersenyum, beberapa kali mereka menunjukkan hasilnya pada wanita itu. Keduanya juga sesekali mendekat pada kue Mauren, mencoel dengan jari dan memasukkan ke mulut.
Mauren mengelap dahinya dengan lengan karena saat tangan sibuk bekerja ada saja yang tidak beres, sepeti pelipis gatal.
"Hei..."
"Daddy...."
"Daddy..."
Star dan Scarlett menoleh pada pintu lalu menjerit. Keduanya turun dari kursi mini dan berlari menghampiri lelaki itu.
Alex terkekeh melihat wajah mereka sangat berantakan dengan cream kue. Alex mengecup gemas bergantian dan menghampiri Mauren. Wanita itu hanya tersenyum tipis dan melanjutkan pekerjaannya.
Alex baru pulang kerja. Dia tidak menemukan anak-anak dan Mauren di kamar dan taman belakang. Lebih dulu mencari mereka sebelum mengganti pakaiannya. Lelaki itu pulang lebih cepat dari jam kerja biasanya.
"Bikin apa?" Tanya Alex.
"Kue." Jawab Scarlett.
"Bikin kue enak." Tambah Scarlett.
"Daddy udah pulang kelja?" Tanya Star.
"Sudah." Jawab Alex mengiyakan. "Star sama Scarlett bikin kue apa?"
"Kue enak." Jawab keduanya sambil manggut-manggut.
"Kue oklat."
Sekali lagi Alex mengecup mereka bergantian. "Grandma mana?"
"Pelgi."
"Hem, pelgi."
"Grandma nggak ngajak pergi?"
"Nggak." Scarlett menggelengkan kepala.
"Bikin kue." Tambah Star menjelaskan.
"Coba kita lihat kuenya." Ucap Alex. Dia menurunkan kedua bayinya dan kembali duduk di kursi masing-masing.
Star dan Scarlett menunjukkan punya masing-masing. Alex tergelak senang sambil menerima suapan bayi-bayinya. Alhasil, kue kecil buatan Star dan Scarlett hanya tersisa sedikit lagi.
"Kue Mommy cantik." Puji Alex sambil mendekat. Mauren memberikan sentuhan terakhir pada salah satu kue buatannya. Kemudian meletakkan di atas meja tinggi.
Mauren hanya tersenyum tipis dan menoleh sekilas saja.
Alex memandang Mauren sendu. Lalu mengangkat tangan untuk menyentuh bahu istrinya. Mauren sampai kaget dan menahan nafas.
"Maaf." Alex berujar pelan dan melanjutkan aksinya.
Mauren tidak nyaman dan berontak sedikit. Dia merasa sedikit risih bersentuhan dengan Alex terutama di bagian tubuhnya yang sensitif.
Alex mengumpulkan rambut Mauren pada genggamannya lalu menggulung dan menjepit dengan jedai yang longgar. Ternyata dia kurang mahir, rambut Mauren kembali terjuntai.
Mauren akhirnya diam saja. Tidak berani menoleh ke belakang atau ke samping. Dia memang merasa kurang nyaman dengan jedai yang longgar dan beberapa rambut berjuntai.
Alex memandang tengkuk Mauren yang tampak menggoda sampai menelan saliva. Tidak sengaja fokus sampai Mauren merasa panas.
Lelaki itu tersenyum dan menggulung lebih kencang dari sebelumnya sampai semua menyatu. Kemudian menggulung lagi di kepala.
Rambut Mauren lebih sehat dan lebat dari yang dulu. Dulu masih cuek dan sibuk. Sedangkan sejak berpisah dari Alex, Mauren benar-benar menata hidupnya.
Begitu juga dengan sekarang, setelah dia punya anak. Mauren hanya fokus menjadi ibu rumah tangga yang menjaga dan mendidik kedua bayinya.
Mauren tidak memiliki kegiatan lain. Hanya pikirannya yang tidak tenang, sehingga untuk mengalihkan semua itu. Dia mencurahkan semua perhatian dan waktunya untuk bayi-bayinya.
Sehingga, meskipun Star dan Scarlett masih kecil. Mereka banyak sudah belajar banyak. Tidak membiasakan main ponsel karena Mauren juga bosan.
Dengan adanya Star dan Scarlett. Mauren merasa mengulang kembali masa kecilnya. Dia bisa belajar banyak menyulap mainan dari beraneka ragam bahan. Bermain cat air dan mengabadikan cetakan tangan atau kaki bayi-bayinya menjadi gambar hewan, bunga dan lain sebagainya.
Mauren menjadi sangat kreatif setelah menjadi seorang ibu. Alex sampai takjub, tidak menyangka Mauren menjadi ibu yang hebat untuk anak-anaknya.
"Euh..."
Mauren kaget sampai menahan nafas. Alex mengecup tengkuk Mauren lembut dan penuh perasaan.
Alex menahan perut Mauren dengan lengannya dan memeluk dari belakang. "Ini gambar apa, Mommy?" Tanya Alex mencairkan suasana. Dia tahu Mauren tidak nyaman, tetapi Lelaki itu ingin tidak ada jarak di antara mereka lagi. "Spongebob?" Tebaknya.
"Hem." Jawab Mauren singkat.
"Pombob?" Star dan Scarlett langsung tertarik.
Star dan Scarlett turun dari kursi mereka kemudian memanjat kursi tunggi. Mereka sangat penasaran dengan hasil hiasan Mauren.
Alex malah terkekeh tanpa melarang kedua bayinya. Mereka bahkan menaiki meja dan duduk mengelilingi kue tersebut.
"Cantik?" Tanya Alex pada kedua bayinya. Posisi Alex masih memeluk Mauren dari belakang, menyandarkan dagunya di atas bahu istrinya.
"Antik." Star membenarkan.
"Pombob." Tambah Scarlett.
Kedua bayi itu tidak sabaran. Mereka menoel krim lalu memasukkan ke mulut. Mauren menghalau tangan mereka, juga juga sangat tidak nyaman dengan Alex di belakangnya.
"Jangan ya." Pinta Mauren sambil berusaha melepas tangan Alex dari pinggangnya.
"Pombob, Mommy." Tunjuk Star.
"Mau mamam, Mommy." Tambah Scarlett. "Pombob." Mereka berdua menunjuk-nunjuk tokoh karakter yang dihias oleh Mauren.
"Awas sebentar." Ucap Mauren pelan pada Alex.
"Sebentar." Jawab Alex tak kalah pelan sehingga anak-anak tidak mendengar. "Kangen."
Saat itu juga, Mauren merasa ingin meledak.
***
Jakarta, 02 Februari 2022
Ciyee... Ketemu tiap hari tapi masih kangen aja.
Next :
⚠️Spam komen!⚠️
Follow :
Ig : iLa_dira
Tiktok : iLaDira69
Jangan lupa mampir di Karyakarsa yak.
Part terakhir POV Alex sudah di publish lho.
Kalian bakal tahu gimana Daddy Alex