Alex mendorong pintu kamar dan berhenti sesaat. Dia memandang Mauren sedang berdiri di balkon dan tidak menyadari kedatangannya. Alex menutup pintu pelan dan menghampirinya. Memeluk Mauren dari belakang membuat wanita itu kaget dan berusaha melepaskan diri.
Alex tidak mau melepaskannya, dia mendekap Mauren lembut namun erat. Menyampirkan dagu pada bahu Mauren tanpa suara membuat wanita itu menyerah.
"Kamu kepikiran anak-anak?" Tanya Alex beberapa saat kemudian.
Mauren tidak menjawab. Dia membuang pandangan dan kedua mata tiba-tiba berkaca-kaca.
"Nggak perlu dipikirin. Anak-anak masih kecil. Nanti mereka akan lupa." Ucap Alex. "Aku akan nunggu kamu."
Mauren tidak menjawab, hati kecilnya bergejolak. Anak-anak mulai protes dengan keadaan mereka. Namun, dia tidak berani mengambil langkah sebesar itu.
"Kalau kamu bersedia, kita bisa pulang sebentar supaya mereka nggak penasaran lagi. Aku nggak akan maksa kamu tinggal, aku akan ikutin kemauan kamu, nyamannya kamu. Aku nggak akan menahan kamu kalau kamu nggak nyaman lagi, kita akan balik ke sini."
Mauren tidak menjawab. Bukan kali perta mendengar anak-anak penasaran dan ingin ikut dengan Alex. Mereka bahkan meminta dengan sangat-sangat sampai emosi bayi-bayi itu tak bisa diluapkan dengan leluasa.
Alex selalu berhasil meyakinkan mereka. Tapi itu tak akan berhasil lama, saat Alex kembali. Mereka pun protes lagi dengan wajah polos dan tak berdosa.
"Kami akan nunggu kamu. Kita fokus perbaiki sedikit demi sedikit." Ucap Alex menambahkan. Dia pun ingin menunjukkan pada anak-anak kemana dia pergi selama ini. Tetapi balik lagi pada inti permasalahannya, Alex tidak akan pernah memaksakan Mauren lagi seperti dulu. Sudah cukup Mauren pergi sejauh itu, Alex tidak akan egois lagi.
"Dua minggu." Ucap Mauren pelan.
"Hem?" Alex kaget dan terdiam. "Kamu serius?" Tanya lelaki itu sembari memutar badan Mauren.
Mauren menggigit bibir bawahnya. Sudah terlanjur keluar dari bibirnya. Alex membingkai wajah Mauren dengan tatapan berharap.
Akhirnya Mauren mengangguk pelan membuat senyum Alex lebar. "Terima kasih, sayang." Ucap Alex sembari memeluk Mauren erat. Dia tersenyum lebar, sangat bahagia dan tidak perlu lagi membuat anak-anak kecewa.
Anak-anaknya yang baik dan pengertian. Mereka tidak pernah mengamuk saat keinginan bayi-bayi itu tidak terpenuhi. Namun, wajah polos mereka yang bikin Alex mencelos.
"Kami langsung pulang kalau anak-anak nggak nyaman." Ucap Mauren sebagai pertimbangan di awal untuk Alex.
Alex sedikit keberatan, tetapi dia tidak punya pilihan. Alex mengangguk dan tersenyum, kembali memeluk Mauren yang tak berusaha menolak.
"Anak-anak pasti seneng." Kata Alex berbisik.
***
S
tar dan Scarlett sangat antusias. Mengenakan pakaian rapi dan kekinian, ransel di punggung masing-masing serta boneka kecil yang dipeluk salah satu tangan. Sedangkan tangan satu lagi berpegangan tangan pada Alex dan Mauren.
Tria berjalan di belakang membawa kebutuhan bayi seperti biskuit, dot dan pakaian ganti dalam tas kecil.
"Daddy, kita ke lumah Daddy, kan?" Tanya Star memastikan sambil mendongak.
"Iya, sayang." Jawab Alex membenarkan.
"Di lumah Daddy ada mainan banyak?" Tanya Scarlett.
"Ada dong."
"Telus apa lagi?" Tanya Scarlett.
"Ada masak-masak?" Star menambahkan penasaran. "Peda?" Star berkedip dengan bulu mata lentik dengan mata bulan.
"Semuanya ada." Jawab Alex meyakinkan mereka.
"Holeeee..." Star dan Scarlett mengangkat tangan tinggi-tinggi. Mereka sangat senang dan tidak sabar sampai di rumah Alex.
Alex tersenyum melirik Mauren. Dia mengangkat kedua bayinya ke dalam troli dan mendorong sambil sesekali tergelak. Mauren hanya membawa tas di bahu dan jaket anak-anak serta Alex.
"Anti kita pulang lagi ke sini?" Tanya Scarlett.
"Iya, lumahnya nggak dibawa." Jawab Star membuat Mauren dan Alex tertawa.
Star dan Scarlett mengedarkan pandangan mereka. Kedua bayi itu sangat takjub dengan hal-hal baru yang mereka temui. Mereka juga patuh di saat harus turun dari troli dan masuk pintu sensor.
Keduanya menunjukkan tiket masing-masing pada petugas. Meletakkan ransel dan boneka pada box untuk diperiksa melalui scan, kemudian menerima dan menggendong ransel itu seperti semula.
Anak-anak sedikit kaget saat pesawat yang mereka tumpangi lepas landas. Mereka duduk di pangkuan Mauren dan Alex. Memeluk erat dan mengintip diam-diam dari dada kedua orang tuanya.
"It's okay, sayang. Kita terbang." Bisik Alex sembari mengusap-usap lembut punggung Scarlett.
"Mommy, kita terbang?" Tanya Star memastikan.
"Iya, sayang." Jawab Mauren.
Setelah guncang pesawat tidak lagi terasa. Barulah bayi-bayi itu berani melonggarkan pelukannya. Mereka mengintip keluar dari jendela pesawat. Alex menunjukkan beberapa hal yang mereka temukan di atas langit. Seperti gedung-gedung pencakar langit, kendaraan yang tampak kecil serta lautan yang luas.
Sedangkan Mauren sedang berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Karena jujur saja, sejak Mauren setuju ikut pulang meskipun hanya untuk sementara saja. Dia tidak bisa tidur, memikirkan semua secara berlebihan.
Dia tidak siap dengan kemungkinan yang ada dalam pikirannya. Bahkan dia sampai pergi menemui Pierre sehari sebelum keberangkatan dan menceritakan semua ketakutannya.
Pierre meyakinkan Mauren, semua akan baik-baik saja. Mauren hanya perlu percaya pada Alex dan menghidupi overthingking. Karena kekacauan itu berasal dari pikiran yang berlebihan.
Alex menyadari perubahan Mauren. Wanita itu menjadi pendiam membuat Alex hendak mengurungkan keberangkatan. Namun, dia mencoba meyakinkan Mauren. Semua akan baik-baik saja, Mauren hanya perlu tenang dan berpikir positif.
"Ini lumah Daddy?"
Setelah perjalanan panjang yang meremukkan badan. Akhirnya keluarga itu sampai di lobby apartemen Alex. Syarat utama dari Mauren masih sama seperti dulu, dia tidak mau tinggal di rumah yang pernah Alex berikan untuknya maupun di hotel. Mauren tidak nyaman dan terbebani.
Mereka disambut baik oleh petugas dan membantu membawa beberapa koper barang-barang. Star dan Scarlett beberapa kali lengah ke tempat baru yang mereka kunjungi. Mereka semangat dan tidak berhenti bertanya tiap kali menemukan hal baru.
"Iya." Jawab Alex. "Suka?"
Mereka keluar dari lift dan berjalan ke unit apartemen Alex. Lelaki itu memasukkan password lalu mengajak masuk. Bayi-bayi itu membeliak takjub, rupanya apartemen itu terlihat sangat memukau dengan balon-balon dan hiasan untuk menyambut kedatangan mereka. Ada banyak sekali mainan untuk Star dan Scarlett.
"Banyak balon." Jerit Scarlett semangat.
"Daddy semua mainanannya punya ciapa?" Tanya Star mendongak.
"Punya Star sama Scarlett." Ucap Alex.
"Wahhh..." Star dan Scarlett melebarkan mata senang.
"Timacih, Daddy."
"Maacih, Daddy."
Star dan Scarlett memeluk Alex dan mengecup pipi lelaki itu bergantian. Kemudian kedua bayinya berlari menghampiri balon-balon dan mainan. Mereka langsung lupa masih lelah dalam perjalanan.
Alex tersenyum senang melihat bayi-bayinya menyukai apa yang sudah dia siapkan. Alex melihat Mauren merasa canggung di apartemen tersebut. Dia masih berdiri dan mengedarkan pandangannya.
Tria sedang sibuk mendorong koper ke sebuah kamar. Gadis itu juga merasa lelah sekaligus senang. Akhirnya dia bisa bertemu dengan keluarganya lagi.
Masih ingat dengan jelas bagaimana kejadian satu tahun yang lalu. Tria yang belum pernah ke kota jauh malah di ajak Mauren pergi ke benua lain. Tria bahkan tidak mau pergi, tetapi dia tidak tega membiarkan Mauren sendirian.
"Terima kasih, Mauren." Ucap Alex tulus.
Mauren hanya tersenyum tipis. Jantung Mauren berdentang kencang. Dia menurut saat Alex menyuruhnya langsung istirahat.
Mauren melangkah pelan-pelan. Kembali ke apartemen itu membuat perasaan Mauren kacau. Tetapi dia berusaha menekan rasa itu. Dia akan berusaha yang terbaik.
Mauren mengajak anak-anak bersih-bersih dahulu. Mereka butuh istirahat setelah perjalanan panjang. Untungnya mereka sudah makan di airport sehingga tidak perlu repot-repot cari makan lagi.
"Lumah Daddy kecil." Kata Star pada Alex.
"Nggak ada ail semplot-semplot." Tambah Scarlett tidak mau kalah.
Mauren dan Alex sedang memakaikan baju pada keduanya setelah selesai mandi. Meskipun baru tiba, tetapi kedua bayi itu sudah mengelilingi rumah dan hanya menemukan beberapa ruang.
Mereka sudah terbiasa tinggal di rumah dan pekarangan luas. Hampir tiap sore main air di taman, main hujan buatan dan berlari-lari di atas rumput. Berlindung di bawah pohon rindang dan tidak jarang guling-guling.
Mereka juga memiliki ruang bermain, menonton. Box mainan yang super besar. Bahkan kitchen set serta peralatan dapur pribadi dalam kamar.
"Daddy punya rumah besar." Kata Alex. "Besok kita ke sana."
"Ada ail semplot-semplotnya?" Tanya Scarlett memastikan dengan kalimat belepotan.
Mauren sampai melotot. Dia tidak mengajari bayi-bayinya untuk frontal seperti itu.
"Ada semua." Jawab Alex. "Mau?"
"Mau, mau..." Scarlett dan Star menganguk membenarkan.
"Daddy kelja sini?" Tanya Star.
"Ada kantor Daddy. Tempat kerja Daddy."
"Antol?" Scarlett membeo polos
"Hem, mau ke kantor Daddy?" Tawar Alex. "Nanti ketemu Onty Vio sama Uncle Biru."
"Mau." Sekali lagi bayi-bayi itu mengangguk setuju.
"Kalau begitu, ayo tidur dulu. Besok kita ke kantor daddy." Ajak Alex.
Star dan Scarlett mengambil tempat rebahan di tengah-tengah Alex dan Mauren. Mereka menerima dot dan langsung tenang.
Mauren juga ikut membaringkan tubuhnya. Memeluk Star dan mengecup pipinya beruntun. Star memutar badannya menghadap Mauren lalu memeluk leher wanita itu.
Mereka tidur saling berhadapan dengan nafas saling menerpa. Sedangkan Scarlett memeluk boneka membuat Alex tersenyum tipis.
Dia memandang Mauren sudah pulas. Alex lebih dulu membersihkan badannya kemudian mengganti pakaian.
Sebelumnya bergabung di atas ranjang, dia mengambil dot kedua bayi itu dan meletakkan di atas nakas kemudian mengecek ponsel sampai Scarlett bergerak memeluk kakinya.
Alex kembali tersenyum. Mereka berempat memang akan tidur di kamar yang sama seperti biasa. Apartemen itu tidak memiliki kamar buat anak-anak, karena ruangan yang satu lagi sudah ditempati oleh Tria.
***
Jakarta, 10 Januari 2022
Akhirnya Mauren mau ikut pulang.
Tapi cuma 2 Minggu doang.
Kalo nggak betah, langsung balik lagi.
Semoga nggak ada apa-apa ya, Mom :)
Noted : Scarlett dan Star matre sejak dini!
Wkwkkw canda. Cuma realistis aja kok hahahhaa.
Jangan lupa mampir di Karyakarsa yak. Jangan lupa pake voucher.
Yang lain bakal gue cicil.
Gue moodnya akhir-akhir ini kurang banget buat nulis.
Butuh tempat healing lagi keknya kwkwkwkw
Ayo, dong. Bantu gue kumpulin dana buat healing biar overthingking kek Mommy baby twin 😆
Banyak healing = banyak ide!